Part 9

89 8 0
                                    

"Aku pulang."

Hening. Itu yang menyapa Chanyeol ketika kakinya melangkah memasuki pintu apartemennya. Agaknya membingungkan ketika ia bukannya mendapatkan sambutan dari kesayangannya, malah kegelapan dan keheningan. Lampu apartemennya bahkan mati, padahal ini sudah pukul sembilan malam. Mungkin kesayangannya sudah tidur dan mereka lupa menghidupkan lampu.

Setelah menghidupkan lampu ruang tamu, ia berjalan santai ke kamarnya. Pintunya tertutup, mungkin mereka memang sudah tidur. Ketika membuka pintu, tubuhnya seketika menjadi kaku. Terkejut, sangat, bahkan sampai tak mampu berteriak. Namun, keterkejutannya dipaksa berhenti ketika sebuah benda tumpul memukul keras punggungnya.

Ia pingsan, masih dengan genangan merah di kamarnya.

.
.
.
Say It Out Loud, Byun!

Chanyeol x Baekhyun
FanFiction
Yaoi

By racyjiabbh

~Let's Begin~
.
.
.

Suara sirine polisi dan ambulance melingkupi sebuah kawasan apartemen lima lantai. Banyak polisi, tenaga medis, dan reporter mengelilingi bagian depan bangunan itu.

"Telah terjadi pembunuhan di sebuah kamar di lantai tiga apartemen XXX di kawasan XXX malam ini. Polisi sedang menyelidiki kasus ini, sementara tenaga medis telah dikerahkan. Dilaporkan korban berjumlah dua orang, di mana salah satunya meninggal dunia. Polisi juga telah membawa seorang remaja yang diduga sebagai pelaku pembunuhan. Belum diketahui..."

"Ugh!"

"Lapor, pak! Tahanan sudah mulai sadar!"

Cahaya redup memasuki area penglihatan Chanyeol. Kepalanya pening, terasa berputar sangat hebat. Samar-samar ia mendengar langkah kaki beberapa orang mendekatinya. Butuh beberapa detik untuk memfokuskan matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah seorang lelaki paruh baya yang ia kenal.

"Kalian boleh keluar. Aku akan menginterogasinya seorang diri."

Beberapa orang berseragam di belakangnya menunduk patuh dan keluar dari ruangan mereka sekarang. Chanyeol baru sadar bahwa ia sekarang berada di tempat yang asing. Sebuah ruangan pengap, di mana hanya ada meja dan dua kursi berseberangan. Dan ia duduk di salah satu kursi dengan tangan diborgol.

Tunggu, apa?!

"D-DI MANA BAEKHYUN?! DI MANA BAEKHYUNKU?!"

Chanyeol meronta-ronta. Air mata seketika mengalir deras dari pelupuk matanya. Lelaki itu, Kepala Polisi Kim, hanya memperhatikannya sembari menduduki kursi di seberangnya.

"Kau tahu kau sedang di mana, Chanyeol?", tanyanya dengan tenang.

"DI MANA BAEKHYUNKU?! hiks APA YANG TERJADI PADANYA?! hiks TOLONG! AKU INGIN BERTEMU DENGANNYA! hiks hiks"

Kim Jongkook, pria itu, memijit batang hidungnya. Ia pusing, sangat. Dan mengetahui apa yang ia hadapi saat ini sangat membuatnya shock.

"Hah..., tidak mungkin."

Di lain tempat, suara derap kaki orang-orang berlari bersamaan dengan roda yang berputar mengisi koridor sebuah rumah sakit swasta ternama.

"Cepat siapkan peralatan, kita lakukan operasi sekarang"

Tiga orang remaja berdiri menunggu di depan ruangan dengan cemas. Kim Jongin, salah satunya, bertanya dengan wajah yang penuh kebingungan dan kekhawatiran, "A-aku tidak mengerti. Dia siapa dan..., Chanyeol..., apa yang sebenarnya sedang terjadi?"

Yifan yang sedang berdiri di sebelahnya hanya mengangkat bahu. Ia tak tahu harus menjawab apa. Ia juga tidak tahu bahwa Chanyeol menyimpan seseorang di apartemennya.

Dari ujung lorong, terdengar langkah kaki seseorang yang berlari. Itu Sehun, dengan wajah pucat dan deru napas yang cepat.

"Di mana Luhan!?"

Ketiganya hanya menunduk. Tak berani menjawab. Seketika Sehun langsung jatuh lemas. Ia menangis dengan keras.

"L-Lu hiks Luhan hiks"

"S-sehun...", Jongin rasanya ingin menangis juga. Sehun yang biasanya hanya memasang raut malas, tidak tertarik, atau tertawa kecil, sekarang menangis dengan keras di depannya. Ia merasa sangat iba dan ikut sedih melihat hal itu.

"Sehun, ayo duduk."

Satu-satunya yang masih bisa mengontrol emosi di situ hanyalah Yifan. Ia masih bisa berpikir setidaknya dirinya harus menenangkan sahabat-sahabatnya terlebih dahulu. Tak lama mereka menunggu di depan ruang operasi, orang yang mereka kenal mendatangi mereka dengan tergesa-gesa. Semua menoleh, termasuk Sehun yang seketika memasang wajah marah.

"KAU SENANG SEKARANG, KAN!?"

Tuan Oh hanya diam. Ya, seseorang yang baru saja muncul di hadapan mereka ialah ayah Sehun.

"..."

"SELAMAT! KAU SUDAH BERHASIL! KAU BERHASIL MEMISAHKAN AKU... hiks dengan Luhanku..."

Sehun tak bisa menghentikan air matanya. Menyebut nama Luhan membuat hatinya hancur berkeping-keping. Ketiga sahabatnya hanya bisa diam sembari mengelus pundaknya, berharap bahwa yang terjadi hanyalah ilusi semata. Berharap apa yang menimpa Sehun bukanlah kejadian yang sebenarnya terjadi. Akan tetapi, tuan Oh membenarkan adanya mimpi buruk itu.

"... Ayah akan mengantarkanmu padanya."

Sehun langsung bangkit berdiri, menarik kerah kemeja ayahnya dan berteriak dengan keras, "KAU BEDEBAH! KAU BELUM PUAS MENGHANCURKAN HIDUPKU, HAH!?"

Jongin, Yifan dan Junmyeon ingin melerai, tetapi mereka sangat takut melihat Sehun yang terbakar emosi saat ini. Sementara itu, tuan Oh berusaha memasang wajah tenang. Ia tak ingin gegabah dan berakhir membuat Sehun semakin marah.

"Aku tahu, tapi aku tidak ingin kau menyesal dengan tidak bertemu untuk terakhir kalinya."

Pegangan itu mengendur seiring dengan tangannya yang bergetar hebat. Sehun kembali menangis, namun kali ini kepalanya jatuh perlahan di bahu ayahnya. Air mata yang sedari tadi ditahan oleh tuan Oh akhirnya jatuh. Ia memeluk anaknya, anak bungsunya yang paling ia sayangi. Sehun, anak itu sejatinya adalah satu-satunya kekuatannya. Ialah satu-satunya harapan bagi pria bermarga Oh itu untuk tetap menjalani hari-harinya yang berat. Dan sekarang, melihat anaknya menangis dengan pilu, ia merasa dirinya tidak pantas disebut ayah. Ia malu pada dirinya sendiri, dan ia sangat menyesal dengan tidak pernah membiarkan mereka bersatu.

TBC

#20220808

Huhuhu... maafin aku yang udah lama gak update ㅠㅠ

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Say It Out Loud, Byun! [Chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang