α - Cigarettes

6K 946 143
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak berupa komen dan votenya kawand💓

Maybe this part make you sad and butterfly effect at the same time. Of course a little bit after the revisi 🔞🔞🔞

"Lo nggak asing. Ini bukan pertama kali kan lo ikutin kita?! Ngaku!" suara Alriz menggema sangar membuat Harin memejamkan mata — bukan karena takut tapi karena Alriz terlihat sangat menyeramkan dengan mata melotot begitu. Ia jadi terkejut. 

"Gausah teriak di depan muka gue dong. Nanti gue sawan lo mau tanggung jawab?" sahut Harin sembari cemberut. "Kata siapa gue sering ngikutin kalian? Gue cuma ngikutin dia,"

Ares mengerutkan kening dengan alis terangkat sebelah. Tidak menyangka kalau cewek aneh di hadapannya berani menunjuknya dengan telunjuk.

Ah, tepat di depan bibirnya.

"Dari kapan lo ngikutin?" tanya Kala. Harin sempat kaget karena Kala mau membuka mulutnya di pertemuan langsung mereka. Harin belum dikenali kan? Duh jangan sampai, ini belum waktunya!

"Belum lama." Baru dua tahun. Tapi baru ini yang paling edan.

"Hm. Jadi siapa nama lo?" tanya Malvin sambil memandang Harin lempeng. Tatapannya emang biasa saja namun hatinya tidak.

Harin hendak pergi dari sisi Ares yang terlihat seperti memeluknya. Namun tidak mungkin laki laki itu menahannya karena tangan itu melingkari pinggang Harin dengan eratnya. Dia tidak tahu jantung Harin serasa ingin meledak karena tingkahnya.

"Lo nggak perlu tau, Malvin." Itu bukan Harin yang menjawab. That's Ares with the arrogant voice.

"Hehe iya maap bang." Malvin pun cengengesan dan menggaruk tengkuknya dengan kikuk. Padahal dia kesel karena Ares jadi galak pada calon incarannya (?)

"Res, tingkah cewek ini. Kayaknya dia tau gelas lo mencurigakan." ucap Dana. "Jangan jangan dia tau kalau lo bakalan celaka abis minum ini?"

Harin hanya menelan saliva susah payah. Seluruh anak Petra memandangnya curiga dan membuat Harin gugup. "Apa? Emang lo semua nggak nyadar kalau tuh cewek punya gelagat mencurigakan?"

"Mencurigakan gimana?" selidik Alvaro. Ia tak percaya sama sekali pada cewek asing di hadapannya ini.

"Bukannya dia masukin semacam kapsul obat gitu ya?"

"Dimana?" tanya Ares.

"Here." Harin memutar menunjuk gelas Ares dan lelaki itu ikut melihat apa yang ditunjuk Harin.

"Gimana lo bisa tau itu?"

"Gue kan merhatiin dari tadi.

"Hm, panas." sindir Yohan. Harin pun merasa jika Yohan begitu sinis dan sensi padanya. "Baru kemaren. Bahkan kuburan Harin masih basah."

Harin meringis dalam hati. Yohan yang sedang mode nyinyir memang tidak ada tandingannya.

"Lo kalah jauh sama Harin."

"Dia itu siapa?" Dengan ekspresi menyakinkan yang sudah dia pelajari sejak lama Harin pun bertanya. Apapun keadaannya sekarang, penting untuk pura-pura tidak tahu padahal yang mereka bicarakan adalah dirinya.

"Istri orang yang lo godain hari ini, detik ini di tempat ini." sinis Haikal. Wah, pasukan nyinyir Yohan bertambah satu rupanya.

Harin terkekeh. Pertarungan adu bacot ini terasa seru. "Kalo gitu lo berani nyuruh dia lepasin tangannya dari pinggang gue?" tanyanya menantang Haikal.

Haikal kelihatan kesal dan menciut. Tentu saja dia tidak berani pada Ares. Bisa bisa dibabat abis dia ditendang dari keanggotaan Petra nanti. "Lo nggak usah bangga, lo cuma pengganti sementara."

Arcane [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang