duapuluhsatutwentyone

10.3K 1K 1.1K
                                    

Jeno berjalan malas menuju kelasnya berada. Entah kenapa hari ini ia tidak bersemangat. Ia mendudukkan dirinya di kursi pojok belakang, menatap ke arah luar lewat jendela.

Matanya tertuju pada sosok yang kemarin ia kejar. Haechan. Lelaki itu berjalan mendekat ke arah kelasnya. Jeno mengalihkan pandangannya ke arah pintu masuk dan yup, beberapa detik setelahnya masuklah lelaki berkulit tan itu.

Haechan mengambil tempat di sebelah Jeno. Entah kebetulan atau tidak, keduanya saling menatap satu sama lain.

Jeno berniat mendekat ke arah Haechan untuk menanyakan hal yang ada di dalam mimpinya yang berhubungan dengan Haechan. Namun baru saja Jeno akan berdiri, dosen tua menyebalkan pun masuk ke kelasnya dan membuat Jeno mengurungkan niatnya.

.

Setelah kelasnya selesai, Jeno mengejar Haechan yang sudah meninggalkan kelas lebih dulu. Ia setengah berlari agar dapat mengejar lelaki itu.

"Woy Chan, tungguin anjir"- ucap Jeno terengah setelah berhasil mensejajarkan langkahnya dengan Haechan.

"Lo siapa?"- tanya Haechan

Jeno mengernyit bingung. Apa Haechan tidak mengenalinya? Apa lelaki itu juga tidak tau soal mimpi yang berhubungan dengannya seperti Renjun dan Hyunjin? Jeno menelan saliva nya, ia khawatir akan berakhir sia-sia. Akal sehatnya mengatakan bahwa lelaki di depannya pun tidak tau tentang mimpinya.

Namun semua pemikiran itu ia tepis jauh-jauh. Ia ingin mencobanya, siapa tau Haechan mengetahui mimpinya. Jeno menarik napas untuk memulai pembicaraan.

"Gue Jeno, lo Haechan kan? Lo inget ngga? Kita pernah ketemu di Thailand belum lama ini"- tanya nya.

Haechan menatap aneh pada lelaki yang baru saja bertanya padanya. Sksd sekali lelaki ini—pikirnya.

"Kenalin"- lelaki berkulit tan itu mengulurkan tangannya yang segera di sambut oleh Jeno.

"Nama gue Donghyuck, bukan Haechan, pindahan dari Tasik—dan gue ngga pernah ke Thailand"- ucap nya datar.

'Shit!'- batin Jeno. Ia sudah menduganya.

Jeno menatap Donghyuck yang terlihat lebih cool dan tenang dari pada Haechan di dalam mimpinya. Dari sikap mereka berdua, terlihat jelas perbedaannya. Tapi kenapa wajah mereka terlihat sama?

Jeno mendengus mendapati kesia-siaan yang sudah ia duga. Jika seperti ini, bagaimana iya tau arti mimpinya? Bertanya pada om google pun ia bingung typing nya harus bagaimana. Lagi pula sepertinya google tidak tau jawaban dari mimpinya.

"Ah maaf, gue salah orang"- ucap Jeno lalu tersenyum canggung. Ia hendak berjalan meninggalkan Donghyuck.

"Jeno"- panggil Donghyuck

Jeno menolehkan pandangannya ke arah Donghyuck. Ia menunggu lelaki itu berbicara. Siapa tau Donghyuck memang tau sesuatu tentang mimpinya.

"Muka lo viral di mading"- ucap Donghyuck santai lalu segera pergi meninggalkan Jeno.

Jeno yang tidak mengerti maksud Donghyuck pun hanya mengedipkan matanya beberapa kali sambil menatap kepergian Donghyuck.

Setelah mengingat kata 'mading', Jeno segera menuju ke arah mading di lobi kampus. Setelah sampai ia melihat kerumunan mahasiswa di depan mading. Ia pun sedikit menjauh dari sana. Jeno diam sambil menunggu orang-orang itu pergi. Inginnya menerobos saja namun orang yang berkumpul di sana terlalu banyak.

Setelah beberapa menit kerumunan itu pun bubar. Jeno mendekat ke arah mading. Dan betapa terkejutnya ia melihat gambar wajahnya dan wajah Jaemin yang sedang berciuman di koridor kampus kemarin, saat ini tertempel dengan indahnya di mading dan dilihat banyak orang lalu menjadi bahan gosip di kampus.

Rival With Benefit - [JAEMJEN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang