HOME: PART 12

2.8K 556 18
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Semua orang kembali ke ruang tengah. Tidak ada waktu untuk bersedih dan Irene kini segera membagikan masker kepada Yeri serta Jennie. Ketika hendak memberi masker itu kepada Jisoo, gadis itu menolak dengan mentah kemudian berjalan menuju pintu seorang diri.

"Aku akan pergi, kembali ke Rebel. Telepon satelitnya sudah kutitip pada Lisa. Pergilah kalian tinggalkan tempat ini" Semua orang hanya berdiri menatap kebingungan.

"Jackson, apa aku boleh memakai mobilmu?" Jackson langsung merogoh saku celananya, mengeluarkan dan melempar kunci pick up yang ia bawa dari Halton.

"Terima kasih" Pintu segera dibuka oleh Jisoo, kemudian ia pun pergi bertepatan saat Lisa datang dengan perlengkapan yanh sudah ia bawa. Jennie menoleh hanya sekilas, sementara Lisa masih memberinya tatapan sendu.

Sepuluh menit kemudian, Jackson sudah membawa mobil pick up milik Seulgi itu di depan reruntuhan perpustakaan tepatnya di bagian belakang. Yeri sudah lebih dulu berada di dalam mobil bersama Jackson yang akan mengemudi. Sementara di belakang, Lisa dan Seulgi yang pertama kali naik ke atas pick up.

Lisa mengulur tangannya ke arah Jennie, tetapi gadis itu menghiraukan dan naik begitu saja tanpa bantuan Lisa. Seulgi yang menyadari hal itu pun sempat menoleh ketika ia sedang membantu Irene naik ke atas mobil.

"Tutup pintunya" Seulgi berkata pelan sambil menepuk bahu Lisa dengan pelan. Lalu ia berjalan menuju bagian depan mobil dan mengetuk kaca berbentuk persegi itu dengan pelan. Menyuruh Jackson untuk segera menjalankan mobil.

Irene sudah duduk di samping Jennie, kemudian ketika Seulgi sudah mendaratkan bokongnya di samping Lisa, ia tiba-tiba mengeluarkan selembar kertas kusam yang ternyata itu merupakan sebuah gambar labirin yang amat besar.

Jennie dan Lisa sontak tercengang ketika melihat betapa besarnya labirin itu.

"Dari mana kau mendapatkannya?" Irene melempar pertanyaan sambil ikut mengamati gambar itu bersama Lisa dan Jennie.

"Dari ayahku"

"Apa itu?" Jennie yang masih bingung kini akhirnya bertanya.

Seulgi menaruh kertas itu di tengah agar mereka dapat melihat dengan jelas sebuah jembatan yang sedang Seulgi tunjuk dengan jari telunjuknya.

"Ini jembatan penyebrangan menuju Holletown. Beberapa tahun yang lalu, ketika wabah ini pertama kali muncul. Jembatan itu rusak dan roboh akibat hantaman dari sebuah pesawat yang jatuh" Seulgi memindahkan jarinya pada sebuah jalur yang panjang.

"Kita bisa pergi ke sana menggunakan jalur darat. Tapi jaraknya sangat jauh kita sudah tidak punya persediaan bahan bakar lagi"

"Maka jalan satu-satunya harus menyebrang sungai" Kali ini, Seulgi menunjuk ke arah gambar sebuah kapal.

"Kita akan pergi menuju pelabuhan dan memeriksa salah satu kapal untuk digunakan" Irene, Jennie dan Lisa kini mendengar serius.

"Tapi, Ceylon Rose sudah lebih dulu memblokir pintu masuk. Aku juga belum tahu, apakah di sepanjang pinggiran sungai mereka memasang pagar duri. Kita harus mencari jalan masuknya"

HOME · [JENLISA] E-BOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang