Panik. Itu yang ada di benak Luoluo, Jiajia, dan Rangrang saat ini. Bagaimana tidak, ketiganya bangun kesiangan dan sepertinya akan terlambat masuk sekolah. Jarak dari rumah dan sekolah mereka kurang lebih tujuh ratus meter. Cukup dekat bila dijangkau dengan mobil kakaknya. Tapi tidak ada yang mau mengantar mereka dikala mepet telat. Alhasil, berlari jalan utamanya.
Sediikit lagi kaki mereka sampai, mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri gerbang perlahan ditutup oleh satpam.
"PAKKK JANGAN DITUTUPPPPPP!!" Mereka berteriak sekuat tenaga terakhir mereka. Namun nihil, gerbang sudah tertutup rapat.
"Manjat pagar aja kali ya." Saran Luoluo
"Lo..jangan ..aneh aneh deh ah." Jiajia menjawab masih dengan nafasnya yang tak teratur.
"Aduhh gue ulangan matematika lagi sekarang." Keluh Rangrang.
"Trus ini ngapain disini?" Tanya Jiajia
Luoluo melihat sekitar "Balik rumah aja kenapa? Terus buat surat izin"
"Lo kira Lei ge mau ngizinin?" Pertanyaan dari Rangrang membuat Luoluo meragukan kembali usulannya.
"Coba tadi ada yang nganterin kita, pasti gak bakalan telat, perkiraan mobil cuma sekitar tiga menit." Ujar Jiajia sambil melirik jam tangan yang selalu dia kenakan.
"Tau gitu tadi lo aja yang nyetir Jia."
"Gue kagak ada sim Luo, lagian mo parkir dimana."
"Naik sepeda kayaknya tadi masih sempat deh harusnya." Ujar Rangrang.
Mereka berdebat dengan kata seandainya, andai waktu bisa diulang mereka tidak akan membiarkan diri mereka ada di luar sekolah saat ini.
"Itu yang bertiga ngapain nongkrong di luar?!!" Suara cukup keras yang tidak lain suara guru BP tergalak di sekolah mereka.
"Mampuss.. Bu Danni." Umpat mereka perlahan.
Mereka berdiri tegak di hadapan bu Danni yang tampak bersiap memberi mereka hukuman.
"Kenapa kalian telat?!"
"Ke..siangan bu.."
"Ini juga, masih pagi keringetan banyak...Abis main bola?" Bu Danni menjepit seragam mereka bertiga yang basah karena keringat.
"Ini perjuangan bu...tadi kami lari supaya tidak telat." Jawab Luoluo.
"Siapa suruh gak bangun pagi? Tuh liat temen temen yang lain bangun pagi, ke sekolah dengan wajah segar biar nerima materi juga enak bukan malah gini"
"Bu..saya izin saya mau ulangan."
"Loh salah sendiri telat. Sekarang kalian lari lapangan sepuluh kali biar makin seger. Setelah itu ke ruang BP tapi dengan syarat seragam kalian udah kering dari keringat, badan juga gak bau"
"Tapi bu.."
"Udah sana cepat lari, makin cepat selesai cepat masuk kelas juga."
"Lari lagi...tau gitu tadi jalan aja." Keluh Zhao Rang.
Mereka pun melakukan hukuman itu bersama. Setelah selesai mereka segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengeringkan baju dengan hairdryer yang berhasil mereka pinjam ke teman kelas Jiajia. Dan mereka menuju ruang BP untuk mencatat poin terlambat.
Tak hanya mereka, Guangguang dan Nannan pun mengalami hal yang sama. Mereka terlambat karena motor yang mereka kendarai mengalami masalah yaitu ban bocor. Entah sial siapa yang mereka bawa, kedua ban itu sama bocor.
"Eh Nan sini." Guangguang melambaikan tangan
"Lo mau kemana sih? Kan gerbang di sana."
"Shuuttt lewat jalan pintas aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH
Teen Fiction[R1SE lokal Fan Fiction] Seberapa jauh aku melangkah, kalian tetaplah rumahku; tempat aku kembali. "天黑了,该回家了。"