limabelasfifteen

13.9K 1.2K 193
                                    

Jaemin sedang memanaskan mesin motornya didepan rumah Mark sekaligus menunggu Jeno yang sedang memakai sepatunya. Mereka akan berangkat ke kampus.

Semalam setelah Jeno menyelesaikan kegiatannya dengan Jaemin, ia mencari Renjun yang tidak berada di kamarnya. Sampai akhirnya ia melihat kakaknya keluar kamar dengan bertelanjang dada ke arah dapur untuk mengambil air minum. Saat itu Jeno mengintip kamar sang kakak dan melihat Renjun di sana yang sedang mengatur napas dan sama dengan Mark, bertelanjang dada. Rambutnya sangat berantakan dengan peluh yang lumayan banyak.

Jeno tidak bodoh. Ia tau apa yang kedua kakaknya lakukan. Tapi setelah dipikir-pikir Jeno merasa hal itu adalah privasi kedua kakaknya, ia memilih diam dan tidak akan menanyakan hal ini kepada Mark ataupun Renjun. Toh ia juga melakukannya bersama Jaemin dan kedua kakaknya itu tidak tau, bukan?

Jeno segera menghampiri Jaemin yang sudah menaiki motornya. Ia pun duduk dibelakang Jaemin sembari membenarkan posisi tas di punggungnya.

"Jen"- panggil Renjun sebelum Jaemin menjalankan motornya, ia menghampiri Jeno lalu memberikan beberapa lembar uang berwarna merah.

Jeno menerimanya dengan senang hati. Sepupunya ini memang sering memberinya uang tambahan jika lelaki itu sudah mendapat bayaran dari mengajar les privat nya.

Jeno tersenyum geli melihat ada banyak tanda berwarna merah ke unguan dileher hingga ke tulang selangka sepupunya. Ia pun melihat bibir Renjun yang terluka cukup besar.

Sepertinya Jaemin tidak menyadari keadaan Renjun saat ini karena lelaki itu sedang fokus pada ponselnya.

Jeno menarik Renjun ke pelukannya lalu berbisik—

"Jangan lupa tutupin bekas cupangan nya"- Jeno melepas pelukannya lalu terkikik geli.

"Jalan Jaem"- ucap Jeno setelah menepuk pundak Jaemin.

Jaemin pun menjalankan motornya setelah pamit pada Renjun lewat kaca spion.

"Hah? Apasih?"- tanya Renjun bingung

Renjun membelalakkan matanya saat mengerti kalimat Jeno "ANJIR"- teriaknya sambil menutupi leher dan dadanya. Ia segera masuk ke dalam dengan terburu hingga tak sengaja menabrak Mark.

"Astagaaa—kenapa sih? Buru-buru banget hm?"- tanya Mark

"Ck sialan lo, bang!"- bentak Renjun dengan pipi yang memerah malu.

"Kenapa sih yang?"

"Tau ah! Lo ngeselin"- ucap Renjun lalu pergi ke kamar Jeno setelah sebelumnya ia mencubit perut yang lebih tua.

Mark mengusap bekas cubitan Renjun. Cubitan nya tidak main-main, sangat keras.







-Rival with benefit-




Setelah sampai di kampus, Jaemin menarik tangan Jeno menuju toilet biasanya. Mereka masuk ke dalam bilik itu lagi.

Jaemin segera membalik tubuh Jeno, ia membuka celana dan dalaman sepupunya lalu memasukkan vibrator ke anal Jeno. Tentu saja vibrator yang baru.

"Akhh kenapa lo masukin?!"- bentak Jeno

"Supaya sepupu gue yang mesum ini ngga repot-repot masukin jari pake hand sanitizer"- balas Jaemin berbisik lalu menjilat telingan Jeno setelahnya.

"Nih pegang"- Jaemin memberikan remote control vibrator pada Jeno agar sepupunya itu bisa mengontrol nya sendiri.

Sebenarnya Jaemin ingin memegang remote itu namun hari ini ia akan lebih sibuk dengan kegiatannya di kampus, maka dari itu ia membiarkan Jeno memegangnya sendiri.

Rival With Benefit - [JAEMJEN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang