Kedua Kalinya

38 36 39
                                    

"Kakak.... Kak Xyla... Ada yang di depan itu." Caca berlari cepat menuju kamar Xyla.

Mendengar panggilan adiknya dari lorong,Xyla segera membukakan pintu kamarnya untuk adiknya.

"Kenapa ih teriak-teriak." Menyuruh Caca masuk ke dalam kamarnya.

Terengah-engah memaksakan berbicara. "Ada orang di depan itu.. Temen kakak bukan?"

"Emang iya?" Tanya memastika Xyla pada adiknya Caca.

Mengintip bilik gorden berhati-hati,Xyla mencoba memastikan sosok siapa yang tiba-tiba datang di luar jam janjian.

"Kalo itu Zyco kenapa helm nya gak dibuka." Renung Xyla dalam hati.

"Kakak turun aja,coba tanyain." Saran Caca yang membuat mereka berdua turun untuk menanyai lelaki berpenampilan misterius itu.

Berkeinginan mengetahui sosok itu,Xyla menyuruh Caca mengambil bola mainannya. Tidak ingin terlihat bahwa sebenarnya mereka berdua mengintip dan sosok itu curiga pada mereka berdua,segera Xyla mengajari Caca untuk berakting.

"Kita dari dalam rumah,kakak pura-pura rebut bola kamu,terus kamu lari keluar ya... Habis itu bolannya lempar ke arah dia." Jelaskan Xyla pada adiknya.

"Oke-oke... Tapii... Beliin ice cream." Caca tersenyum manis.

"Iyah cantik."

Memberikan aba-aba,merereka melakukan sesuai rencana. Caca dengan pandainya melakukan seolah semua itu bukanlah permainan. Sosok itu tertarik melihat mereka berdua yang sedang merebutkan bola. Memalingkan wajahnya yang bermula dari telepon genggam kini pada Xyla.

Bola terlempar jauh menuju sosok di depan rumah Xyla,dengan sigap lelaki itu mengambil bolanya. Rencana nya kini berhasil,mereka berdua bisa menarik laki-laki itu. Lelaki berjalan menuju mereka berdua. Momen yang mereka tunggu kini terjadi,helm lelaki itu perlahan ia buka,wajah terpapang sejalas-jelasnya depan Xyla.

"Ini bolanya" Tersenyum pada Caca.

"Bener ini rumah lu ternyata." Sapa lelaki itu dengan topik lain.

"Eh... Siapa?" Tanya Xyla dengan sopan.

Tersenyum dan mulai menjelaskan. "Aku Angga,kelas 12A. Kamu gak kenal?"

"Ohhh yang kemarin main bola basket sama Zyco." Memperjelas pengenalan Angga barusan.

"Nah iya."

Caca mengharapkan Zyco datang,namun apa yang ia tebak ternyata nihil. Ia kembali masuk kedalam rumah,meninggalkan kakaknya bersama temannya itu.

"Emmm mau masuk?" Tawaran Xyla.

"Biasa si cuma gak usah deh. Depan sini aja duduknya." Jawab Angga.


Mereka saling terdiam,tak mengetahui apa yang di lakukan Angga dirumah Xyla membuatnya tampak linglung. Xyla yang menunggu apa maksud dari Anggapun hanya terdiam menunduk. Tidak begitu suka dengan iteraksi serta sifat cueknya membuat Angga makin terdiam dan binggung.

"Besok mau aku jemput gak?" Tanya Angga.

"Emm gimana ya....... Gak usah deh kak,aku naik bus aja." Jawab Xyla kebingungan.

"Gapapa aku jemput,lagian udah tau rumah kamu juga."

"Oh tapi dapet alamat rumah dari siapa?"

Tidak begitu penting pertanyaan merut Angga. "Gak perlu tau,semuanya juga aku tau."

Tepat jam di janjikan,Zyco datang lebih awal dari teman-temannya. Seperti biasa menggunakan kendaraan andalannya dengan pelan,membuat Xyla serta Anggal terfokuskan dengannya.

ARLOJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang