"Baru satu hari sekolah udah jam kos." Gumam Satya. Ia menatap ke luar jendela. Beruntung Nayya dan dirinya duduk tepi kelas. Di luar Satya dapat melihat kalau di luar sedang terjadi ke gaduhan.
Ia beralih menatap Nayya yang sedang tidur dengan menyembunyikan wajahnya di tangannya yang terlipat di atas meja.
Hah, Satya sedang bosan sekarang. Ia menatap Azka yang sedang mengerjakan soal soal fisika dan Jaya yang sedang merokok di pojok kelas. Lebih baik dia tidak mengganggu kedua temannya itu.
Kakinya bergerak menendang pelan meja Nayya.
Duk
Posisi Nayya berubah saat Satya menendang mejanya. Nayya jadi menoleh ke samping.
"Nayy, bangun. Gue bosan." Panggilnya.
Satya memang menyukai suasana hening. Namun, kalau di tempat umum seperti ini mungkin lebih baik ada satu orang yang menemaninya berbicara.
Satya mendengus pelan. Nayya tidak mendengar panggilannya. Ia memandang ke sekeliling kelas. Berisik.
"Teyo, gue ke WC bentar ya?" Ijinnya pada sang ketua kelas, Teyo.
Teyo mengangguk. Ia kembali fokus kepada teman temannya yang sedang membicarakan sesuatu.
Satya berjalan keluar kelas. Berjalan di lorong kosong menuju ke WC yang ada di ujung tangga. Ia menatap kelas kelas lain yang sangat sunyi, tidak seperti kelasnya yang sangar ribut.
Satya tiba di depan WC. Tujuannya ke WC hanya untuk mengaca.
"Gila, tampan banget gue." Monolog nya. Ia memandang bangga wajahnya yang berada di pantulan cermin.
Ia merapikan rambutnya. Padahal enggak berantakan sama sekali. Tapi tetap di rapiin.
Satya kembali ke kelas. Ia menatap kaget kelas karena sudah ada guru di depan kelas. Nayya pernah memberi tahu nya kalau itu adalah guru killer di SMA Tunas Jaya.
"Dari mana kamu? Bolos?"
"S-saya dari WC buk." Balas Satya jujur. Ia sedikit menunduk dan berjalan menuju tempat duduknya.
Ia menatap datar Nayya yang masih tertidur.
"Kok bisa kagak bangun bangun ni orang."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Abis ini kita olahraga kan?" Tanya Nayya pada Satya.
Nayya sudah bangun dari tidurnya. Tadi saat guru killer keluar kelas, Satya menendang keras kursi Nayya hingga gadis tersebut tersentak kaget.
Satya mengangguk. "Nanti gue pulang sama Jaya." ucap nya.
Nayya menatap tajam Satya. "Gak boleh, lu harus pulang bareng gue. Kalau lu gak mau biar gue suruh Jaya ikutan pulang bareng kita." ucap Nayya. Ia merapikan bukunya. Mata pelajaran yang terakhir adalah olahraga. Nayya olahraga dua kali dalam satu minggu, dan kedua nya pada jam terakhir. Nayya tidak menyukai pembagian mata pelajaran nya.