sabtu22

185 18 2
                                    

Mobil Mew berhenti di salah satu tempat makan yang Gulf request ketika diperjalanan Mew menanyakan perihal makanan apa yang akan mereka makan untuk makan malam.

Sebelum keluar dari mobil, Gulf sempat meminta ponselnya yang masih ada di Mew.

"Ini." Ujar Mew, mengulurkan ponsel hitam dengan case bunga matahari yang menurut Mew sinkron dengan wajah Gulf. Sama-sama indah dan cantik.

Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, setelah Gulf mendapatkan ponselnya kembali, Ia turun, mendahului Mew. Ia berjalan terlebih dahulu, tak mengindahkan Mew yang beberapa kali sempat memanggil namanya. Sampai ketika Mew berjalan sejajar dengan dirinya pun, Gulf memilih tak merespon apapun yang Mew katakan.

Gulf melambaikan tangannya, berhasil merubah fokus Mew yang awalnya tertuju kepada dirinya. Dilihatnya di semberang sana, Bright tengah membalas lambaian tangan Gulf.

"Jadi, kamu ngajak kesini karena ada temen-temen kamu?"

Gulf tersenyum simpul. "Gw udah ada janji sama mereka."

Mew memanyunkan bibirnya, merasa Ia telah ditipu oleh Gulf.

"Gak usah sok ngambek, lo sendiri yang maksa nyuruh gw milih tempat buat makan."

"Siapa yang marah, orang aku biasa aja." Jawab Mew, namun malah berhasil membuat Gulf tertawa karena tingkah Mew yang menurutnya menggemaskan.

Mereka berdua sudah tiba di meja yang rekan-rekan Gulf pesan. Gulf duduk di samping Boat, sedangkan Mew memaksa Mild untuk bergeser, agar dirinya bisa tetap duduk disamping Gulf.

"Astaga, tamu tak diundang nambah lagi." Ujar Boat, spontan. Berhasil membuat Gulf dan Mew menaikkan alisnya.

Tak berselang lama, lelaki dengan perawakan tinggi namun imut berhasil mencuri atensi Gulf. Mata Gulf membelalak penuh, seakan tak percaya dengan apa yang terjadi, begitupun dengan Mew.

"Lo ngapain disini?!" Tanya Gulf, dengan nada tak enak.

Win dengan santai tersenyum, sembari membenarkan posisi duduknya. "Ikut Brii." Ujarnya, tanpa sungkan.

"Lo tuh gak diundang, mending pulang sana."

"Lah," Win menunjuk ke arah sebelah Gulf. "Kak Mew juga gak diundang. Gak diusir, nih?"

"Hahah, ya maksud gw, lo berdua sana pergi." Jawab Gulf, yang berhasil membuat Mew dan Win bergidik ngeri.

Gulf tak pernah main-main. Ucapan dan tindakannya selalu berhasil membuat lawan bicaranya menciut. Mulutnya memang setajam silet, maka dari itu orang-orang bahkan teman Gulf terkadang harus berhati-hati jika berbicara dengannya, jika tak ingin menjadi Boomerang untuk mereka sendiri.

"Kamu tega ngusir aku?" Tanya Mew.

"Kenapa gak? Atau lo mau makan sama Win sendirian? Silakan cari meja lain."

Mew mendengus mendengar jawaban Gulf. Nafsu makannya kini hilang, diganti dengan rasa sebal. Terang saja, Mew sudah menahan kekesalannya sejak dari tadi akibat respon atau bahkan reaksi Gulf.

"Gulf, gak harus juga lo bilang gitu." Lirih Boat, mencoba mengingatkan Gulf agar bisa mengkontrol ucapannya.

"Gak harus gimana. Lagian mereka berdua ngapain tiba-tiba dateng, seenaknya ngikutin gw sama Bri mulu. Apa gak malu sama perbuatan mereka kemarin-kemarin."

"Gulf."

Bright memberi gestur tak enak ke arah Gulf. Menurutnya sudah cukup sampai disitu saja pembicaraan Gulf. Ini bukan waktu yang pas rasanya, jika harus membahas perihal masalah antara mereka berempat.

Saturday || MewGulf AU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang