05

61 12 7
                                    

05 - ARC 2 / PART 01
RAHASIA

---

WARNING:

Act of self harming.
Pembaca harap bijak dalam menanggapinya.

••×••

Kita memang punya rahasia.

Tidak ada penyangkalan. Rahasia yang tidak bisa kita ragukan. Apa lagi soal diri sendiri.

Semakin banyak rahasia itu, maka semakin banyak pertimbangan yang ada untuk berbicara. Baik pun soal diri, atau soal yang lain.

Tanggal 20 Agustus 2021, Sou pun memikirkan: "Apa sebaiknya aku bilang saja ya soal rahasia ini?"

*****

Iman goyah, terpontang-panting sana sini. Keraguan muncul dalam diri. Padahal, ini semua baru awal yang Sou hadapi.

2 hari, waktu yang singkat untuk seseorang. Tapi bagi Sou 2 hari itu neraka hidup. Ia memandang sana sini dengan ketakutan dibalik satu hal, senyuman.

Four tidak menunjukan niatnya dalam membaca.

Tidak, tidak, Four memang tidak akan membantu dalam jangka waktu yang dekat. Toh, Sou tahu, ia akan menghilang selama kurang lebih "1 bulan".

Sebenarnya, itu bukan rekor yang terpanjang. Rekor terpanjangnya Four adalah 3 bulan.

Hanya saja, apa dengan situasi ini Four bisa menghilang seenaknya?

Biar Sou jelaskan mengapa.

Rib dikabarkan akan keluar dari rumah sakit. Sudah diperbolehkan untuk pulang oleh dokter walau ia tak boleh beraktifitas. Maksudnya, beraktifitas berat seperti kerja dan semacamnya.

Yang membuat Sou panik adalah bagaimana cara dia menjaga Rib. Dengan statusnya yang masih jadi buronan pelaku, dan dia menolak kepolisian untuk melindunginya.

'Apa dia cari mati!?' Sou berpikir keras. 'Padahal itu bantuan yang gratis sampai sekiranya aman...!'

Hanya Rib yang bisa menjawab batin pertama Sou.

Sou memijit keningnya, 'Aku bisa gila lama-lama memikirkan ini.'

Sou lupa dia telah kehilangan satu-tidak, setengah kewarasannya. 1 hal yang dia pasti tahu, dia tak lagi dapat berpikir jernih. Kadang, dia sampai lupa untuk makan.

Kemarin pun ia tidak keluar satu hari penuh.

Sou kuliah, tentu saja. Pekerjaan di JIS hanyalah "sampingan". Walau tak begitu sampingan. Boleh bilang Utaite itu lebih sampingan, ia tetap mengutamaka tugasnya di JIS.

Juga tak lupa dengan kuliahnya.

Apa dia sudah izin ke dosennya karena bolos? Tidak. Four bisa saja memarahinya karena dialah yang memasukan Sou ke jejang itu.

"Tapi Four saja begini, untuk apa ya...," gumam Sou kesal. Mulutnya mengunyah onigiri.

Kembali ke masalah awal, Sou tak bisa apa pun tanpa bantuan Four yang menghilang.

7150 DAYS : DystopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang