3. Harga diri

440 52 6
                                    

"Aaw! Pelan-pelan goblok! Sakit!" Maki Jaemin kepada Jeno yang tak sengaja menekan-nekan lukanya dengan kapas yang telah diberi alkohol.

"Ye, sorry, Nyet." Jeno meringis, merasa bersalah. Kemudian, ia melanjutkan mengobati Jaemin, kali ini lebih hati-hati.

"Min, gue mau tanya. Gimana rasanya baru sehari pacaran, cewek lo udah jalan sama cowok lain?" tanya Chenle kepada Jaemin.

"Rasanya seperti anda menjadi Ironmen." Bukan Jaemin yang menjawab, tapi Haechan. Mewakili suara hati Jaemin, katanya.

"Wadaw, bisa terbang dong?" sahut Jeno ikut nimbrung.

"Mantep! Terus-terus, gimana rasanya dapet bogeman dari cowok yang jalan sama cewek lo?" Chenle lanjut bertanya.

"Rasanya anjing banget, banget, banget!" lagi-lagi Haechan yang menjawab. Jaemin tak tinggal diam. Kali ini, kepala indah Haechan menjadi sasaran stik ps terbang. "Ikan hiu makan tomat, goblok banget si Jaemin laknat!" teriak Haechan mengumpati Jaemin, ingin membalas melempar stik, tapi Jaemin mengacungkan bogemnya membuat Haechan urung. Sementara Chenle dan Jeno tertawa.

"Oh iya, Min ngapain lo pake acara pukul-pukulan sama tuh cowok? Kan lo nembak, tuh, cewek buat dare doang. Kenapa lo sampe segitunya sama dia?" tanya Jeno penasaran. Padahal, seharusnya Jaemin tidak ikut campur urusan cewek itu. Toh, dia bukan siapa-siapa. Hanya pacar modal dare .

"Nah bener, kenapa, Min?" Haechan ikut bertanya.

"Atau jangan-jangan, lo beneran suka sama dia?" tebak Chenle, main-main.

"BENERAN LO SUKA SAMA DIA?" teriak Haechan malah heboh sendiri. Sedangkan ketiga temannya menutup telinga rapat-rapat agar tidak menjadi tuli akibat teriakan Haechan tersebut.

"Kagaklah. Ya, kali gue suka sama dia," jawab Jaemin mengelak.

"Terus kenapa lo sampe segitunya sama dia?" Chenle kembali bertanya, masih belum puas dengan jawaban Jaemin.

"Ya, karena gue gak suka seseorang yang udah jadi milik gue, pacar, deket sama cowok lain. Bukan karena gue suka sama dia, tapi karena gue gak mau harga diri gue tercemar saat orang lain tau kalau cewek gue, meski cewek dare , jalan sama cowok lain," jawab Jaemin.

"Anjay serem! Harga diri, cuyy!" ucap Jeno yang masih setia mengobati luka-luka Jaemin.

"Harga diri? emang lo punya harga diri, Min?" Tanya Haechan dengan wajah polosnya.

"Aw! Anjing! Sakit!" Lagi-lagi teriakan itu muncul dari mulut Haechan yang kepalanya kembali terkena lemparan stik ps. "Jaemin anjim, gue sumpahin lu beneran suka sama si cewek toilet!" lanjut Haechan dendam, menyumpah serapahi Jaemin.

"Gak-akan-pernah!" Jaemin menekan setiap katanya, mempertegas jika hal itu tidak akan pernah terjadi. "Lagi pula, tinggal gue putusin cewek itu. Beres!" lanjutnya.

"Et, ingat! Perjanjiannya 6 bulan lo pacarannya Jaemin." Chenle mengingatkan.

"Bodo amat! Gue gak akan pernah suka sama dia. Titik!"

"Awas aja kalau lo bener-bener suka sama dia, mobil baru lo buat kita," ucap Jeno, melirik Haechan dan Chenle yang mengangguk setuju.

Sedangkan Jaemin tengah berpikir. Apakah benar ia menyukai gadis yang kemarin ia tembak dan menjadi pacarnya? Oh ayolah, bahkan Jaemin tidak tau siapa nama gadis tersebut. Mana mungkin dia menyukainya. Tapi mengapa ia merasa tak terima jika gadis tersebut jalan dengan pria lain apalagi sampai tertawa?

Tidak!! Apa yang menjadi miliknya tidak boleh disentuh oleh orang lain. Ya, seperti itu. Jaemin pun menepis jauh-jauh pikiran bahwa dia menyukai gadis tersebut.

MY POSESIF BADBOY [JAEMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang