5# dinner

374 24 3
                                    

Ilmu sudah diserap sejak Pagi tadi, selanjutnya adalah..

Sepulang dari sekolahnya, Hera berjalan menuju arah pulang ke rumah.
Memilih mana jalan terbaik untuk pulang.
Membaca rambu dipenjaga jalan.
Hera melangkahkan kaki ditangga Bus,menduduki kursi nomor sembilan dari depan.
Jendela dibuka,angin tegas menyambar.
Udara segar,menetralisasi peluh.
Pemandangan yang biasa dilihat membuat hati merasa tenang,karena disitulah tempat yang benar dari mula.

//Menuruni anak tangga setelah berpamit pada sopir Bus

Langkahnya maju membawa tubuh menuju tempat rehat terbaik.
Seorang perempuan tak asing muncul di tatap mata Hera.

"Tante Anaa",panggilNya dari halte Bus.

Tak didengar,Hera pun berjalan sedikit lebih cepat. Tak sampai menit melangkah, Hera melambankan langkahnya ketika melihat perempuan itu memasuki RS.

Rumah Sakit Theresia, disitu adalah tempat hembusan terakhir ayah dari Hera.
Matanya penuh kenangan menatap gedung biru dari kejauhan.
Tak ingin membasahi pipi,Hera tak berniat menghampiri kemana pergi perempuan tadi.

Tak seperti biasanya, Tante Ana selalu terlihat ceria dan sehat. Bahkan juga tak pernah didengar satu kata keluh yang keluar melalui suara.

"Hera dimana",suara dari kontak telephone.
"Aku pulanggg",dijawab Hera.

//Menutup telephone dari Jung yang belum sel...

"Arggh HERaAa,belum selesai ngomong udh nutup telephone aja."

Bahu ditepuk dari arah belakang, Hera kaget melihat kak Jae dibelakangnya.

"Her,nanti kerumah buat dinner"

//Hera melongo masih dirasa bekas terkageti.

"Oiya juga sampein ke Tante Yuli,dari mama",senyum pelit menyampaikan pesan dari mama Ana, kak jae.

Hera mengangguk,membalas senyum pelit.

Membuka pintu rumah, haechan terlihat leyeh-leyeh dilantai. Kak jae menggemas dengan memeluk erat adiknya.

Haechan menggerung sesak akibat ulah kakaknya. Dorongan sekuat tenaga tak mampu memutus tangan yang membelit kepala sang adik.
Dengan senyum manis,kak jae mendekatkan pipi nya ke separuh wajah haechan.

Sesampainya mama Ana datang dan melepaskan haechan dari eratan kakaknya.
Pipinya tampak merah akibat tekanan.
Mama Ana hanya bisa menggeleng kepala menatap hasil dari ulah si anak sulung.

"Kak jae udah sampein pesan mama ke Hera?" Tanya mama Ana.

"Udah, tadi ketemu Hera dipojokan",menjawab mama Ana disambi menyaut kripik ditoples.

Beberapa sajian dibuat dengan rasa kesan,
Melihat anak manis yang nyaman duduk mengamati gerak sang ibu. Menularkan ceria melalui tatapan mata.

Mama ana menyodorkan beberapa bola coklat favorit haechan.
Anak itu pasti tidak tau bagaimana bahagianya melihat senyum manis setelah menerima bola coklat dari sang mama.

 Anak itu pasti tidak tau bagaimana bahagianya melihat senyum manis setelah menerima bola coklat dari sang mama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mama makasii",haechan menggenggam coklat dengan tangan gembul.

Senyum manis ditatap bak saling membagi bahagia. Haechan yang sudah berumur tetap dipandang bayi dirumah.

//Tamu lugu menyapa si pemilik rumah.
Makan malam dibawah lampu hangat cerah.
Suguhan ditata,terlihat menarik.
Ini yang biasa dilakukan, sebuah gabungan  keluarga kecil disaat hari libur.

Hangatnya pelukan tak harus dilakukan. Perasaan akan menjadi bukti adanya kenyamanan.

Hera yang masih penuh dengan pertanyaan yang tak terpikir. Hera menatap dalam mata perempuan tadi di tengah rasa hangatnya sajian malam ini.

"Hera kenapa?",tanya Tante Ana.

Terbangung dari dalamnya pikir, Hera dadak menyanjung masakan mama Ana.
Sementara, Jung,haechan,dan kak jae berbalapan memenuhi mulut mereka dengan macam makanan didepannya.

"Tante Echan makannya buru buru karena mau main games",lantang anak sulung mama Yuli mengadu.

Suasana rumah menjadi sangat ramai dimulai dari kak jae yang meninggalkan meja,haechan terbirit mengejar Jung yang juga mencari remot games.

Hari libur menjadi waktu yang dinantikan,yang terjadi tak mampu dilukis.


Bersambung...



"Saya dipaksa senyum",-haechan.

"Ululu sini sayang sama Abang",saut kak jae

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ululu sini sayang sama Abang",saut kak jae.

"Ululu sini sayang sama Abang",saut kak jae

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










unmarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang