11-KANGEN

0 1 0
                                    

VOTE
COMMENT
FOLLOW

Jangan jadi pembaca gelap ya guys:)
Tinggalkan jejak setelah membaca ceritaku😘

(Maaf typo)

Selamat mambaca ...

★★★

Akhirnya gadisku yang cantik bisa mengenaliku, walaupun tak banyak waktu tersisa.

~Banji Ardian Susantos

Author pov

"Lo harus janji Rein, kalo lo bakal menjauh dari Kak Andres sejauh-jauhnya, jangan cuma boongan." tutur Luna. Iya, Luna sangat mendukung jika Rein menjauhi Andres. Jangan salah, Luna hanya tidak mau Rein sakit hati lagi, lagi, dan lagi.

"Iya gue coba, tapi kalo ketemu ga janji buat ga galau" ucap Rein dengan mata berkaca-kaca

"Ih apaan sih Rein, lagian udah ada Kak Yasa, Dandi, Gavan. Ganteng semua lagi, kurang apa coba, masih aja mau Kak Andres. Lo jadi gue deh biar tau gimana rasanya kesepian." tegas Luna. Sementara Rein masih saja menatap ujung sepatunya sambil mengerucut kan bibir. Siapapun yang melihat pasti akan gemas sendiri dengan tingkah Rein.

"Atuh udah, ayok masuk kelas aja" ajak Luna menarik tangan Rein.

★★★

"Kenapa ya Lun, disaat gue seneng ada aja yang matahin. Dulu dipatahin sama Kak Andres sendiri, terus dipatahin sama orang lain, terus dipatahin sama poto kemarin. Kayak disengaja gituh Lun." ujar Rein kepada Luna yang sekarang tengah berada dikantin. Mata Rein tak luput dari Andres. Sementara Luna hanya menghela nafas karena melihat tingkah alay yang menurutnya ALAY.

Bayangkan saja, Rein setiap hari galau-galauan. Sementara Dia dan Andres tidak punya hubungan apa-apa, bahkan sikap Andres kepada Rein berbanding terbalik dengan sikap Rein kepada Andres.

"Udah Rein astagaa, diliatin mulu. Gausah sok galau deh, ayo balik." ucap Luna yang sudah benar-benar jengah dengan sikap Rein. Sambil menarik Rein dia ceramah panjang lebar. Rein? Dia hanya bergumam karena tingkah Luna yang seperti 'Emak-emak'.

Andres pov

*flashback

"Woe ...!" Aku menghentikan aksi 2 preman yang sedang menggoda gadis perempuan.

"Maju lo, jangan berani sama cewek." Aku mulai menghajar mereka berdua. Meskipun terkena pukulan disudut bibir, namun tidak ada rasa sama sekali. Ya aku memang jago berkelahi, itu karena dulu saat SMP aku merupakan salah satu anggota geng motor yang terkenal nakal. Tapi semenjak aku masuk SMA aku mulai berhenti melakukan itu semua.

Aku berubah karena satu hal, satu hal yang tak pernah aku lupakan. Semenjak itu aku berubah dingin dan susah disentuh.

Preman itu kabur saat aku berhasil membuat mereka babak belur. Aku mendekati seorang gadis yang memakai pakaian sekolah sama denganku.

"Lo gak kenapa-kenapa kan?" Dia mendongak menatap ku, matanya memancar kaget.

"Eh elo Intan kan? Lo gak papa kan?" tanyaku.

Need's More Time (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang