.
.
.Empat belas tahun kemudian..
Ruangan itu penuh debu, kotor, dinding putihnya sudah tampak kusam. Di atas lantai yang berdebu, ada tongkat baseball yang tergeletak. Tanda tangan di sana masih terlihat jelas, namun sudah tertutup dan kayu itu telah dililit oleh kawat duri.Seorang gadis memiliki rambut hitam sebatas bahu, tengah duduk di atas lantai. bersandar pada tembok kusam yang masih kokoh. Kedua kakinya membuka lebar. Celana hitam panjangnya robek-robek di bagian lutut. Memakai sepatu boot berwarna hitam. Juga baju tanpa lengannya berwarna cokelat terang. Bertuliskan angka 16 ditengah-tengah.
Ia merobek sebungkus cokelat. Menggigitnya, kemudian mengunyah dikesunyian.
Brugh!!
Dua ekor kelinci ditaruh di atas lantai. Kelinci itu sudah mati tertusuk panah. Seorang pria ikut duduk di hadapan gadis itu, Lisa. Ia kembali membungkus cokelat, menyimpan setengahnya.
"Mengapa kau simpan?" pria itu bertanya. Pria yang menyelamatkan Jennie dan juga Lisa malam itu, Eddy. Rautnya tidak berubah, masih dingin. Pria itu terlihat acuh, namun sebenarnya dia sosok pria yang lembut dan hangat. Tapi wajahnya menua, sudah tampak kerutan di bawah kelopak mata. Rambutnya pun sudah tak hitam lebat seperti dulu. Hanya bekas luka di mata kiri saja yang tampak sama.
"Untuk nanti" Lisa menjawab, singkat. Eddy menghela napas, melempar pandangannya ke arah luar. Menatap hamparan rumput yang panjang, tertiup semilir angin.
Mereka menikmati kesunyian itu. Mengistirahatkan pemburuan di siang hari. Tapi lagi-lagi Lisa tenggelam ke dalam lamunan panjang. Mengulang-ulang cuplikan dulu, saat Lisa melihat kedua orang tuanya meninggal di depan mata.
"Hari ini kau ulang tahun" Eddy membuka percakapan santai. Membuat Lisa seketika menghapus ingatan tentang masa lalu itu.
"Ya"
"Dia juga ulang tahun, kau punya kado untuknya?" Lisa menyandarkan kepala, melihat atap kemudian menghela napas.
"Tidak"
"Kau tidak ingin beri dia kejutan?" Lisa merenung. Diam, tidak menjawab.
"Usia kalian sama. Tapi aku melihat sisi yang berbeda darimu, saat kalian sedang bersama" Lisa kembali memandangi Eddy.
"Aku merasa seperti.. Kau seorang kakak untuknya" Mendengar hal itu, membuat hati Lisa seketika pilu. Ia ingat saat ibunya terbaring di atas lantai, ada darah yang mengalir di kedua kakinya. Sejak usia lima belas tahun Lisa baru sadar jika waktu itu, ibunya tengah mengandung.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME · [JENLISA] E-BOOK
HorrorLalice sangat mengidolakan James Duke, seorang atlet baseball terkenal di dunia pada masanya. Ia mulai tertarik bermain baseball setelah itu dan mendalaminya sejak berusia tujuh tahun. Bill Williams, seorang ayah yang akan melakukan apapun demi put...