Flashback, sepuluh tahun sebelumnya.
Di kaki Barat, matahari mulai begerak turun. Tapi langit masih terang, sinarnya masih hangat. Di dalam hutan, Jennie berjalan di atas setapak seorang diri. Entah Lisa pergi ke mana, gadis kucing itu seolah-olah tidak peduli. Hanya fokus mendekati semak yang gemersik sejak tadi. Langkah kakinya mengendap-endap. Tangan kanannya membawa tombak, mulai mengangkat saat langkah kaki Jennie hampir tiba di depan semak.
Bersiap, mengangkat tombak, menatap penuh yakin, kemudian...
SYUTTT!!
"DORR!!!" Lisa muncul dari balik semak, mengagetkan Jennie. Kemudian ia berkacak pinggang, tertawa besar. Tidak peduli tombak itu sudah berada di depan dadanya. Hampir tertusuk. Beruntung Jennie menahan.
"Apa yang kau lakukan?!" Jennie sebal, merengut wajah. Jantungnya masih berdebar-debar karena tersentak tadi.
"Kau terkejut, kan?" Sudah tahu, tapi masih bertanya, menyebalkan!. Jennie menjatuhkan tombak, menyilang tangan, tidak mau menatap Lisa. Kemudian keadaan di sana lengang, saat Lisa sudah menghentikan gelak tawanya. Padahal tidak ada yang lucu, pikir Jennie.
"Pergi sana! Jangan mengganguku. Ed bilang aku harus berhasil memburu kali ini" Jennie menegas, Lisa mana mau mendengarkan. Ia sudah mengambil tombak Jennie yang jatuh tadi.
"Kalau tidak bisa, lebih baik kau kembali ke Halton. Ambil kentang sebanyak-banyaknya. Berkebun saja"
"Tidak mau!" Jennie merampas kembali tombak itu, menjulurkan lidah ke arah Lisa. Kemudian membalik badan, lantas pergi.
Lisa mengerucut bibir, hanya menatap punggung Jennie yang menjauh.
Dua jam setelahnya, langit mulai menggelap. Suasana hutan berangsur mencekam. Udara dingin, khas petang hari. Lengang, Jennie sedang mengendap-endap menuju semak lagi. Di belakang, Lisa datang. Melihat Jennie tidak menyerah. Maka ia tersenyum, menunggu sampai akhirnya Jennie mengayun tombak. Tapi seketika tubuhnya melemas lagi. Jennie masih tidak berhasil membunuh seekor tupai. Tangannya kalah cepat dari sang tupai yang begitu gesit.
"Aku lelah! Mengapa berburu itu sulit!" Jennie berdecak, gusar.
Kryuuuukkk...
Jennie mengusap perut, menekuk bibir. Kemudian Lisa datang langsung mengambil tangan Jennie. Membawanya pergi tanpa sepatah kata. Tanpa bertanya, Jennie ikut berjalan di belakang Lisa, tidak tahu Lisa akan membawa dirinya ke mana.
Melewati pohon-pohon besar, dan ranting yang melintangi jalan. Di depan sana, Jennie mendengar suara ombak. Mulutnya seketika membuka lebar, ketika melihat hamparan laut yang begitu luas. Angin sepoi-sepoi langsung menyambutnya. Di sana, sudah ada sebuah tenda kerucut dan Eddy yang sedang mengurus hasil buruan. Tanpa mengucapkan apa-apa, Jennie berjalan menuju pinggir pantai. Meninggalkan Lisa di belakang.
Eddy sendiri yang menyiapkan perkemahan. Ia sudah mengumpulkan banyak kayu dan ranting untuk membuat perapian. Bukan tanpa alasan, sebab hari ini Eddy hendak merayakan ulang tahun Jennie dan Lisa di sana. Menghabiskan waktu semalaman di tepi pantai. Eddy tersenyum, saat melihat Jennie sudah bermain air di bibir pantai.
Lisa datang, langsung duduk di hadapan Eddy. Melihat dandang yang berisi kentang rebus. Menu makan mereka malam ini hanya, kentang rebus, dan Eddy akan membuatkan sup dengan potongan wortel beserta hasil buruan mereka.
"Di sini banyak ikann!!" Jennie menjerit dari sana. Langsung mendapat perhatian Lisa dan juga Eddy.
"Ikan? Sudah lama tidak makan ikan"
"Kalau mau, pergi tangkap" Lisa menoleh ke arah Eddy. Menerima tantangan itu, maka senyum seketika mengembang. Lisa bangkit, membuka jaket. Kemudian langsung menyusuli Jennie yang sudah lebih dulu basah. Sedang menangkap ikan dengan kedua tangannya. Lagi dan lagi, Jennie merasa sebal saat Lisa datang. Membuat rombongan ikan itu lari ketakutan. Hiss!!. Demikian decak sebalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME · [JENLISA] E-BOOK
HorrorLalice sangat mengidolakan James Duke, seorang atlet baseball terkenal di dunia pada masanya. Ia mulai tertarik bermain baseball setelah itu dan mendalaminya sejak berusia tujuh tahun. Bill Williams, seorang ayah yang akan melakukan apapun demi put...