13

66 11 5
                                    

13 - ARC 04 / PART 04
FOUR

---

WARNING:
Bahasa kasar dan adegan yang sebaiknya tidak ditiru!

---

Jika kematian adalah jalan, tidak ada yang perlu seorang Amatsuki khawatirkan.

Tidak akan sakit. Hanya sejenak. Peluru senjata Senra menembus kepalanya kurang dari 3 detik. Ia akan mati ditempat kurang dari 1 menit.

"Aha... Siapa yang pengecut?"

Senra menemukan celah. Murka yang ia tahan, ia ingin mengatakan hal ini untuk terakhir kali kepada Amatsuki.

"Kau memanfaatkan alasan dari masa lalu untuk menyerangku...," Senra tertawa. "Oh, gila... Apa ini bentuk balas dendammu."

Ucapan tidak teratur adalah bukti dari pengaruh ucapan Amatsuki. Pelaku tersindir karena ucapan Amatsuki melukai harga dirinya.

"Memang," jawabnya. "Aku dari awal berniat balas dendam kepada kalian."

"Sekejam apa pun sosok ayahku, tetap saja membunuhnya tindakan yang salah."

"Kau mengatakannya seakan kau tak pernah membunuh manusia."

Benar, membunuh dengan alasan apa pun tindakan salah. Seseorang bisa dihukum—katanya. Tapi apa iya akan jera? Amatsuki ragu.

Ia menghela napas, "Aku sadar kok aku pernah membunuh manusia."

"Tapi, orang-orang akan membela ku," Amatsuki menyeringai tipis. "Aku adalah pihak baiknya."

"Sementara kau?" Amatsuki agak menaikan alis. "Bukan 'kah kau ini pihak jahatnya? Kau membunuh hanya demi kepuasanmu."

"Brengsek, play victim."

"Play victim? Fakta."

Siapa yang akan menuduh polisi bersalah bila ia menembak mati seorang pelaku.

Tapi bila pelaku menembak polisi, pasti akan ada tuduhan bersalah yang besar.

Konsep jahat atau baik semudah itu dibedakan. Di sisi lain, ada satu keuntungan, bila polisi bersalah itu dapat ditutupi dengan alasan si pelaku menyerangnya.

Licik, tapi itu cara bertahan hidup.

"Kenapa?" tanya Amatsuki. "Apa kau ragu? Pelatuk semudah itu lho ditarik."

"K... Kau—," Senra mengigit bawah bibirnya. "Mati saja...!"

"Ahahaha~ Aku tidak peduli akan hal tersebut kok, itu kunantikan malahan."

"A... Apa-apaan...!?".

Amatsuki menaikan kedua tangan ke atas. Ia tersenyum amat manis. Benar-benar tanpa ada rasa dosa sedikit pun.

"Tak ada yang menyangkal kalau seseorang lelah dengan hidupnya."

Lelah. Amatsuki agak menyesal. Ia tadi mengatakannya dengan nada yang penuh rasa sesal dalam diri. Ia tidak punya penyesalan.

7150 DAYS : DystopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang