CHAPTER VII

1.4K 203 30
                                    

Seminggu lagi [Name] akan mengikuti lomba kolaborasi piano dan biola tingkat SMA, dia mewakili sekolah bersama dengan kakak kelasnya.

Selama seminggu sebelum lomba diadakan, [Name] dan senpainya itu latihan setiap hari sehabis pulang sekolah.

Hari ini adalah hari terakhir mereka latihan, "Yuuta kamu terlalu cepat." Komentar Utahime.

"Gomen, sensei." Balas Yuuta.

"Mou ikkai." Suruh Utahime.
(satu kali lagi)

[Name] dan Yuuta mengangguk, [Name] menekan tuts piano dengan jari lentiknya, mengikuti arahan not piano yang berada didepan matanya. Tangan Yuuta bergerak menggesek senar biola dan menghasilkan suara yang selaras dengan [Name
Utahime memejamkan matanya, menikmati suara yang kedua muridnya hasilkan.

Jari jemari [Name] sangat lihai memainkan tuts piano. Utahime yang melihat keduanya sudah meliki banyak kemajuan pun tersenyum.

Instrumen yang Yuuta dan [Name] mainkan telah selesai, mereka saling menatap satu sama lain dan tersenyum. Utahime memberikan apresiasi dengan cara tepuk tangan.

"Bagus, bagus sekali." Ucap Utahime.

"Arigatou, sensei." Ucap [Name] bersamaan dengan Yuuta.

"[Name] dirimu sudah sangat bagus memainkannya, tapi jangan terlalu tegang, hampir saja tadi kamu telat untuk berpindah ke tuts selanjutnya." Tukas guru dengan bekas luka diwajahnya.

"Ha'i sumimasen." [Name] mengangguk meminta maaf.

"Ja mungkin hari ini cukup, kalian beristirahatlah yang cukup agar penampilan besok menjadi penampilan terbaik dari kalian."

"Ha'i sensei, arigatou gozaimasu."

[Name] menutup piano, membereskan kertas not nya dan memasukkannya kedalam tas. Begitu pula dengan Yuuta yang membereskan biolanya.

"Sepertinya pulang sekolah aku harus memebeli bow yang baru." Gumam Yuuta.

Mereka bertiga meninggalakan ruang klub dan Utahime mengunci pintu ruang klub. Utahime memberikan sedikit Nasihat kepada [Name] dan Yuuta, keduanya mengangguk tanda mengerti.

Utahime meninggalkan mereka berdua, "Nee Yuuta-senpai, sepertinya senpai harus membeli bow baru." Ucap [Name].

"Ah iya, aku ingin membelinya nanti. Ah mana cukup jauh tempatnya dari rumahku dan tidak searah." Jawab Yuuta.

"Kalau mau aku bisa membelikannya, kebetulan jalan pulang ke rumahku itu melewati toko alat musik." Tawar [Name].

"Wah honto?" Tanya Yuuta, [Name] mengangguk.
(wah beneran?)

"Ja, ini uangnya, kamu bisa membawa biolaku untuk memberitahu penjualnya nanti." Ucap Yuuta yang memberikan biola dan beberapa lembar uang ke [Name].

"Wakatta." Ucap [Name] yang menanggapi biola dan uang Yuuta.

"Arigatou, [Name]." [Name] hanya mengangguk untuk membalasnya.

Mereka berjalan keluar sekolah dan berpisah untuk menuju kearah rumah mereka masing-masing.

[Name] mampir ke toko alat musik untuk membeli bow baru. Setelah mendapatkan bow baru, [Name] bergegas pulang kerumahnya karena ingin merebahkan tubuhnya dikasur empuknya.

Sesampainya dirumah dia disambut oleh kakaknya yang sudah menyiapkan makan malam.

"Tadaima."

"Okaeri, [Name]." Ucap Choso yang sedang menata makanan dimeja makan.

"Wahhh." [Name] menghampiri Choso dengan mata berbinar-binar.

"Karage!" Ucap [Name] yang air liurnya hampir jatuh karena melihat masakan kakaknya yang terlihat sangat menggoda.

Past Time to Future [NANAMI KENTO X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang