02. Ketua Kelas & Wakil Ketua Kelas

140 25 19
                                    

"SAGARAAAAA!!!!"

Suara lengkingan itu berhasil membuat seluruh isi kelas menutup telinganya rapat-rapat, jika di film kartun pasti kelas ini sudah porak-poranda akibat teriakan Savana yang menggelegar, bahkan sampai ke kelas sebelah.

"HEH GORILA! LO BUDEK YA??? LO DIPANGGIL KE AULA!" teriak Savana sambil berkacak pinggang didepan cowok itu.

Sementara orang yang diajak bicara itu malah asik bersenandung dengan dua airpods yang menyumpal telinganya. Pantas saja cowok ini tidak dengar, ternyata bolongan kupingnya sedang disumpal.

"WOY APAANSIH?!" Sagara memekik saat kedua airpods nya dilepas paksa oleh Savana, cewek itu menatapnya dengan hidung yang kembang kempis.

"Ketua Kelas dan Wakil Ketua Kelas harap berkumpul diaula sekarang juga! Lo gak denger pengumuman itu tadi?!" seru Savana dengan galak.

"Lo denger gak Al?" Sagara menyenggol Althaf yang tengah sibuk bermain game, "Kagak."

"Lo denger gak Sen?" tanya Sagara pada Rasen yang jelas-jelas tidak akan dijawab oleh patung hidup itu.

"Rel! Lo denger gak?" Sagara melempar botol kosong ke arah Darrel yang tengah sibuk gombalin cewek penghuni bangku pojok. Tidak lain dan tidak bukan adalah Mbak Kunti.

"Sstt diem, jangan ganggu gue, gue lagi PDKT." sahut Darrel.

"Tuh, gak ada yang denger, jadi jangan salahin gue," ujar Sagara pada Savana dengan santai.

"Jelas lah gak ada yang denger, orang temen-temen lo semua juga pada budek! Kesumpel tai cicak semua!" pekik Savana.

Sagara akhirnya pun berdiri, "Utututuuu, udah ya sayang marah-marahnya, yuk kita ke hotel sekarang, eh maksudnya ke aula," ujar Sagara yang merangkul pundak Savana sambil menyeretnya seperti kambing.

"IH GAUSAH RANGKUL-RANGKUL!" Savana berusaha melepaskan apitan lengan Sagara dari lehernya, tetapi cowok itu malah makin mengeratkannya.

Gila nih orang mau bikin gue mati muda!

"Kenapa Va? Gue tau kok lo tuh malu-malu tapi mau," Sagara senyum-senyum sendiri, sengaja memang mengerjai cewek ini.

"Najong!"

Semua siswa dan siswi yang berada dikoridor heboh sendiri melihat tingkah Savana dan Sagara, dimata mereka itu adalah sebuah ke-uwuan yang hakiki, persis seperti yang ada di wattpad-wattpad. Tetapi tidak terlintas sedikit pun pikiran seperti itu diotak Savana, menurutnya ini adalah hal yang paling menjengkelkan.

Bruk!

"Jauh-jauh lo dari gue Gorila bauk!" Savana mendorong dada Sagara dengan sekuat tenaga, sampai cowok itu terhuyung dan menabrak tubuh Pak Samsul yang kerap disapa Pak Sam itu, katanya biar gaul dan kayak bule.

Padahal Pak Samsul ini tidak memiliki tampang bule sama sekali, malahan yang ia punya adalah kumis hitam melengkung seperti penjual sate madura.

"Ekhem-ekhem, apa-apaan ini?! Kamu nabrak saya? Matamu picek? Saya segede ini nggak kamu lihat Sagara?!" amuk Pak Samsul, kedua matanya melotot.

Sagara membalikkan badan, "E-eh ada Pak Kumis, eh maksud saya Pak Sam. Apa kabar Pak? Semalem tidurnya nyenyak nggak Pak?" Sagara sok-sokan basa basi sambil meringis dan merutuki mulutnya.

"Gak usah kakean cangkem Le," balas Pak Samsul pedas.

"Yaudah Pak saya minta maaf," Sagara langsung sungkem pada Pak Samsul lumayan lama, membuat guru itu langsung menarik paksa tangannya.

"Apa apaan kamu ini, lebaran udah lewat, pake sungkem segala, bilang aja mau minta ampau sama saya," ujar Pak Samsul agak curiga.

"Boleh tuh Pak, isi ampaunya merah bukan Pak?" tanya Sagara yang langsung mendapat jitakan dari guru berkumis itu.

SAVAGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang