HOME: PART 1

10K 825 47
                                    

PERINGATAN!!
cerita ini mengandung kekerasan. Juga terdapat unsur Girlxgirl di dalamnya, dan hal-hal yang berbau seksual.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Matahari bersiap tumbang di kaki Barat. Di halaman belakang, di bawah langit jingga keemasan, tempat itu berada di kawasan perbukitan. Seorang pria berusia empat puluh satu tahun sedang bersiap-siap sambil memegang bola baseball di tangan kanan. Di seberang, sudah ada seorang gadis kecil berusia tujuh tahun sedang memegang tongkat baseball dengan kedua tangan. Sesekali ia membenarkan posisi topi biru tua yang longgar di kepalanya. Memberi tatapan tajam ke arah sang pria, ayahnya.

"Kau siap?" Gadis itu memberi satu anggukan, mengeratkan pegangan, memasang posisi siap. Kemudian laki-laki bernama lengkap Bill Williams itu mulai menggerakkan tangan, senyum tipis terukir ketika Bill melihat wajah gadis kecil itu, Lalice Williams. Ia tampak bersungguh-sungguh seolah-olah itu adalah sebuah pertandingan.

Di balik wajah tegangnya, gadis yang tidak bisa menyebut dirinya dengan Lice melainkan Lisa itu masih menunggu. Sampai Bill akhirnya melempar dan bola itu datang dengan cepat menghampirinya. Lisa penuh percaya diri langsung melayangkan tongkat pemukul itu, sampai-sampai tubuh kurusnya terjatuh untuk kemudian terduduk di atas tanah saking semangatnya. Melihat itu, cepat-cepat Bill mendekat. Bola sudah terjatuh ke atas tanah, menggelinding ke arah Lisa. Lagi dan lagi ia gagal memukul bola itu.

Wajah Lisa merengut, tidak menerima kekalahan. Bill menyentuh bahu mungilnya, memberi senyuman teduh.

"Tidak apa, kegagalan adalah kunci dari kesuksesan. Yang penting, kau tidak menyerah" Lisa menoleh kepadanya, menatap wajah Bill dari jarak dekat. Wajahnya tampan, memiliki mata hitam yang tajam seperti Lisa. Kulitnya tidak seputih susu seperti Lisa. Lantaran ia, memiliki warna kulit yang amat mirip dengan ibunya.

"Tapi, dad.. aku.."

"Ayo lakukan lagi, kali ini kau pasti bisa!" Bill menyela, lantas bangkit setelah mengambil bola. Meski mereka sudah bermain sejak satu jam yang lalu, Bill tidak pernah merasa lelah. Ia akan lakukan apapun, demi anak semata wayangnya itu.

Lisa menunduk, memandangi kembali tongkat baseball yang sudah tergeletak di atas tanah, di samping tubuhnya.

"Ayo. Coba satu kali lagi, jangan menyerah" Bill mengambil perhatian Lisa, membuat Lisa kembali memegang tongkat pemukul itu. Menghentak ujungnya di atas tanah, lalu bangkit berkat bantuan tongkat. Maka Lisa pun kembali siap dengan posisinya. Memegang tongkat itu dengan kedua tangannya lagi. Memandangi Bill sambil menghela napas.

"Siap?" Mulut Lisa tidak menjawab, tapi ia memberi satu anggukan pasti. Lantas keadaan di sana pun menjadi tenang, hanya terdengar gemersik dedaunan pohon yang tertiup angin.

HOME · [JENLISA] E-BOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang