2 | GATRA

19 3 0
                                    

"MAMIIII..." teriakan maut itu menggema keseluruh penjuru rumah. Papi Haris yang santai menyeruput kopi tiba-tiba tersedak setelah mendengar teriakan itu. Juga Mami Oca dan Gatra yang tadinya memasak di dapur langsung reflek berlari menuju kamar gadis itu.

Siapa lagi kalau bukan gadis marshmellow itu. Teriakannya nyaris memecah gendang telinga. Mami Oca, papi Haris dan Gatra berlari tergopoh-gopoh menuju kamar Ivona. Tanpa ba-bi-bu papi Haris langsung mendobrak pintu kamar itu.

"Ona?! Kenapa?" tanya Gatra panik. Ia melihat adiknya menangis meringkuk di lantai.

"Sayang, Kamu kenapa nangis? Kamu mimpi buruk?" tanya mami Oca mengusap surai putrinya dengan lembut.

"Mi, pi, kayaknya hidup aku udah nggak lama lagi." Tangis Ivona semakin menjadi setelah mengatakan hal itu.

Semua orang disana lantas membelalakan matanya mendengar penuturan gadis itu. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Ivona, mengapa ia jadi seperti ini?

"Ck, kamu ngomong apa sih Ivona?! Jangan ngomong yang enggak-enggak." ujar Papi Haris.

"Ivona sakit parah, huaaaa.." lirih gadis itu, namun sedetik kemudian ia kembali menangis sejadi-jadinya.

Mami Oca memeluk Ivona dengan erat, menenangkan putrinya. Ia tak boleh berprasangka dulu dengan ucapan Ivona barusan.

"Jelasin ke mami, Ivo kenapa?"

Ivo lantas berdiri menggigit jari, ia berbalik arah. "Ini mom," Ivo menunjuk celana belakangnya yang terkena bercak merah.

Ralat bukan bercak, itu seperti...

Semua orang yang ada disana melotot melihat itu, sementara Gatra yang melihat itu reflek berbalik badan. Darah yang ada di celana adiknya itu tidak sedikit.

"IVO, KAMU MENSTRUASI?" Pekik mami Oca heboh.

"H-hah, m-mens, menstruasi?"

"ANAK KITA UDAH PERAWAN, PI!" Mami Oca menepuk-nepuk lengan suaminya saking senangnya. Papi Haris pun ikut senang melihatnya.

"Huaaa... Mami sama papi jahat banget! Anaknya mau mati malah seneng, hiks." Ivo menangis kencang, ia mengusap ingus yang keluar dari hidungnya.

"E-eh ng-ngak gitu sayang, Ivo kamu itu nggak sakit parah, nak. Itu namanya menstruasi. Yang artinya Ivo udah baligh sekarang, setiap perempuan akan mengalaminya, Ivo. Ivo nggak perlu khawatir. Ngerti?" jelas Mami Oca.

"Emang harus berdarah gini mi?" tanya Ivona polos.

Gatra memutar bola matanya malas, ternyata gadis itu hanya pms. Bukan sesuatu yang parah atau suatu hal yang perlu ditakutkan. Ia jadi kesal sendiri, padahal ia sudah sangat panik tadi.

"Namanya juga pms sayang. Ivo buruan mandi, bersihin badannya terus itu spray nya jangan lupa di cuci yang bersih ya. Mama masih punya pembalut kok, nanti aja tanya-tanya nya." sela Mami Oca cepat, sebelum Ivona ingin bertanya lebih banyak lagi.

"Berarti Ivona nggak bakal mati muda kan?" gumamnya.

Mami Oca dan papi Haris beranjak pergi dari kamar putrinya. Membiarkan Ivona membersihkan dirinya. Diluar pintu, pasutri itu melompat-lompat kegirangan seolah tak ingat umur. Mereka senang Ivona sudah menstruasi, itu artinya Ivona sudah dewasa dan mereka harus ekstra menjaga putrinya dari pergaulan bebas.

Padahal Ivona sudah menginjak kelas 10 SMA tapi ia baru mengalami pms. Itu merupakan hal yang wajar.

"Kak Gatra ngapain masih disini?"

Gatra tersentak, iya juga ya, mengapa ia masih berdiam diri di kamar adiknya? Menyadari hal itu Gatra langsung keluar dari kamar Ivona tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

GATRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang