.
.Setelah berpikir selama lima menit, Jennie akhirnya terbangun. Segera memeriksa keadaan yang gelap, memerhatikan api di atas lilin itu meliuk-liuk. Tempat itu redup dan hangat. Kehadiran seseorang di sampingnya berhasil mengambil perhatian Jennie. Lantas ia segera menegak, memandangi punggung Lisa yang sudah di penuhi dengan urat-urat gelap.
Pemandangan itu tentunya membuat Jennie sangat terkejut. Sejak tadi ia tidak menyadari semua perubahan itu karena perut Lisa tertutup oleh perban dan ia terus berbaring.
"Lisa" Dengan suara lembutnya, Lisa langsung menoleh lalu mengambil semangkuk makanan yang diberi oleh Jackson tadi. Mereka kemudian duduk saling berhadapan, dengan sup daging yang berada di tengah-tengah.
"Makanlah, aku belum lapar" Lisa mengalah, lagi pula ia memang tidak merasa lapar saat ini. Tapi Jennie hanya menatapnya, seolah menyimpan pertanyaan besar.
"Ada apa? Mengapa menatapku seperti itu?" Lisa bertanya, sedikit mengangkat sudut bibirnya.
"Apa kau sudah terinfeksi?" Jennie menatap wajahnya lekat. Lisa kemudian menundukkan kepalanya. Menatap makanan dengan sendu.
"Aku akan pergi ke Ceylon Rose, kau harus pulang. Kembali ke Halton bersama yang lain"
"Kau belum menjawab pertanyaanku. Jangan mengalih pembicaraan. Sejak kapan, Lisa? Apa Eddy tahu dan kau merahasiakannya dariku?" Lisa kembali memandanginya, kedua matanya berbinar.
"Satu bulan yang lalu.." Jennie seketika menunduk, memandangi jari-jemarinya dengan serius. Kemudian Lisa mendekat dan memegangi tangannya. Membuat air mata Jennie seketika jatuh, mendarat di atas pergelangan tangan Lisa.
"Jennie.." Lisa memanggil lembut, Jennie tidak bisa mengontrol air matanya. Jennie menangis sunyi, namun sesekali terisak. Lisa tidak tahu bagaimana harus menenangkan Jennie. Tidak ada kalimat penenang yang terlintas di dalam kepalanya saat ini. Yang bisa Lisa lakukan hanya memegang tangannya, mendekat, menempelkan keningnya di atas kening Jennie. Tangan Lisa mulai membelai lembut wajah Jennie sambil menyeka air matanya.
"Itu berarti kau akan pergi? Kau juga akan menyusuli kedua orang tuaku dan Eddy?" Lisa lagi-lagi hanya diam, terus menghapus air mata Jennie setiap kali mengalir.
"Mengapa virus itu juga tidak menyerangku? Jika semua orang yang kumiliki akan pergi, aku juga ingin virus itu bersarang di dalam tubuhku.. aku tidak bisa melewati ini sendirian, rasanya aku tidak akan sanggup.." Ucapan Jennie mulai tidak jelas, ketika punggungnya kini sudah bergetar.
"Kau tidak akan melewati semuanya sendirian-,"
"Kau tidak boleh terinfeksi.. harusnya kau tidak terinfeksi!!" Jennie menyela, menatap Lisa sedikit tajam. Ia mulai takut kehilangan Lisa.
"Jennie.. dengar, aku tidak akan membiarkanmu bertahan sendirian.. aku janji akan membawa kau ke tempat yang aman, dan kau tidak perlu takut lagi di sana-,"
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME · [JENLISA] E-BOOK
HorrorLalice sangat mengidolakan James Duke, seorang atlet baseball terkenal di dunia pada masanya. Ia mulai tertarik bermain baseball setelah itu dan mendalaminya sejak berusia tujuh tahun. Bill Williams, seorang ayah yang akan melakukan apapun demi put...