Jangan lupa tinggalin jejak ya💓
Fyi, Alviano itu Alvin. Salah satu anggota the four's anak buahnya Arion ya.
"Gausah ceramah dulu. Diem, tutup mulut lo Arion." Harin menatap Arion tajam. Beberapa menit lalu saat dia menjejakkan kaki di penthouse megah tersebut Arion terlihat sudah menunggunya di depan pintu. Harin tahu, tindakan ini berbahaya tapi masih nekat mempertaruhkannya demi melakukan ini.
"Mana liat kaki lo."
"Gue baik baik aja!"
Arion tak mempedulikan sentakan Harin yang terdengar kasar. Lelaki itu justru mendekat dan menggendong Harin untuk mendudukkannya di sofa.
"Sejak kapan lo lancang begini sama atasan lo, Arion?" tanya Harin datar.
"Otoritas lo nggak berlaku saat ini." Orion menyuruh maid datang membawakan kotak obat. "Lo memaksakan diri lo buat kesana."
Harin memalingkan wajahnya. Dia enggan memberikan argumen sebagai bantahan ucapan Arion. Ia benar dan meskipun itu benar, perdebatan dengan Arion membuang energi dan kewarasannya.
"God, you're bleeding." suara Tristan terdengar. Lelaki itu menuruni tangga dengan ekspresi shock menghiasi wajahnya.
Arion perlahan membuka perban yang membalut sepanjang tulang kering hingga bagian atas paha kanan Harin. See, semua jahitan itu kembali terbuka dan perbannya sudah sepenuhnya berwarna merah. Dua tahun berlalu luka luka itu masih ada, meski tak separah pada awalnya.
"Harus dijahit ulang." ucap Arion.
"Lo emang nggak ngerasa sakit, Rin? Lukanya kebuka," Theo mendekat dengan raut khawatir. Entah mengapa mereka semua ada sedangkan Alvin tidak terlihat dan Harin mulai merasa curiga.
"Alvin dimana?" tanya Harin pada Arion. Keheningan pun tercipta. Tidak satupun dari ketiganya membuka mulut sama sekali—baik Arion, Theo dan Tristan. "Alvin dimana, Tris?"
"Mati kali," Tristan menjawab dengan acuh.
"Gue cari sendiri." Harin bangkit dan tentu saja Arion tidak akan mengizinkan. Ia menahan tangan gadis itu dengan kencang. "Lepas! ARION!"
"Rin, udah. Gue disini." Alvin muncul. Meskipun senyum terpatri di wajahnya Harin tetap marah. Ia marah pada seseorang di hadapannya. Alvin babak belur dan berdarah karena laki laki itu sehabis dipukuli oleh partnernya sendiri.
"Ini salah gue, kenapa Alvin yang lo bikin begitu?! Dia partner lo. Gue yang salah. Gue nggak nyuruh lo lukain dia, Arion!" amuk Harin. "Lo duduk dulu Vin, I call the doctor."
"Nggak." tahan Arion sembari mengambil ponsel dari tangan Harin dengan paksa.
"Coba kalau lo nggak nekat keluar sana, Alvin sekarang baik baik aja." ucap Tristan.
"Apa? Ar, lo hukum Alvin karena dia nganter gue keluar dari sini?" tanya Harin setengah tak percaya pada Arion.
"Dia pantas."
"Brengsek." Harin mengamuk. Dia menampar dan menjejak Arion dengan brutal. Bahkan seorang Arion tidak melawan sama sekali saat Harin memberinya pukulan dan makian bertubi-tubi padanya. "GUE BILANG DARI AWAL JANGAN LANCANG ARION! PANGGIL DOKTER SEKARANG! SURUH DIA KESINI! CEPATT!" Harin berteriak kencang. Bahkan tak peduli pada tangannya yang gemetar saking emosinya dia pada ketiga laki laki itu.
Jangan bilang Harin berlebihan karena jelas Alvin dalam keadaan yang parah. Lelaki itu masih bisa tersenyum karena dia terbiasa tapi bagi Harin tidak. Dia tidak bisa menerima bahwa partnernya, berada dekat dalam jangkauannya terluka karena kelakuan sinting Arion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcane [New Version]
RomanceSetelah menikah Harin berpikir dunianya jadi berbeda karena ada Ares bersamanya. Namun, nyatanya semakin banyak yang ikut campur dalam poros takdir hidup keduanya. Segala sesuatu yang menjeratnya dan menjebaknya semakin dalam membuat Harin harus ta...