Hari ini seperti biasanya, tak ada yang berubah. Begitupun hubungan Minju dan Jaemin yang tak ada kemajuan. Hanya Minju yang selalu berusaha untuk memajukan hubungan mereka.
Seperti hari ini Minju berjalan dengan santai menuju kelasnya, sambil membawa kotak bekal makan. lagi. Katakanlah Minju bodoh dengan membawakan bekal makan lagi untuk Jaemin, karena sudah jelas-jelas akan ditolak seperti kemarin. Minju melihat Jaemin ada didepan kelasnya dengan semangat ia berlari menghampiri Jaemin, tapi wajahnya berubah takut dan berhenti berlari saat melihat Jaemin yang tengah berdiri sambil bersedekap dada.
Seakan menyadari orang yang di nanti sudah sampai, Jaemin langsung berjalan kehadapan Minju.
"Pa--pagi Jaemin. I-ini buat kamu," Entahlah mengapa Minju menjadi gugup berhadapan dengan Jaemin yang memasang wajah tak bersahabat.
Bukannya menjawab Jaemin malah memandangi lama kotak bekal itu, mengambil dan membuangnya begitu saja lalu menarik tangan Minju dengan keras.
"Mau kemana? Le--pasin.. Aku bisa jalan sendiri kok." Minju memandangi kotak bekalnya yang sudah acak-acakan dilantai dengan sendu sambil berusaha melepaskan cengkraman tanganya dari Jaemin. Karena cengkraman ini cukup menyakitkan. Tapi Jaemin seolah tuli ia tetap mencengkram tangan Minju dan membawanya ke taman belakang sekolah. Tempat yang jarang di sambangi siswa-siswi.
"Jaemin plis lepasin sak-- Aww!" Ringisan itu keluar dari bibir Minju saat dengan gerakan cepat Jaemin mendorongnya ke dinding yang ada di taman.
"LO BISA DIEM GA HAH!" Jamein berteriak dihadapan Minju yang saat ini tengah menahan nangis. Jujur ia tak pernah di bentak orang sebelumnya, bahkan orang tua dan abangnya tidak berani untuk membentaknya walaupun ia melakukan kesalahan.
Jaemin melangkah lebih dekat ke arah Minju mengikis jarak yang ada, sekarang posisi Jemin mengurung Minju dengan sebelah tangannya.
"Ka-ka--kamu mau a--apa?" Luar biasa gugup karena ia tak pernah berada sedekat ini dengan lawan jenis.
"Siapa cowok yang selalu pulang bareng sama lo?" Bukannya menjawab Jaemin malah bertanya balik degan nada yang rendah dan terkesan dingin.
"Kamu ga perlu tau." Minju menunduk saat menjawabnya.
"HAH! APA LO BILANG? GUE GA PERLU TAU? INGET YA! GUE ITU COWOK LO! GA SEHARUSNYA LO JALAN SAMA COWOK LAIN. OHH ATAU LO ITU SIMPENAN ITU COWOK? CIH!! DASAR CEWEK MUR--"
PLAK!!
Ucapan Jaemin terhenti saat Minju menamparnya, cukup keras segingga wajahnya sedikit menoleh kesamping. Jaemin menatap wajah Minju yang saat ini memerah dan menangis, Minju merasa terhina dengan ucapan Jaemin yang menuduhnya yang tidak-tidak.
"AKU BUKAN CEWEK MURAHAN!"
Jaemin menyeringai, kemudian ia menangkup pipi Minju.
"Terus kalau bukan cewek murahan, apa dong sebutan buat cewek yang suka jalan sama cowok lain selain pacarnya? Jalang? Bicth atau pela--" Ucapan Jaemin terhenti saat Minju luluh ketanah dan menagis. Apa mungkin ia keterlaluan? Ohh tidak ini sudah wajar.
"Terserah kamu hiks mau bilang apa, aku ga peduli! Hiks, dan apa yang tadi kamu bilang itu seolah aku pacar yang spesial buat kamu, tapi apa? Hiks, bahkan kamu ga pernah peduli sama aku, kita ga pernah kontekan. Kita ga pernah kayak pasangan lainnya." Minju berucap disela tangisannya dengan kepala yang masih menunduk, kalian yang berpikir Minju lebay. Kalian keterlaluan, karena mana ada perempuan yang rela harga dirinya di injak-injak.
Minju mengangkat kepalanya lalu menatap Jaemin. "Bahkan kamu ngasih bekal yang aku siapin ke kamu, ke temen kamu dan tadi kamu buang gitu aja."
Jaemin menatap Minju dengan pandangan yang sulit di artikan, ada rasa yang sebenarnya tak boleh hadir di hatinya, rasa kasihan dan rasa menyesal. Tapi dengan ego yang tinggi Jaemin menepis rasa itu.
"Pulang sekolah bareng gue! Ga ada penolakan." Jaemin segera pergi meninggalkan Minju yang masih menangis dan memunduk.
Sebenarnya bukan kata itu yang Minju harapkan dari Jaemin, karena Minju berharap Jaemin mengucapkan kata 'maaf'
Entah sudah berapa lama Minju menagis di taman belakang ini, hidungnya sudah memerah, bibir yang memucat dan rambutnya sudah acak-acakan karena terlalu lama menagis.
***
Seorang pria sedang patroli berkeliling untuk mencari murid-murid nakal yang membolos di seluruh penjuru sekolah. Saat ini ia melangkah menuju taman belakang, konon katanya taman belakang ini sedikit angker. Dan rumor itu membuat bulu kuduknya sedikit berdiri. Tapi mau bagaimana lagi? Ia ketua OSIS sudah seharusnya ia mengecek seluruh tempat.'Anjir itu kunti? Tapi kok ada pagi-pagi ya?' Batin Pria itu yang bernama Renjun saat melihat sosok wanita yang menunduk di pojokan.
Dengan langkah yakin tak yakin Renjun mendekat kearah wanita itu, saat melihat kaki wanita itu menapak ketanah Renjun sedikit lega.
"Hei." Renjun menepuk pundak wanita itu, dan betapa kagetnya Renjun saat wanita itu mendongkak. Ternyata itu Minju dengan keadaan yang berantakan.
Minju buru-buru berdiri dan merapihkan penampilanya, tapi sayang itu tak menutupi mukanya yang sembab. Toh dengan ia merapihkan tampilannya tidak membuat ia terlihat baik saat ini didepan Renjun.
"Lo kenapa Ju?" Minju menggeleng lalu tersenyum, seolah menjawab ia tak apa-apa. Renjun memakluminya, mungkin itu privasi.
"Terus kenapa di sini? Sendirian lagi."
"Eng-gak kenapa- napa kok." Minju kembali tersenyum kepada Renjun.
"Oke, kalau gitu gue anter kekelas ya?" Minju mengangguk dan mereka keluar dari area taman.
"Mau ke kelas atau ke UKS?" Tanya nya lagi pada Minju, peka sekali Renjun ini.
Minju sedikit berpikir, jika ke kelas ia akan di wawancara oleh ketiga sahabatnya. Maka pilihan terbaik adalah UKS.
"UKS aja, eh kamu ga apa-apa nganter aku?"
"Oke, ga apa-apa kali Ju." Renjun tersenyum menanggapinnya, kapan lagi coba ia bisa sedekat ini dengan sang pujaan hati. Syutt jangan kasih tau siapa-siapa Renjun menyukai Minju.
Di perjalanan tak pernah hening, Renjun terus bertanya dan mengoceh yang membuat mood Minju meningkatkan. Sampai akhirnya...
Sret...
Tubuh Renjun tertarik ke belakang, saat berbalik ternyata Jaemin pelakunya."Ada apa?" Tanya Renjun dengan wibawa yang tak pernah luntur.
"Jangan deketin cewek gue!" Ketus. Sangat ketus suara Jaemin.
Renjun sedikit terkejut, kemudian ia menatap Minju. Dan dari ekspresi Minju, Renjun yakin ucapan Jemin bukan lelucon.
"Oh, oke!" Renjun mendekat ke arah Jaemin dan berbisik.
"Inget, apa pun yang lo milikin bisa dengan mudah gue rebut, Min. Termasuk Minju." Renjun menepuk pundak Jaemin dan berlalu meninggalkan Minju dan Jaemin.
Jaemin menatap Minju dengan sorot mata yang tajam, refleks Minju menundukan kepalanya. Jaemin melangkah mendekatinya sembari berbisik.
"Jauhin dia." Suara rendah Jaemin berhasil membuat buluk kuduknya bangun.
Tbc......
Vote comentnya jangan lupa moms, biar kita semangat buat nulis dan up nya. Jangan sider please:(
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSESIF BADBOY [JAEMIN]
FanfictionBagaimana rasanya, ketika tiba-tiba kamu diklaim menjadi pacar dari badboy sekolah yang notabenya pria yang kamu suka? Senang? Bahagia? Ya itulah yang dirasakan seorang gadis cantik. Kim Minju. yang akhirnya diklaim menjadi pacar badboy sekolah yan...