9. Mangga

306 32 7
                                    

Yeayy!! Akhirnya up setelah sekian lama wkwkw, ada yang masih baca nggak??

Semoga masih ada yang baca cerita ini wkwkw! Selamat membaca dan jangan lupa buat vote, comment, and sharenya ya!! (づ ̄ ³ ̄)づ

***

Minju turun dari motor Jaemin dan menyerahkan helmnya kepada Jaemin.

"Makasih," ucapnya kepada Jaemin yang dibalas anggukan.

"Mau masuk dulu?" tawar Minju.

"Engga usah, gue mau langsung pu--"

"Ekhem..."

Keduanya otomatis menoleh kebelakang ketika mendengar suara dehemam seseorang. Doyoung melihat dengan tatapan serius lalu menghampiri keduanya.

"Ngapain bareng dia? Kan kamu udah abang titipin ke Renjun tadi," tanya Doyoung sambil menatap Minju lalu beralih menatap tak suka ke arah Jaemin.

"Abang jangan gitu matanya, mau aku colok? Lagian kan harusnya aku emang pulang sama Jaemin. Kan Jaemin pacar aku," jawaban polos mengalir begitu saja dari bibir Minju yang membuat Doyoung geram dan Jaemin melongo sambil menatap Minju. Iya gak salah sih, gue emang pacarnya tapikan itu cuma dare. Batin Jaemin.

"Gak! Abang gak setuju!" tolak Doyoung.

"Bodoamat gak aku gak minta persetujuan abang," balas Minju tak mau kalah.

PLETAK!

Kening lapang Minju menjadi sasaran sentilan Doyoung. Yang membuat sang empu meringis sambil mengusap-usap keningnya. Jujur saja Doyoung tak main-main dengan sentilannya itu. Perih. Sementara itu Jaemin hanya bisa memperhatikan keduanya tanpa bisa berbicara, jujur saja Jaemin sedikit takut pada Doyoung.

"Ngapain lo masih disini, udah sana pulang." usir Doyoung kejam kepada Jaemin yang masih duduk anteng dijok motornya.

Jaemin menaikkan sebelah alis tebalnya. "Gua juga emang mau balik, enggak perlu lo usir!" tanpa berpamitan pemuda itu langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

***

Matahari semakin tenggelam, warna jingga dilangit kian pudar. Tapi bukannya pulang, Jaemin malah melajukan motornya kearah rumah Haechan.

Baru sampai dijalan depan rumah Haechan, telinga Jaemin mulai ternoda dengan teriakan Ryujin yang selalu ribut dengan Haechan.

"HEH CHAN! TURUN LU MONYET!" Teriak gadis berambut pendek tersebut.

"APA SIH LU ANOA? BERISIK BANGET," sahut pria yang saat ini tengah nangkring diatas pohon, padahal adzan maghrib telah berkumandang.

"TURUN IH! MANGGA GUA JANGAN LO COLONG MULU, GUA JUGA MAU!!" 

"GUA ENGGAK NYOLONG YE! GUA MINTA, BAPAK LO AJA NGEBOLEHIN. KOK LU PELIT?!" teriak Haechan, yang sepertinya belum menyadari keberadaan Jaemin.

"HEH GOBLOK! MINTA YA MINTA, TAPI JANGAN SEPOHON JUGA LU GARAP!"

Sementara dua makhluk itu saling adu teriakan, Jeno dan Chenle keluar dari pintu rumah Haechan, dan menyambut Jaemin.

"Kenapa lagi itu?" tanya Jaemin pada kedua temannya.

"Itu si Echan gua suruh minta mangga, buat kita ngerujak. Gua suruh dia minta dua aja, eh tuh lo liat." Jeno menunjuk Haechan di atas pohon, "Malah bawa karung, jadilah dia ngamuk." kemudian menunjuk Ryujin yang saat ini sudah siap naik keatas pohon.

"Eh anjir naik tuh bocah, samperin-samperin!" Chenle dan Jeno langsung berlari kearah pohon mangga itu.

"UDAH SEGITU AJA! JANGAN SEMUA," ucap, ralat teriak Ryujin ketika sampai didahan pohon yang berdekatan dengan Haechan.

MY POSESIF BADBOY [JAEMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang