Hold On To Me - 1

299 22 1
                                    

Semua harapan ku tidak ada gunanya lagi, keinginan ku untuk menikah dengan pria yang aku cintai tidak akan pernah terwujud sampai kapan pun. Aku sedih dan marah tapi aku tidak bisa menolaknya apalagi ini permintaan terakhir dari appa dan eomma.

Sebelum kepergian mereka, appa dan eomma sempat memintaku untuk menikah dengan anak dari sahabat mereka, awalnya aku menolak tetapi mereka terus memohon agar aku mau menyerahkan kehidupan ku kepada pria itu. Satu hal yang membuatku terkejut adalah aku sangat mengenali pria itu, aku tidak menyangka appa dan eomma sempat menjodohkan ku dengannya, dengan pria yang selama ini sudah aku anggap seperti oppa ku sendiri.

Mau tidak mau aku menyetujui permintaan mereka karena appa sempat mengatakan jika aku tidak menerimanya maka dia pergi dalam keadaan tidak tenang, aku tidak ingin hal itu terjadi maka dari itu aku menerima permintaan terakhir mereka.

Sudah hampir sebulan ini aku hidup seorang diri, aku tinggal di rumah peninggalan appa dan eomma, aku tidak ingin pergi dari sini karena hanya disinilah aku bisa tenang, apalagi di rumah ini sangat banyak kenangan ku dengan mereka.

"Appa, eomma, bogoshipo" ucap ku sambil meneteskan air mataku untuk yang kesekian kalinya.

"Yoona,," aku berbalik ketika mendengar suara itu. Dia adalah pria yang telah di jodohkan appa dan eomma untukku, orang tuanya juga menginginkan aku untuk menjadi menantu mereka.

"Ne oppa,," aku segera menghapus air mataku saat melihatnya duduk di sampingku.

"Menangis lagi?" tanya nya dan aku hanya diam. "Mau sampai kapan kamu seperti ini terus? Sudah satu bulan berlalu tapi kamu masih terus sedih seperti ini. Kamu harus sabar Yoong, jika kamu menangis orang tuamu pasti akan ikut sedih disana"

"Ne,,"

"Sudah jangan menangis lagi" ucap nya sambil menghapus air mataku. Dia selalu ada untukku, aku sudah menganggap nya seperti oppa ku sendiri, apa aku bisa menerimanya untuk menjadi suamiku?

"Ayo kita ke kantor" ajak nya. "Tapi jika kamu masih tidak enak badan kamu bisa cuti hari ini"

"Aniy aku akan ke kantor"

"Benar?"

"Ne oppa,,"

"Kajja"

Aku mengangguk sambil mengikuti langkahnya ke dalam mobil.

****

Saat di perjalanan dia terus menanyakan kondisiku. Seminggu yang lalu aku sempat masuk rumah sakit karena telat makan, semenjak kepergian appa dan eomma aku jadi semakin kurus dan seperti tidak terurus.

"Atau kita ke rumah sakit saja dulu untuk mengecek kondisi mu apa kamu benar-benar sudah boleh beraktivitas atau tidak"

"Tidak perlu oppa aku sudah baik-baik saja sekarang, tidak perlu khawatir lagi"

"Tapi aku tidak tenang Yoong" ujar nya dan aku tersenyum. Ia selalu begitu, setiap kali aku tidak enak badan dia selalu tampak sekhawatir ini.

"Kamu fokus menyetir saja oppa"

"Oh iya kamu sudah sarapan belum?" tanya nya dan aku menggeleng pelan. "Kita sarapan dulu ya"

"Ne,,"

Dia menghentikan mobilnya di depan restoran kesukaannya, setiap hari dia selalu mendatangi restoran ini untuk makan.

Tapi itu tidak menjadi alasan utamanya, dia memang sering makan di restoran ini tapi bukan karena dia benar-benar lapar melainkan pelayan di restoran ini.

Ya, salah satu pelayan di restoran ini adalah kekasihnya, kekasih Siwon oppa.

"Kamu mau pesan apa Yoong?"

Hold On To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang