α - Saved

6.1K 942 179
                                    


Jangan lupa vote dan komennya ya💓

Di pinggiran jalan raya yang sepi sebuah mobil hitam terparkir. Mobil itu mati dan diisi oleh dua orang yang sedang duduk dengan pikiran berkecambuk di benak masing masing. Si lelaki dibalik roda kemudi sibuk main flappy bird sedangkan si wanita tengah menyempurnakan penampilannya dengan riasan di wajah.

"Orang orang mungkin berpikir kalo kita habis having sex di mobil." ucap si lelaki dengan raut wajah lempeng.

"The hell, gue gasuka having sex di mobil. Lagian mobilnya juga nggak goyang." bantah lawan bicaranya mentah mentah.

"Situasinya. Lo ganti baju abis itu make up, semua orang pasti berpikir hal yang sama,"

"Kan gue bilang jangan ngintip, Vin!"

"Nggak." Jeda sebentar. "Tapi keliatan di kaca,"

"Bajingan." umpat Harin sambil memukul leher Alvin sedikit kasar. "Gue bilangin Arion, mati lo."

Alvin langsung memasang raut bersalahnya karena sudah ketahuan mengintip walaupun cuma sedikit sih. "Jangan. Dia galak suka mukul."

Harin memutar bola matanya. "Biar lo dipukul. Lo tukang ngintip, gue potong gaji mampus lo."

"Jangan dong, Yang Mulia." Alvin baru menyadari sesuatu pun berbalik kearah kursi belakang meraih beberapa helai rambut Harin dan mengendus aromanya. "Lo ganti parfum lagi?" tanyanya kemudian.

Harin menarik helai rambutnya dan mendengus pelan. "Sengaja. Nggak kecium wangi coklat kan?"

"Wanginya aneh."

Aneh apanya? Padahal Harin memakai salah satu parfum yang terkenal mahal dan sangat mencerminkan sifat elegan seorang wanita. Bahkan dia rela beli langsung di Singapore. Ya ampun, sepertinya penciuman Alvin sedikit rusak.

"Ini wangi." ucap Harin. "Jangan bilang Arion gue nekat kesini, awas." peringatnya sebelum membuka pintu mobil.

Alvin menahan pergelangan tangan Harin. "Sebentar, ini," Ia menunjuk kepalanya. "Gue mau di puk-puk dulu."

"Kenapa gue harus?" tanya Harin sembari mengerutkan kening.

"Bayaran tutup mulut." sahut Alvin tak ada takut takutnya sama sekali.

Harin berdecih. Dengan setengah hati mengelus kepala Alvin dan mengacaknya asal sebelum keluar mobil.

"Jaga mulut lo, Alviano." ucap Harin sembari berjalan terpincang menuju sebuah rumah.

Tujuan utamanya beberapa tahun belakangan ini.

. . .

Kali ini penampilan Harin sempurna. Dia melakukan penyamaran yang sulit dikenali. Rambutnya kini wolfcut berwarna abu abu, matanya diberi lensa berwarna cokelat terang dan wajahnya dirias sedemikian rupa demi menyembunyikan semuanya. Gadis itu juga sangat cantik dan seksi ketika mengenakan night dress yang menampilkan kaki jenjang berbalut stocking dan stiletto.

Harin menyelinap lalu berdecak pelan karena pintu yang semula tidak ada orang yang berjaga itu kini dijaga oleh empat bodyguard. Badannya kekar dan mukanya garang.

Arcane [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang