Part 4 - Tabuh Waturingin

1.7K 89 4
                                    

" Kalian tau musik gamelan? Sebuah musik dengan alunan nada yang mampu membuat pendengarnya merasa nyaman.. Namun bagaimana kalau ada musik gamelan yang membawa kutukan?

Cerita ini adalah kiriman dari teman lama saya yang bernama cahyo..

Desa windualit , sebuah desa di pedalaman kaki gunung merapi yang menyimpan banyak misteri..

Sekilas desa ini hanya terlihat seperti desa biasa seperti desa pada umumnya , namun siapa sangka.. saat ini terdapat kutukan yang menyerang desa itu

Ketika malam purnama tiba seluruh warga sudah mengurung diri dirumah masing-masing , membaca doa dan menutup telinga berharap saat itu bukan giliran mereka.

Setelah matahari terbenam sayup-sayup terdengar suara gamelan dari dalam hutan yang disebut Alas mayit...

Satu dari antara warga desa akan menari kesetanan tanpa henti , memaksa tubuhnya untuk memutar seluruh sendi-sendi tubuhnya hingga patah dan berlari menuju hutan.

Keesokan harinya jasad orang itu akan muncul di mulut hutan dalam kondisi yang tidak utuh.

Seluruh daya upaya sudah dilakukan, namun setiap tindakan malah menimbulkan korban yang semakin banyak..

Kutukan ini bernama...

Gending Alas Mayit...

..

Gila.. ini cerita kiriman dari cahyo , sangat mengerikan kalau mengetahui kisah ini benar-benar terjadi.

Buat para pendengar , saat ini Cahyo , Paklek dan teman-temanya sedang membantu untuk menghentikan kutukan gending alas mayit ini.

Yang saya kenal , mereka adalah orang-orang hebat dan selalu membantu siapa saja yang membutuhkan... termasuk saya yang sempat ditolong oleh mereka.

Apabila mereka sampai membutuhkan bantuan, tandanya ini dalah sesuatu yang gawat.. jadi apabila ada yang mengetahui petunjuk mengenai Gending Alas Mayit silahkan hubungi saya di hotline telpon atau di media sosial..

Oh iya, satu lagi yang penting .. mereka mencari petunjuk mengenai Tabuh Waturingin ..

Untuk malam ini sekian dari saya , radio tengah malam undur diri... "

" Oke.. close!" Ucap dika dari luar ruangan.

Aku membuka headsetku , menarik nafas sebentar dan segera keluar ruangan.

"Gua bikin kopi dulu ya dik , kalo ada telpon masuk tolong terima dulu..." ucapku.

"beres .. nyantai dulu sana" jawab dika.

Aku pergi ke dapur , mengambil gelas dan menyeduh kopi hangat . Sekilas kejadian di pabrik gula terlintas kembali di pikiranku. Seandainya tidak ada Cahyo dan Paklek , entah bagaimana nasib kami saat ini.

Sebuah aroma kopi sangat mampu menghilangkan lelahku seharian ini. Mungkin sudah belasan tahun semenjak aku bertemu mereka , saat itu cahyo hanya bocah smp yang masih sering bermain dengan monyetnya. Aku penasaran, seperti apa dia sekarang?

" Gimana dik , ada yang nelpon?" Tanyaku sambil menghampiri dika.

"ada, tapi rata-rata gak serius.. nawarin jasa lah , minta alamat desa lah.." Jawab dika.

"ya sudah , kita juga udah tau bakal begini.. yang penting usaha dulu aja" Lanjutku.

Suara langkah kaki terburu-buru terdengar menuju tempat ini yang berujung pada pintu ruangan yang dibuka dengan buru-buru.

2. Gending Alas MayitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang