Part 8

182 22 10
                                    

Malam itu, ketika Chanyeol baru keluar dari lift, ia melihat Joonmyeon yang sedang menunggu di depan pintunya. Alih-alih memanggil, Chanyeol malah mengendap-ngendap untuk mengagetkannya. Dan benar saja, Joonmyeon memekik kecil ketika Chanyeol datang secara tiba-tiba di belakangnya dan memeluknya.

"Kamu mengagetkanku, sialan!", ujarnya sembari mengelus dadanya. Sekilas Chanyeol mencium bau alkohol yang kuat dari ceruk leher sahabatnya. Melepaskan pelukannya, Chanyeol mengambil tempat di depan Joonmyeon dan membuka pintu. Mereka melepas sepatu dan masuk ke dalam dengan beriringan.

"Ada apa datang tengah malam begini?"

Chanyeol pergi ke dapur untuk mengambil minum dan Joonmyeon mengekorinya. Remaja delapan belas tahun itu mengambil air mineral dingin dari dalam lemari es dan melemparnya pada Joonmyeon. Untung saja lelaki itu dengan sigap menangkapnya.

"Aku ingin menyampaikan sesuatu yang penting."

"Malam-malam begini?", Chanyeol hanya bingung. Hal sepenting apa yang akan diberitahu hingga teman baiknya itu harus bersusah payah datang ke tempatnya di tengah malam begini. Mengapa tidak lewat telpon saja?

"Sebelum kuberitahu, aku ingin tahu hadiah apa yang akan kamu berikan padaku untuk hal ini."

Joonmyeon tersenyum sangat lebar ketika mengatakannya, tetapi Chanyeol malah tertawa kecil. Hanya berselang sebentar, tawanya pun terhenti ketika samar-samar telinganya mendenger tangisan dari balik ruang kamarnya. Bukan hanya Chanyeol, tetapi Joonmyeon juga mendengarnya.

"Ah! Maaf, Joonmyeon-ah. Bisa kau menunggu sebentar? Aku harus menyelesaikan sesuatu."

Chanyeol hendak pergi, tetapi temannya itu menghentikan geraknya. Lengannya kini dipegang oleh Joonmyeon.

"Apa kamu tidak mau mendengarku dulu?"

Chanyeol menatapnya ragu, lantas tangannya melepas genggaman pada lengannya. "Sebentar saja", ujarnya.

Kaki itu hendak melangkah ketika Joonmyeon kembali bersuara. Kali ini mampu menghentikan Chanyeol.

"Mengapa kamu mengabaikan sahabat baikmu ini demi orang asing itu? Apa hubunganmu dan anak itu sekarang, Park Chanyeol?"

Chanyeol diam sebentar. Badannya terasa kaku dan lidahnya kelu, bahkan untuk membalik badannya sendiri pun tak dapat ia lakukan. Joonmyeon mendekat, beralih ke depan Chanyeol.

"Kamu..., tidak melakukan apa-apa dengannya, 'kan?"

Chanyeol tetap diam, namun Joonmyeon paham betul apa yang ada di pikiran pemuda itu.

"Jangan pernah masuk ke dalam lingkarannya, Chanyeol!"

Chanyeol tentu terkejut dengan teriakan itu. Apa maksud Joonmyeon?

"Katakan apa hubunganmu dengannya! Katakan Chanyeol!"

Kenapa Joonmyeon menjadi moody? Apa ini pengaruh alkohol? Namun setahu Chanyeol, toleransi alkohol Joonmyeon sangat tinggi.

"A-apa maksudmu?"

Sahabatnya itu berdecih. Tangan kanannya memegang kerah Chanyeol, menariknya hingga wajah mereka menjadi dekat lalu dengan sigap menciumnya. Ia, Joonmyeon, sahabat baiknya selama sekolah menengah, menciumnya tepat di bibir dengan penuh bau alkohol.

Dengan cepat Chanyeol melepas tautan itu, mengelap bibirnya dengan tangannya dan balik menarik kerah Joonmyeon. Yang ini dengan kedua tangan.

Say It Out Loud, Byun! [Chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang