Kay tidak bisa berhenti berpikir. Keuntungan yang Dior janjikan membuat program baru terdengar sangat menggiurkan. Bagaimana tidak, dia mendapatkan kesempatan untuk memotret alam setelah sekian lama ia terjebak dengan kesibukan merekam acara traveling sambil mengikuti serentetan kegiatan ekstrem yang dilakukan. Kay rindu masa-masa di mana ia bekerja sebagai photographer lepas di waktu senggang, tidak ada jadwal yang padat, hanya ada dirinya, kamera, dan pemandangan yang indah.
Maka di sinilah Kay berada, duduk di ruang rapat bersama team yang lainnya untuk membahas program baru yang akan menjadi tanggung jawab mereka. Yeah, Kay memang belum mengatakan kepada Dior apakah dia sudah menerima pekerjaan ini atau tidak, karena sebelum memberikan jawaban Kay ingin memastikan terlebih dahulu secara jelas dan rinci program seperti apa yang Dior ingin ia tangani.
Namun sayang rapat tidak berjalan semulus yang Dior harapkan, sebab Celebrity Chef yang ia bangga-banggakan tak kunjung datang untuk menghadiri pertemuan. Kay bisa melihat semangat yang menggebu-gebu pada diri sahabatnya itu telah pudar, Dior sudah terduduk di kursinya dengan wajah yang kesal. Begitu pula dengan Kay, ia jenuh duduk di sini sejak pukul 9 pagi, bokongnya yang sintal terasa panas sampai-sampai ia memutuskan untuk berdiri sejenak sambil berjalan kecil di dalam ruang rapat.
"Oh, berapa lama lagi kita harus menunggu?" tanya Kay, sebal.
"Bersabarlah Kay, asistennya bilang mereka sedang dalam perjalanan"
Sialan.
Terhitung satu setengah jam sudah mereka semua duduk di ruangan ini, Kay bersumpah program tidak akan berjalan mulus jika Dior tidak mempertimbangkan keterlambatan Celebrity Chef itu.
Tak beberapa lama kemudian pintu terbuka, seorang pria masuk membawa serta pesona yang tidak Kay duga-duga. Pesona yang begitu indah dan memikat. Wajah aristokrat, tubuh yang gagah, gerak-gerik yang jantan, serta aroma yang liar dan tajam. Kay yang sebelumnya mengomel kini terbungkam, ia bungkam karena mengagumi sosok dewa hercules yang gagah ternyata ada di dunia nyata.
Dalam wujud seorang pria yang akan bekerja bersamanya.
"Selamat pagi, maaf aku terlambat"
Oh sialan, aksen Italia.
"Selamat datang Sebastian silakan duduk" ucap Dior. Pria itu mengambil duduk tepat di samping kursi yang Kay tinggalkan. "Kay, duduklah" suara Dior mengalihkan perhatian Kay dari sosok tinggi berkulit kecokelatan itu, ia pun kembali duduk di kursinya.
"Sebelumnya aku ingin memperkenalkan kepada kalian, dia adalah Sebastian Constantine Chef yang akan menjadi bintang pada program baru kita." Dior mengambil remote dan mulai menyalakan monitor, "Baiklah rapat akan kita mulai"
Rapat pun dimulai. Dior memimpin rapat seperti biasanya, wanita itu selalu penuh dengan kepercayaan diri dan kelugasan dalam berkata-kata. Berbeda dengan Kay yang fokusnya terpecah hari ini, ia tidak bisa berpikir dengan jernih lagi setelah Sebastian Constantine masuk ke dalam ruangan rapat. Bukan soal ketampanan, tapi bau parfum pria itu sangat tajam. Demi Tuhan, apakah Kay satu-satunya orang yang merasa terganggu dengan aromanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Cooking Good Looking? (COMPLETED)
RomanceKay Blakely bekerja sebagai Photographer Alam di waktu senggang sekaligus Penata Fotografi handal di salah satu stasiun televisi di Manhattan. Di dalam hidupnya Kay tidak percaya cinta dan hanya membenci satu hal, yaitu Playboy. Namun sialan, sebuah...