"Goblok, anjing!"
Jeno menoyor kepala temannya yang baru saja memberi tantangan padanya untuk bersaing dengan rivalnya. Jeno menatap Hyunjin dengan wajah kesalnya. Apa-apaan teman sialannya itu memberikan tantangan konyol untuknya? Bukan hanya merasa tertantang, tapi juga ia merasa diremehkan oleh temannya sendiri. Sialan-batin Jeno
"Gimana? Berani ngga lo?"- tanya Hyunjin tersenyum remeh
Jeno semakin kesal, ia mengepalkan tangannya dan siap mendaratkan tonjokan pada wajah si sialan Hyunjin. Tidak ada angin, tidak ada hujan, tidak sedang bermain tod pula. Tapi dengan seenaknya teman sialannya itu menantangnya untuk bersaing dengan rival bebuyutan nya. Tantangan konyol pula... Jeno tidak habis pikir dengan jalan pikiran teman satu angkatannya itu
"Oke! Gue berani! Dan bakal gue lakuin tantangan konyol nan biadab lo itu"- jawab Jeno
Sebagai lelaki sejati, ia tidak akan mau harga dirinya diinjak-injak dan diremehkan seperti ini. Bagi Jeno, harga diri diatas segalanya
Tentu saja!
Jeno akan membuktikan seberapa panjang dan besar kejantanannya dibandingkan dengan milik rivalnya sekaligus sepupunya
Na Jaemin
-Rival with benefit-
Pagi ini Jeno tidak bisa fokus pada materi yang sedang dijelaskan dosen didepan sana. Pikirannya hanya fokus pada 'bagaimana cara ia dapat melihat kejantanan milik Jaemin'. Salahkan saja si sialan Hyunjin itu yang memberinya tantangan untuk bersaing lebih panjang dan besar kejantanan milik siapa, dengan sepupu merangkap rivalnya. Memikirkan hal itu membuat Jeno pusing
"Hyunjing goblok tolol bego anjing bangsat! Sinting banget tuh orang"- geramnya pelan tidak ingin didengar orang lain
Setelah kelas selesai Jeno segera ke taman kampus untuk menunggu Hyunjin menyelesaikan kelasnya 10 menit lagi. Untuk sedikit menenangkan pikirannya, Jeno memasang headset ditelinganya, memutar lagu secara terpilih, mengatur volumenya agar terdengar enak di telinganya
Berniat menutup mata untuk menikmati alunan musik dan semilir angin namun indera nya menangkap sosok lelaki yang menjadi rivalnya sedang berjalan ke arahnya. Jeno pikir Jaemin hanya akan melewatinya tanpa menyapa
Srett
Tapi ia salah. Jaemin menarik headset yang terpasang di telinganya. Jeno mendelik malas melihat sepupu merangkap rivalnya itu. Membuatnya memikirkan kembali bagaimana cara dapat melihat milik Jaemin
"Nitip... Punya bang Mark"- ucap Jaemin menyodorkan paper bag coklat yang ntah berisi apa
"Kasih aja sendiri"- jawab Jeno dengan malas
"Lo kan serumah"
"Iya! Tapi lo kan yang adeknya, bukan gue!"- Jeno segera bangkit dari duduknya, berniat menghampiri Hyunjin ke kelasnya langsung
Puk
Namun tepukan dibahunya membuatnya menoleh. Jeno mendapati Hyunjin yang menatapnya dengan wajah yang kelelahan seperti habis berlari. Jeno melirik Jaemin yang masih berdiri disana
"Kasih aja sendiri ke abang kesayangan lo itu, gue sibuk"- ucap Jeno datar lalu menarik lengan Hyunjin menjauh dari taman itu
Setelah sampai dikantin, Jeno mendudukan dirinya dimeja yang lumayan sepi dan jarang dijangkau mahasiswa lain
Hyunjin terkekeh melihat temannya itu. Walaupun ia baru menjadi teman Jeno selama 2 tahun, ia sudah paham dengan tingkah Jeno setiap habis berbicara dengan Jaemin mengenai kakak Jeno, Mark
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival With Benefit - [JAEMJEN] ✔
Fanfiction"Gimana bisa manusia mesum kaya lo ngejomblo selama 20 tahun"- njm "Setelah kata 'rival', gue sematkan kata 'enemy' buat lo brengsek!"- ljn ⚠️ JAEMIN = DOM, TOP, SEME ⚠️ JENO = SUB, BOT, UKE ----- Special Na Jaemin birthday💚 Started 210813 Finish 2...