TERBUNUH ATAU MELAWAN

300 53 3
                                    

Warning :(Sebelum baca cerita ini) Settingan cerita adalah Akhir perang dunia ninja, dan unsurnya setengah diambil dari Naruto-online, dan digabung dunia dari kisah Naruto-real. Jadi mari saya kenalkan tokoh utama saya dicerita kali ini.

Budayakan Vote/Komen sebelum baca

Bagian 4 : Terbunuh atau Melawan

Dairy :

Hari itu tampa aku serta rekanku
sadari kehidupan dunia itu memulai semua jalanya dan menyerap kami.

Sakura Pov :

'Mereka saling membunuh?'

Aku menatap miris dengan pandangan bingung, perasaan dejavu-ku bertambah karna tatapan kemarahan dari Salah satu monster itu, aku mendengar gadis itu menyebutnya : Tittan? Apa itu sebutan mereka. "Tak ada waktu untuk terdiam disini!?,"Desisku cepat mencoba membantunya berdiri, berada paling dekat dengan sosok-sosok raksasa adalah hal yang berbahaya, yang harus mereka lakukan adalah sejauh mungkin dari sana. Pertarungan mereka keras dan cepat, monster bermata hijau itu berhasil mendominasi dan menginjak-injak lawanya seperti lumeran daging.

GROAAAAAAAAARRRRHHHH!

Monster itu menjerit penuh amarah, membuatku yang bermaksut menarik gadis itu justru terdiam ditempat mendengar amukanya. Kami berdua menutup telinga masing-masing secara sepontan.

"Mikasaaaa!,"Sebuah teriakan terdengar membuatku menoleh menatap langit, sebuah desingan tali terdengar dan kopler-gas terdengar kasar, aku menatap sosok seorang laki-laki berwajah cantik, ia memiliki rambut kuning lembut-sebahu, ia mengenakan seragam coklat yang sama dengan gadis ini, dan juga alat aneh berupa-tabung besi dan metal dipinggangnya.

Aku terdiam saat dia reflex mengarah pada Gadis itu dan aku, dia menarik berdua pada tubuhnya dengan bantuan daya dorong tali. Membuat kami bertiga terpental diatas atap gedung sedikit jauh dari kedua monster tadi. Kedua meringgis terjatuh dengan tubuh terjembab diatas atap, sementara aku nyaris jatuh dari atap sebelum aku berhasil mengalirkan chakra-ku dan bertahan memegang ujung atap.

"Mikasa kau baik-baik saja,"Tanya laki-laki cantik itu pada gadis yang dipanggilnya 'Mikasa', namun nada suaranya berubah dan langsung menconongkan tubuhnya untuk melihat bangkit dari posisi baringnya untuk melihat kondisiku yang sangat buruk. "Maafkan aku, kemarikan tanganmu,"Ucapnya merasa panik sembari mengulurkan tanganya, dan aku menerimanya, aku baru sadar jika gedung yang menjadi landasan kami adalah gedung lantai lima.

Aku memberikan tanganku padanya dia menariku dengan bantuan Mikasa juga.
"Mereka sangat besar,"ucapanku mengalir begitu cepat membuat mereka memandangku seperti barang langka.

"Rambutmu berwarna merah-muda?!,"Ucap Pemuda pirang itu melongo, membuatku menyengit bingung. Apa yang aneh dengan gadis berambut merah-muda, bahkan didesa dan desa lain juga banyak memiliki rambut seperti miliku. "Dari aku kecil sampai dewasa rambutmu memang begini?!,"Pekiku rendah serta menyimpan kebingungan.

"Aku tak pernah melihat warna rambut seperti itu di pemukiman,"Sekarang gadis bernama Mikasa memandangku dengan pandangan curiga, tatapanya membuatku menginggat Vasuf dimana anak itu sekarang.

"Dari pada memikirkan itu,"Aku mencebik tak suka, pandangan mereka menatap dengan menuntut seperti itu. "Ada saran untuk menghadapi mereka,"Aku menunjuk Dua tittan tinggi mencapai rumah lantai lima dan mereka sedang berjalan cepat mendekati rumah yang kami pijaki.

"Kita tak bisa membiarkanya,"Ucap Mikasa mengambil pedangnya pada alat dipinggangnya. "Armin apa kau memiliki Gas yang tersisa ditabung Audents,"Ucap Mikasa pada Pemuda bernama Armin.

Strong With Your LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang