TIGA: HARI PERTAMA SEKOLAH (2)

12 3 0
                                    

Jam pelajaran pertama hari ini dikelas Mika adalah Bahasa Indonesia.Namun,Buk Yani yang seharusnya mengajar tidak dapat hadir.

Semua warga XI MIPA 2 memanfaatkan kesempatan ini untuk bersenang-senang.Ada yang memilih untuk tidur, ada yang menyanyi, dan yang cewek-cewek memilih untuk bergosip.

"Kalian tau gak?" Kata keramat telah diucapkan oleh Risa.

"Apaan ris?" Respon yang diberikan oleh Gita mewakili semua gadis yang kini duduk melingkar di samping meja guru.

"Jadi gini waktu lusa kemarin pas lagi rapat OSIS gue kan duduk disampingnya Vano waketos kita,trus pas lagi rapat ponsel nya Vano bunyi ada yang nelpon.Eh pas gue lirik siapa yang telpon,tau gak nama kontak nya apa?" Risa mengedarkan pandangannya menatap teman-temannya satu per satu.Mereka semua hanya menggeleng tidak tau.

"Nah nama kontaknya tu....." Risa mengantungkan ucapannya,dia menunggu salah satu dari mereka marah.Rasanya kurang pas jika tidak membuat mereka semua marah karna penasaran.

"Ck, siapa Risa? Gue penasaran nih"

"Iya Risa siapa?"

"Cepetan bilang atau gue jitak ni pala lo Risa!"

Nah ini yang Risa tunggu, marahnya Gita.Gita juga anggota OSIS sama dengan Risa,Gita juga ada saat rapat waktu itu.Jadi Gita sangat penasaran siapa yang menelpon Vano sampai membuat Vano menjeda rapat untuk mengangkat telpon.Padahal jika Vano yang memimpin rapat maka dia akan mengabaikan semua telpon yang masuk ke ponselnya.

"Iya iya, ni gue kasih tau.Nama kontak nya itu, My Heart.Gilak gak tuh? Kira-kira ni menurut kalian itu siapanya Vano? Kalo menurut gue sih pasti pacarnya" Risa menatap teman-temannya

"Mungkin aja ibu nya gak sih?"

"Gak mungkin,gue pernah liat Vano angkat telpon dari ibunya dan nama kontaknya itu Mama.Gitu doang" Kata Risa mematahkan argumen Cindy.

"Eh Mika menurut lo itu siapa? Lo kan deket sama Vano" Gita menatap Mika yang duduk disebelahnya.

Drrrt....
Drrrt...
Drrrt...

"Eh ada yang nelpon gue
nih.Gue angkat dulu ya" Mika mengambil ponselnya yang berada di lantai lalu pergi keluar dari kelas.

"Halo" Mika mengangkat telpon dari orang yang kemungkinan sama dengan orang yang digosipkan oleh teman sekelasnya tadi.

"Haii Mikaa~" teriak orang ditelpon.

"Tumben lo nelpon gue jam segini,harus nya di Paris kan masih dini hari" Mika melihat jam tangannya yang menunjukkan jam 8 pagi.

"Iya disini masih jam 3 pagi,gue males tidur mau nunggu subuh aja makanya gue nelpon lo.Hoam~" Orang itu mengakhiri ucapannya dengan suara nguapan yang sangat keras.

"Dela lo tu cewek,bisa jaim dikit gak sih nguapnya" Orang yang dimarahi hanya membalas ucapan Mika dengan deheman.Mika hanya dapat geleng kepala menghadapi sahabatnya yang satu ini.

"Eh ka,lo gimana sama dia?" Kata Dela dengan nada yang sedikit serius.

"Dia siapa?"

"Ck, your husband siapa lagi coba"

"Gue sama Niko? Gak gimana gimana kok"

"Yakin gak ada apa-apa? Lo gak lagi sembunyiin sesuatu dari gue kan?"

"Gak kok, curigaan mulu sama gue deh"

"Gue bukannya curigaan sama lo,gue tau lo itu suka mendem masalah sendiri,susah buat terbuka sama orang lain.Gu-gue gini karna hiks... kha-khawatir sama lo.Hiks... gue hiks... takut lo di-disakitin sa-sama suami lo itu hiks... Gue gini kar-karna peduli sama lo M-Miika hiks.... Huaaa~" Dela menangis,Dela sangat khawatir dengan Mika.Dela takut Mika menyembunyikan sesuatu darinya dan memendam masalahnya sendiri.

"Gue serius dia gak ada nyakitin ataupun kasarin gue,udah lo jangan nangis lagi"

"Hiks... hiks... Ju-jur kan lo dia gak hiks... nyakitin lo hiks..."

"Iya gue jujur banget malahan"

"Ya-yaudah hiks... gue ma-matiin telpon nya,hiks... gue harus hiks.... nenanggin di-diri dulu hiks..." Dela mengatakan itu sambail tersendat-sendat karna tangisannya.

"Yaudah Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Tut...
Tut...

Mika mematikan panggilan telpon dari Dela dan bersamaan dengan itu ada suara yang mengagetkannya.

"Mika"

"Astaghfirullah, ngagetin aja sih lo Vano!" Mika memukul keras bahu Vano.

"Hahaha habis lo serius banget telponannya.Hayo~ habis telponan sama suami ya?" Vano memicingkan mata curiga sambil menunjuk wajah Mika.

"Apaan sih lo,orang gue tu habis telponan sama Dela"

Vano pun melirik jam tangannya dan berpikir sejenak.

"Bukannya di Paris harusnya masih dini hari ya? Cepet banget tu anak bangun"

Mika hanya menaikkan bahu tak tau.

"Lo kok diluar? Bolos ya" Tuduh Mika pada Vano.

Tak!

Sebuah jitakan mendarat di dahi Mika.

"Awww, Vano!" Mika mengusap dahinya yang tadi di jitak Vano.

Untung saja suara teriakan nya tidak begitu keras,jadi tidak menggangu siswa kelas lain yang tengah belajar.

"Sembarangan aja lo kalo ngomong" Kata Vano sambil ikut mengusap dahi Mika yang barusan dia jitak.

"Yaelah, gue bercanda doang.Sensi amat sih lo, macem cewek lagi PMS"

"Trus ngapain lo disini, bukannya dikelas?" Mika menatap vano penasaran.

"Gue nyarin Gita sama Risa buat rapat osis, orangnya adakan?"

"Ada tuh dikelas,lagi gibahin lo" Mika dengan polosnya memberitahukan hal itu kepada Vano.

Brakk!!

Vano tiba-tiba menendang pintu kelas Mika.Sontak saja itu mengagetkannya orang-orang yang ada didalamnya.

"Astaghfirullah"

"Ba*gsat"

"Anj*ng lo"

"Aaaa~"

Begitulah kira-kira sumpah serapan yang dilontarkan mereka kepada Vano.

"Hehehe sorry teman-teman ku" Vano mengatakan itu sambil cengengesan.

Gak ada harga dirinya emang Vano sebagai wakil ketua OSIS.

"Lo gila ya Vano! Ngagetin aja,orang lagi asik juga" Gita melayangkan tatapan permusuhan kepada Vano.

"Asik apa? Asik gibahin gue gitu?" Vano mengatakan itu dengan nada galaknya.

Mika yang berdiri disamping Vano menatap mereka dengan jari nya membentuk huruf V.

"Sorry"

"Kalian kalo kepo soal gue,tanya langsung aja ke gue" Vano tersenyum dan ikut duduk dilantai bersama mereka.

"Seperti biasa,perubahan emosinya cepat sekali" Batin Mika.

Cewek cewek itu saling tatap satu sama lain,cukup kaget dengan tingkat waketos mereka.

"Gue tanya ni,lo jawab yang jujur ya" kata Risa berpindah duduk ke samping Vano.

"Iya gue jawab jujur,kapan sih gue pernah bohong" kata Vano dengan PD nya.

"Orang yang nelpon lo waktu rapat osis kemarin lusa itu, pacar lo ya?" Tanya Gita to the point.

"Kemarin lusa?" Vano tampak berpikir sejenak.

"Ohh~ si Dela.Dia mah bukan pacar gue.Lebih tepatnya sih belum" Vano tersenyum sambil membayangkan gadis pujaan hatinya.

"DELA?!" Pekik Risa dan Gita.
___________________________________________

DonatSelaiCokelat 🍩

Mini | Mika & NikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang