sabtu11

292 25 6
                                    

Gulf menuruni ojol dengan tergesa-gesa. Raut mukanya bahkan tak berubah sejak ia mendengar berita putusnya hubungan Bright.

"Dimana?" Tanya Gulf dari sambungan telfon.

Gulf mengangguk, dengan alis yang mengkerut tanda sebenarnya ia tak terima dengan jawaban seseorang diseberang sana.

"Sialan, berani bohongin gw." Gerutu Gulf setelah menutup panggilan telfonnya.

Gulf tetap berjalan menuju Condo Mew yang sudah ada di depan matanya. Ia tak percaya dengan omongan buaya seperti Mew, karena jelas-jelas Gulf dapat melihat Mobil Mew yang terparkir rapi pada halaman depan Condonya.

"Lo pikir lo bisa lolos dari amukan singa macem gw? Gak." Ucap Gulf, sembari memencet password Condo Mew tanpa sungkan.

Pintu terbuka, dengan segera Gulf masuk, "sini lo buaya ngomong empat mata sama g—wow."

Belum juga kalimat yang ia lontar kan selesai, ia sudah di pertontonkan dua manusia yang sedang berpelukan mesra.

"Gulf?" Ucap keduanya, kaget, tetapi enggan melepas pelukan mereka.

Gulf menyengir, "sialan. Jadi lo putusin temen gw di condo pacar gw, haha bangsat." Ujarnya, dengan raut menyindir.

Setelah sadar, Win buru-buru melepas tangannya yang masih bertengger di badan Mew, "gak gitu, Gulf." Jawab Win.

Wajah Win terlihat kacau, bekas air mata bahkan masih terlihat jelas di wajahnya, tapi namanya Gulf ia tidak akan memperdulikan hal semacam itu. Apalagi ia dengan jelas melihat keduanya sedang berpelukan.

"Terus apa? Bisa lo jelasin kenapa lo putus sama Bright yang jelas-jelas bucin ke elo?" Tanya Gulf lagi.

Win menunduk, "semua udah jelas. Kayak yang gw omongin di chat." Jawabnya.

Gulf memaju kan langkahnya, tak habis pikir dengan jawaban Win.

"Jadi lo nuduh gw sama Bright main belakang? Atas dasar apa lo bilang gitu, sat?!" Teriak Gulf ke arah Win, karena sudah kepalang emosi.

Mew yang melihat Gulf berteriak sarkas buru-buru bangun dari duduknya.

"Gulf, udah." Ucap Mew, sembari memegang pundak Gulf, bermaksud menenangkan.

Gulf mendelik ke arah Mew, "udah apa? Lo mau udahan juga kayak Win sama Bright?" Ucap Gulf.

"Gulf." Mew manggilnya lembut, sempat berhasil membuat Gulf tenang.

"Dari awal kita gak ada apa-apa." Ujarnya kemudian, lirih agar Win tak mengetahui rencananya.

Gulf terdiam. Debar di jantungnya semakin keras. Entah mengapa kalimat itu benar-benar mampu merobohkan pertahanannya.

Tanpa diminta, air bening mengalir dipipinya. Ia sudah mencoba menahannya, tapi tak bisa. Air mata itu tetap mengalir deras.

"Lo oke?" Tanya Mew, setelah melihat Gulf bereaksi seperti itu.

Gulf menggeleng, "no. I'm not ok." Ujarnya.

Mew terheran. Ada apa sebenarnya dengan Gulf. Mengapa ia jadi seperti ini. Padahal tadi jelas-jelas ia sangat emosi.

"Mew, lo tau..," Gulf menjeda ucapannya. Dilihatnya lekat-lekat wajah lelaki yang ia cintai. "Gw beneran suka ke lo." Lanjutnya.

Mata Mew melebar, "huh? Jangan bercanda," Mew menoleh sekilas ke arah Win, kemudian kembali memfokusnya dirinya ke arah Gulf. "Lo tau kan, ini cuma pura-pura. Bahkan gw gak ada rasa sedikitpun sama lo, Gulf." Ujarnya lirih.

Mew tidak pernah berfikir atau bahkan merasakan jika Gulf menyukainya. Selama ini, ia kira perhatian yang diberikan Gulf untuknya semata-mata hanya untuk menjalankan rencana keduanya. Walaupun memang sebenarnya Mew tidak mengerti kenapa Gulf mau membantunya yang jelas-jelas akan merebut kekasih sahabatnya.

Saturday || MewGulf AU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang