--Akan Jumpa--

153 30 8
                                    

Langit yang cerah pertanda akan menjadi hari yang baik untuk pulang. Koper yang sudah berisi penuh siap mereka bawa. Namun isinya bukan baju mereka, melainkan titipan - titipan jajan milik adik - adiknya. Bahkan ada yang menitip gundam.

Kepulangan Liu Ye dan Ren Hao adalah hal yang paling ditunggu. Rasanya sudah lama tidak bertemu. Padahal baru beberapa bulan.

Tiket pesawat sudah berada di genggaman tangan. Dengan senyum hangat mereka meninggalkan Jepang untuk sesaat.

"Liu Ye, udah pesen taksi?"

Liu Ye mengerutkan alisnya. "hah? kan kita naik kereta"

"jangan, naik taksi aja biar lebih lega kita kan bawa koper gede juga" Ren Hao menunjuk pada koper silver besar yang disenderkan di dekat pintu.

"yaudah bentar"

Sesuai permintaan Ren Hao, akhirnya Liu Ye memesan taksi untuk mengantar mereka ke bandara.

---

"eh Hao ge udah otewe bandara katanya, berarti jam berapa sampe sini?" Luoluo memperhatikan jam dinding.

"harusnya sih delapan jam" jawab Zhao Rang.

"jam lima kita berangkat ke bandara ya jemput eh tapi Lei ge masi praktikum" Luoluo menompang kepalanya dengan tangan seakan berpikir siapa yang akan mereka ajak untuk ke bandara.

"lo lupa kalo gue punya SIM?" suara muncul dari seseorang yang selalu menganggap dirinya tampan. Tidak, tampan sekali.

Luoluo dan Zhao Rang meliriknya sinis dan tak memberi respon.

"ya ampun kaga percaya banget sama gue" Xiaowen mendengus kesal.

"yaudah iya iyaa hahaha" mereka tertawa puas karena berhasil menipunya.

Terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat pertanda ada yang akan menimbrung pembicaraan mereka.

"gue ikutan dong" Yaochen datang sambil merangkul bahu Nannan.

"gue juga" sambung Nannan.

"pada mau kemana nih, gue mau join" Guangguang juga datang diantara mereka.

Yaochen melirik Nannan dengan mencoba menahan tertawa alias mengejeknya. Matanya yang semakin tertutup tampak sekali kalau dia sangat ingin mentertawakan Nannan.

"gue baru inget ada rapat osis, gue gak jadi ikut" ucap Nannan, lalu dia berbalik.

"eh Nan bukannya lo anu dari osis ya hahaha" Yaochen kembali mengejeknya.

"diem lo anjir" Nannan mengepal tangannya dan mendaratkan perlahan ke perutnya.

"iya iya, lo sama gue aja naik taksi" bujuk Yaochen.

Guangguang yang memperhatikan mereka merasa seperti ada yang disembunyikan oleh Nannan. Dia juga merasa tidak enak atas kejadian waktu itu. Tapi dia juga bingung harus berbuat apa untuk menebus kesalahannya.

---

Hari semakin sore, jarum pendek jam sudah mengarah ditengah-tengah angka 4 dan 5. Mereka pun bersiap untuk menjemput kakak kesayangannya.

"Guang! ayo lo ikut enggak" teriak Yanqi yang sudah menaikkan salah satu kakinya ke dalam mobil.

"Guang! ayo lo ikut enggak" teriak Yanqi yang sudah menaikkan salah satu kakinya ke dalam mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guang masih memperhatikan handphone miliknya. Pesan dari Wawa itu tampak menarik perhatiannya.

"kalian lanjut aja, gue ada perlu nih mendadak" ucap Guangguang.

Yanqi menutup pintu mobil rapat, dan mereka pun berangkat. Mobil Xiaowen melaju cepat saking tidak sabarnya bertemu mereka.

"eh telpon Jiajia" usul Yanqi.

"kan biar surprise nanti pas final" tolak Zhao Rang.

"kabarin aja biar dia makin semangat trus menang deh" Yanqi langsung mengambil handphonenya dan menelpon kontak bernama Yan Xujia itu.

"halo"

"halo Jia, gue punya sesuatu buat lo"

"apaan? kalo lo ngasih kodok yang bisa gerak jalan gue baru kaget"

"ah elah ya mana ada--"

Luoluo langsung merebut handphone Yanqi.

"Ye ge sama Hao ge pulang!!!"

"serius?? wah seru bangett"

"iya ini kita otw bandara buat jemput, mereka pulang karena mau nonton final lo tau!"

Yanqi kembali merebut handphone miliknya.

"makanya lo harus menang, awas aja klo ga menang"

Giliran Zhao Rang mengambil paksa handphonenya.

"kalo menang wajib traktiran"

"ADOOHH COBA KALIAN TENANG DEH DI MOBIL RIWEH BANGET" Xiaowen yang menyetir kali ini sangat kesal karena mereka yang berisik plus banyak gerak.

"sewot banget sih, yaudah sukses ya Jia semangat!!!"

Yanqi menutup panggilan itu dan mereka kembali menikmati angin jalanan kota menuju bandara.

---

Suasana Starbucks yang tak terlalu ramai membuat semakin nyaman untuk tempat berbincang-bincang. Wawa yang sudah menduduki kursi di dekat jendela sedang menunggu Guangguang datang.

"kenapa wa?" Guangguang langsung berbicara to the point, saking penasarannya.

"gue waktu itu gak sengaja denger Nannan bicara sama Yaochen"

"hmm terus?"

"dia masih aktif ketos?"

"iya lah, gue sering liat dia keluar masuk bk sama ruang osis"

"dia dinonaktifkan dari ketos"

"hah??" Guangguang tersedak saat sedang meminum red velvet lattenya.

"kok bisa?" tanyanya lagi

"lah ya gak tau, mungkin gegara kasus lo itu, tapi katanya cuma beberapa bulan" jelas Wawa.

"masa segitu ketatnya sih sekolah gue"

"gue gak tau ya, intinya gue denger itu..menurut gue lo baikan aja deh sama dia"

"tapi gue gak tau caranya, apa gue kelarin dulu masalah dia di osisnya"

"lo kalo bertindak jangan gegabah juga inget, pikirin lagi akibatnya" nasihat Wawa sangat relate dengan Guangguang yang selalu tergesa-gesa mengambil tindakan.

pukul 17.13

"kok belum ada tanda tanda Yege Haoge ya" Zhao Rang kembali mengecek kehadiran mereka diantara orang orang yang datang.

"harusnya landing jam berapa?" tanya Yaochen yang baru tiba dengan Nannan.

"harusnya ikut gerombolan ini sih" jawab Luoluo.

"eh Guangguang mana?" tanya Nannan.

"ciee nyariin" Yaochen mendorong pelan bahu Nannan pertanda mengejeknya.

"dia gak ikut, tadi mendadak gak jadi" jawab Yanqi.

"yaudah balik nanti ikut kalian, mahal anjirr naik taksi"

"ya kan gara gara lo naik taksi" umpat Yaochen.

Mereka terus menunggu di bandara sampai ada tanda-tanda kedatangan kakaknya. Telepon pun tidak tersambung, mereka terus berpikiran positif bahwa masih ada di pesawat. Sampai hari mulai semakin gelap namun hasilnya masi nihil.

to be continued...

RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang