/////////////////
Vara PovSetelah gue beberapa hari ini nyari tuh kakel, tapi hasilnya nihil, akhirnya gue nyerah. Buat apa toh gue nyariin dia? Entah kenapa kemarin gue bodoh banget, mikirin hal ga berguna buat nyari orang yang ga dikenal. Mending sekarang gue fokus sekolah karena satu minggu lagi adalah Penilaian Akhir Semester. Ugh, mikirin aja udah bikin mual.
Hari ini gue dijemput Disa, entah kenapa akhir-akhir ini abang sibuk banget, sampai-sampai ga ada waktu buat antar-jemput gue. Di rumah ga ada siapa-siapa, cuman ada mbak Siti, kesepian gue tuh. Gue ngelamun di teras sambil nunggu Disa dateng.
Tiin, tiin.
"Cepetan masuk Ra, udah telat ini!" Teriak Disa sambil menurunkan kaca mobilnya."Ya sabar dong, gausah teriak-teriak!" Gue langsung lari dan masuk ke mobil...
Di perjalanan Disa cerita tentang Raja, Raja dan Raja. Muak gue tuh sebenernya, tapi apa sih yang enggak buat Disa. Akhirnya sampai juga, keluar dari mobil kita langsung lari, karena bel udah bunyi dari 5 menit yang lalu. Untung guru belum masuk kelas, kalau ga, gue sama Disa udah berakhir di lapangan.
Setelah beberapa menit, akhirnya guru Fisika masuk. Baru juga 30 menit pelajaran gue udah ga kuat, ngantuk bre. Mana gue duduk di belakang, kan nikmat banget tidur sambil dengerin dongeng. Hush, ga boleh males-malesan, gue kudu rajin. Gue berusaha nahan kepala biar ga jatuh kemeja, tapi makin lama kok kepala gue makin berat. Dan akhirnya gue nyerah, alhasil gue tidur di jam pelajaran pertama. Baru juga menikmati mimpi yang indah ini, dengan seenaknya Disa mukul kepala gue.
"Kebo, bangun woi!"
"Duhh, apaan si Dis, baru juga tidur, ganggu tau ga." Gue balik nidurin kepala ke meja."Heh, lo udah tidur sejam yah. Udah cepetan bangun, ayok ganti baju, sekarang jam olahraga."
"Gamauu, nanti ah, masi ngantuk."
"Buruan Vara, keburu telat, ntar disuruh lari lo mau?"Gue gelengin kepala, dih ogah banget, disuruh keliling lapangan, mana Pak Eka kalau ngehukum murid ga pandang bulu lagi. Gue langsung ditarik keluar kelas, cepet-cepet ke loker terus ganti baju.
Pelajaran olahraga tuh, mapel yang paling gue benci, dari semua mata pelajaran yang ada gue ga belajar pun nilai gue bagus, tapi di mapel ini nilai gue selalu jelek, dan yah penilaian fisik gue selalu dapet mines. Tapi gue ga pernah nyerah buat sempurna di semua mata pelajaran, sekeras apapun gue nyoba latihan sendiri tetep aja ga bisa sempurna, kenapa sih, kan gue kesel jadinya.
Materi kali ini basket, gue sama sekali ga paham cara main basket, yah kalau cuman dribbling sama passing sih bisa lah ya dikit-dikit. Cuman yang gue ga paham itu cara kerja mainnya, posisi sama tugas-tugas nya gue ga paham.
Semuanya duduk ngelihat Pak Eka njelasin cara mainnya dibantu anak club basket, tapi tetap aja gue ga paham, aneh emang. Dahlah ya, jalanin aja kalau kata abang. Setelah selesai materi, semuanya dibagi kelompok, dan bisa dibilang gue beruntung, bisa juga sial, karena gue sekelompok sama 2 anak basket, tapi sayangnya mereka ciwi-ciwi songong. Sehabis pembagian kelompok, kita langsung latihan, gue gatau posisi gue apa, gue ada di bagian depan kanan ring, sedangkan Disa, dia tepat dibawah ring.
Peluit berbunyi, babak latihan pun dimulai, gue ga ngerti apa yang harus gue lakuin, jadi gue cuman lari kesana kemari ngikutin kelompok gue, sedih rasanya. Dan gue sadar, kayaknya gue cuman nyusahin deh. Dan bener aja, waktu latihan selesai, Mia, anak basket yang sekelompok sama gue nyamperin.
"Ra lo tuh beneran gabisa main atau bego sih, kesel gue sama lo, masa gini doang gabisa. Nyesel gue sekelompok sama lo!" Mia melengos pergi, ga lupa nyenggol bahu gue.
"Dih, dikira gue juga mau sekelompok sama lo?!" Gue memutar bola mata, kesal.
"Sabar Ra, mendingan kita ke kantin makan, meredam emosi, yuk." Disa langsung narik gue.
//////////////////////
Author PovDari kejauhan ada sepasang mata yang mengawasi Vara sejak pelajaran olahraga dimulai. Tentu Vara tidak menyadari nya.
Dikantin Vara hanya memesan jus mangga, sedangkan Disa, ia sudah memesan berbagai macam makanan ringan.
"Dis, gue heran, kayaknya gue sering latihan bareng lo sama Raja kan, kenapa gue tetep gabisa sih."
"Sering darimana Vara? Orang lo latihan sama kita aja baru 2 kali, plis deh, ya kali lo langsung bisa."
"Demi apa? Kayaknya sering deh gue ikutan Raja main basket." Seingat Vara hampir seminggu sekali dia ikut Disa melihat Raja bermain basket."Ya kalo ikut sih sering, tapi lo cuman di pinggir liatin doang, malahan lo cuman main hape." Gerutu Disa.
"Aahh, iya juga ya, pantesan gue bego." Angguk Vara mengiyakan.
"Dih, sadar diri lo?" Disa mencibir, Vara hanya menanggapinya dengan cengiran.
Setelah selesai mengisi perut, mereka bergegas menuju kamar mandi dan berganti seragam, lalu memasuki kelas. Seperti biasa Vara mengikuti pelajaran hingga akhir, dengan tidak tidur, karena ia sudah sepenuhnya sadar. Di sela-sela pelajaran Disa mengingatkan Vara bahwa sepulang sekolah ada jadwal ekskul. Vara mendengus, ia lupa jika hari ini ada pertemuan ekskul teater.
Bel tanda pelajaran telah usai pun berbunyi nyaring. Dengan berat hati Vara berjalan menuju ruang teater bersama Disa. Disana belum banyak orang yang datang, hanya ada beberapa senior yang sedang membicarakan sesuatu. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya rapat pun dimulai. Singkatnya saat tahun ajaran baru dimulai, akan diadakan event bazar tahunan sekaligus ntuk menyambut siswa baru, dan sekarang tengah menentukan apa yang akan ditampilkan esok, juga pembagian tugas-tugas. Setelah satu jam berkoordinasi, rapat pun selesai, sebenarnya belum selesai tapi akan dilanjutkan besok karena semuanya lelah.
"Dis mampir makan dulu ya, gue laper, nanti gue yang traktir deh." Ajak Vara yang perutnya sudah berbunyi sejak tadi.
"Siap, gue juga laper, kue yang tadi siang udah kecerna." Ujar Disa sedih sambil mengelus perutnya.
Di mobil Vara heran, karena ia tidak melihat keberadaan Raja.
"Btw, Raja ga ikut?"
"Oh, enggak, dia masih rapat OSIS. Padahal gue kangen banget sama dia."
"Ih, baru juga ga ketemu 2 jam, lah lo ga ikut rapat? lo kan anak OSIS juga?"
"Demi apa? Gue ga ketemu Raja 2 jam? Gila itu udah lama banget, apa gue telfon sekarang aja ya?" Tanya Disa khawatir, tetapi membuat Vara jengkel.
"Gausah, yang ada lo ganggu dia, jadi kenapa lo ga ikut rapat OSIS?"
"Gue sie publikasi, and sekarang yang rapat cuman anggota inti sama kepala bagian aja.""Oh gitu, mendingan sekarang kita pergi deh, udah laper banget ini." Desak Vara. Lalu Disa hanya mengangguk dan melajukan mobilnya.
"Ra, kita mau makan dimana nih?"
"Terserah lo aja deh, lo ada saran ga?"
"Gue liat kemarin ada cafe baru di jalan deket perumahan lo, mau coba?"
"Boleh deh."Disa menghentikan mobil nya di depan sebuah cafe yang cukup luas, ramai dan instagramable, AMJ Cafe, tertera di papan nama. Segera mereka masuk dan memesan makanan, tidak lupa mecari tempat dengan spot foto yang bagus. Ga afdol kalau ga foto, kata Vara.
Steak, Pancake dan 2 smoothie yang dipesan mereka pun datang, sebelum menyentuh makanan itu, Vara dan Disa segera memfoto nya, baru setelah puas dengan hasil foto, mereka memakannya.
Saat memasuki mobil, Vara tidak sengaja melihat seorang siswa menaiki motor sport dengan seragam yang sama dengannya memasuki area parkir cafe. Saat siswa itu membuka helm Vara seperti familiar dengan sosoknya. Disa telah keluar dari parkiran menuju jalan raya, seketika Vara ingat bahwa siswa tadi adalah kakak kelas yang ia cari. Tetapi Vara masih ragu dan membiarkannya.
"Dis, kayaknya tadi gue lihat kakel itu di cafe deh." Kata Vara hati-hati.
"Hah, kakel yang selama ini lo cari?" Tanya Disa terkejut.
"He'em, tapi gue ga yakin sih."
"Ih, gimana sih lo, apa kita balik ke cafe tadi?" Ajak Disa, jujur ia penasaran dengan siswa yang dicari-cari oleh sahabat nya itu."Dih, buat apa? Gausah pulang aja, lagian udah malem juga." Tolak Vara, malas sekali jika ia harus membuang-buang waktu untuk siswa tidak penting itu.
Vote and komen juseyoo^o^
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eagle
Teen Fiction"Kenapa harus lo?" "Kenapa gue nyaman sama lo?" "Lo pake jampi-jampi ya?" Wtf! 'Gue juga pengen jagain lo.' *mengandung keretjehan dan keabsurdan.