" Radio tengah malam , masih bersama saya Ardian penyiar favorit kalian..
Ada kabar baik nih dari temen kita yang bernama Cahyo, kabarnya dia sudah berhasil menyelesaikan permasalahan kutukan Gending Alas Mayit..
Selamat ya buat kalian dan desa windualit , Kalian memang orang-orang hebat!
Oke.. karna sudah tiga cerita kita bacain , saatnya kita pamit, selamat beristirahat, radio tengah malam undur diri..."
"Oke bungkus!" Teriak dika dari luar ruangan.
Secangkir kopi sudah disiapkan oleh dika di ruang tunggu .
"Lu emang partner terbaik dik , hujan-hujan gini emang paling enak ngopi" Ucapku pada dika yang hanya dibalas dengan jempol di tanganya.
Aku menyeruput kopi buatan dika dan merebahkan tubuhku di sofa. Namun aku merasa ada yang aneh. Sayup sayup terdengar suara gamelan mengalun di ruangan ini.
" Dik.. Dika! Kamu denger itu ga?" Ucapku pada dika
"Denger apaan? Gw masih ngebuat playlist nih.... " Jawab Dika dengan santai.
" I... Itu... ada suara gamelan " Aku menghampiri dika dan membuka headsetnya.
Ia berdiri menghampiri jendela dan menajamkan telinganya.
" Oooh... itu di komplek sebelah lagi ada hajatan , katanya nanggep wayang kulit.. kita juga diundang kok , tuh undanganya" Ucap dika sambil menunjukan undangan yang tergeletak di meja.
" owalah , gua kira itu kutukan masih nyangkut di kita... " lanjutku yang segera melanjutkan menyeruput kopi sekali lagi.
Setelahnya kami hanya sibuk dengan kesibukan masing masih sebelum bersiap untuk pulang. Namun tak seperti biasanya suara pintu diketuk dengan lambat...
"Dik ada yang ketok pintu? "Tanyaku pada dika.
"Iya kayaknya... lu bukain dulu dah, gua dikit lagi selesai " perintah dika padaku.
" wokey.. lu kelarin aja dulu" aku segera berdiri dari sofa dan mencoba mendekati pintu. Namun lampu tiba-tiba berkedip dengan tidak wajar dan angin dingin berhembus di leherku.
"... Jangan dibuka... " Suara berbisik terdengar dari belakang punggungku.
Aku tidak menghiraukan,namun kedipan lampu menjadi semakin cepat dan mengerikan. Saat langkah kakiku mendekat menuju pintu , muncull sesosok makhluk pria seumuranku dengan wajah yang hancur..
Itu hantu nandar , seharusnya ia tidak akan muncul bila aku tidak menyalakan korek dari paklek...
Aku heran dengan apa yang terjadi , Hantu nandar hanya menatapku dan kali ini berbicara dengan berteriak di hadapan wajahku
" JANGAN DIBUKA!!!"
....
....
( SELESAI)
Catatan Penulis :
Sebelumnya terima kasih buat semua pembaca di seluruh penjuru nusantara di platform manapun.
Di catatan ini saya sedikit menjawab pertanyaan dari sobat horor mengenai kisah ini..
Mengenai Gending Alas Mayit ini merupakan cerita yang saya dapat dari seseorang warga desa (Nama desa sudah disamarkan) , konon kutukan gending alas mayit ini pernah terjadi di antara tahun 80 - 90an..
Tapi untuk tokoh dan alur cerita merupakan pengembangan untuk melengkapi kisah ini.
Mengenai desa windualit sendiri saat ini sudah lebih modern dan mulai terbuka dengan wisatawan , pemerintahpun sudah melihat potensi wisata di sana. Walaupun terkadang katanya warga masih sering mendengar suara gamelan, namun bukan suara kutukan seperti dulu.
Kalau kalian suka travelling , saat desa ini sudah semakin berkembang , mungkin kalian akan sampai ke desa ini. walaupun mungkin kalian tidak akan sadar tempat yang kalian datangi adalah lokasi terjadinya kutukan gending alas mayit...
Terakhir dari saya , mohon maaf apa bila dari cerita saya ada yang menyinggung dan sampai ketemu di cerita berikutnya.
untuk cerita terupdate lainnya bisa mampir juga ke :
www.karyakarsa.com/diosetta69
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Gending Alas Mayit
TerrorSuara gamelan terdengar tanpa henti sepanjang malam , Warga mencoba mencari sumber dari suara musik gamelan tersebut. Namun suara itu berasal dari hutan desa... Saat malam sudah mencapai puncaknya , terdengar suara teriakan dari rumah Aswangga, seor...