8.A

5 1 0
                                    

Sudah satu minggu lebih aira berada di rumah, kini saatnya ia memulai kembali kegiatan di pesantren.tidak butuh waktu lama untuk sampai di pesantren An-Najah karena jarak dengan rumah aira terpaut cukup dekat. Mungkin hanya memerlukan waktu setengah jam jika dengan mobil.

Angel mengantarkan aira sampai di kamarnya, aira disambut hangat oleh teman-teman kamarnya termasuk amira.

"Assalamu'alaikum" Salam aira

"Wa'alaikum salam,.eh airaaaaaaaaaaa" Jawab amira kegirangan lalu menuju ke arah aira.

"Lama bener sih kamu kalau pulang, kangen tau" ~amira

"Hehehe,Masa?"~aira

" iya, aku tuh ngerasa sepi aja kalau nggak ada kamu, biasanya kalau pagi istiqomah bangunin kamu yang molor.nya minta ampun" Ucap amira polos. Angel menatap aira namun yang ditatap malah cengingisan.

"Kalau perlu disiram pakai air aja mbak, biar nggak jadi kebiasaan" ~angel

"jangan lah bun,.nanti kan basah semua kalau disiram" ~aira

"Ya nggak papa, yang pertama supaya kamu nggak males lagi kalau dibangunin, yang kedua supaya kamu sering-sering bersihin tempat tidur kamu" ~angel.(Tempat tidur di pesantren aira ini, hanya ada tiga kasur besar pada tiap kamar, satu kasur nya di huni 4 orang, bayangin sendiri aja yaa😉)

"Nggak udah pakai air juga kali, cukup digerak-gerakin agak keras tubuh aira, pasti udah bangun kok"~aira

"Terserah mbak-mbak.nya yang bangunin lah, kok kamu yang ngatur?" Goda angel

"Iya tau sih bun,.tapi bunda nggak usah kasih saran yang begitu juga"~aira

"Hmm,..bunda pulang dulu ya, jaga diri kamu baik-baik jangan sampai sakit lagi,.semoga ilmu yang kamu dapatkan bisa bermanfaat, khususnya untuk diri kamu sendiri" Pesan angel

"InsyaAllah bun, do'akan aira,.hati-hati di jalan ya bun, salam buat bang aril,." Ucap aira kemudian mencium punggung tangan angel, dan angel berjalan keluar dari kamar hafsha.

  👉👈👉👈👉👈👉👈👉👈👉👈👉👈👉👈

Tiga hari setelahnya, ketika selesai ngaji shubuh, Amira menuju ke lemarinya untuk mengambil sesuatu yang akan diberikan pada aira. Apakah itu? Yaaah sebuah surat dari santri putra.

"Untuk kamu" ~amira

"Dari siapa?"~aira

"Dari seseorang yang aku nggak boleh ngasih tau kamu" ~amira

"Siapa sih" ~aira

"Baca aja dulu" ~amira

Untuk kamu, Aira Azkya

Salam dari saya,..saya yang akan menunggumu.  :)

"Dari siapa sih am? Kok gini amat isinya" ~aira

"Dari seseorang, Aira..selamat ya, semoga cepat terungkap siapa pengirim surat itu, kalau kamu maksa aku untuk cerita siapa dia, maaf aku nggak bisa" Jelas amira lalu keluar meninggalkan Aira

"Amira kenapa sih,.ini juga,.misterius" Ucap Aira merasa ada yang janggal, kemudian ia menyusul amira, dan menyimpan suratnya di saku baju yang dipakainya.

Aira mendengar ada suara isakan dari dalam kamar mandi. Sudah pasti ada sesuatu yang amira sembunyikan dari gue. batin Aira

Flashback on (amira)

Seorang lelaki menghampiriku ketika aku berada di perbatasan santri. yang membuat degup jantungku berdetak lebih cepat. siapakah dia? Dia adalah seseorang yang aku simpan namanya dalam setiap sujudku. Ku kira dia menemui untuk mengucapkan kata yang selalu aku inginkan. Namun semua itu hanya lah mimpi ku saja untuk mendapatkan dia,. kenyataannya, dia menitipkan surat untuk sahabatku, dia juga bercerita awal mula dia mengagumi sahabatku..siapa lagi kalau bukan Aira. Ingin sekali rasanya aku menangis di tempat, tapi aku tau, itu hanya akan membuatku rendah.

"Amira" Panggilnya
"iya, ada apa?"
"Saya boleh menitip sesuatu?"
"iya, silahkan"

Kemudian dia mengeluarkan kertas origami berbentuk hati dan menyerahkannya padaku.

"Untuk teman kamu" Ucapnya sambil tersenyum.
"Temanku banyak"
"Teman yang biasanya sama kamu"
"Siapa? Tinggal sebut namanya" Ujarku pura-pura untuk tidak mengerti apa yang dikatakannya.
"Aira" Ucapnya pelan yang sudah ku tebak sebelumnya. Aku hanya mengangguk dan menerima titipan dia,.yaaa meskipun menggores hatiku.
"Entah kenapa, sejak awal dia kesini, sudah menarik perhatianku,.bukan karena dia anak orang kaya, bukan karena fisiknya, tapi karena kelakuannya yang sedikit dibilang nakal itu yang menarik aku untuk mengetahui dia yang sesungguhnya,.awalnya aku hanya ingin sekedar mengetahui dia, tapi lama-kelama'an aku mulai menautkan perasaaan yang selama ini belum aku tautkan pada siapapun selain dia..terimakasih ya untuk titipannya, maaf sudah merepotkan kamu,...oh iya, tolong jangan diberi tau dia siapa pengirim surat itu" Jelasnya yang hanya ku balas dengan anggukan kepala.
"Tolong kamu simpan dengan hati-hati ya, aku mau meneruskan catatan harian santri yang nakal" Ucapnya sambil tersenyum kemudian beralih ke tugasnya...entah harus bagaimana aku menyikapinya,.antara kecewa juga amanah,. Mungkin Allah tidak mengizinkan aku untuk tetap mencintai dia.. Biarkan saja hati ini terasa sakit, yang terpenting sekarang, aku harus memberikan amanah dia pada Aira..kemudian akan aku hapus nama dia dari hatiku dan ku utamakan nama Allah agar selalu memberiku yang terbaik.

Flashback off

Amira menghapus bekas air matanya, mengambil air wudhu, kemudian membenarkan letak kerudungnya, dan membuka pintu kamar mandi. Namun dia dikejutkan dengan kedatangan Aira di depan  pintu.

"Am,.lo habis nangis?" Tanya aira, amira hanya tersenyum
"Am, gue tanya lo"~aira
"Aku nggak kenapa-kenapa Aira, yuk ke kamar"~amira
"Nggak, lo jawab gue dulu, kenapa lo nangis" ~aira
"Aku udah bilang kan, aku nggak kenapa-kenapa, aira" ~amira
Aira tau apa yang amira rasakan kemudian memeluknya
"Gue tau lo sakit hati karena surat tadi kan?lo nggak bisa bohong sama gue soal cinta. Dulu gue juga sering ada diposisi kayak lo, sebagai perantara seseorang yang gue cinta sama teman gue,.lo nggak harus ngorbanin perasaan lo sendiri am..sekarang hapus air mata lo,.tenang saja, gue nggak akan ngganggu apalagi merebut hati lo, gue juga tau, apa yang harus gue laku.in" ~aira

Amira melepaskan pelukan Aira dan berkata

"Biarkan semua berlalu,ra..mungkin Allah belum mengabulkan permintaanku, mungkin Allah akan memberikan aku yang lebih baik lagi dari dia, dan mungkin Allah cemburu mendengar keluh kesahku tentang dia..sudahlah, aku akan mencoba melupakannya, nggak perlu kamu urusin hati aku, sekarang, aku ingin kamu membalas perasaan dia. Karena belum ada yang dia cinta selama ini selain kamu. Jangan ada lagi hati yang tergores ra, tolong kamu hargi perjuangan dia. Soal aku,.biarkan saja,.hargai dia ra, aku akan selalu mendukungmu" ~amira

"Enggak am,.gue juga nggak mau disebut sebagai orang ketiga sama hati gue.."

"Baiklah, itu hak kamu,.tapi tolong ra, hargai perjuangan dia, gue takut lo nanti yang kena karma.nya"

"Am, tolong jangan sakiti diri lo"~aira

"Nggak papa ra, lebih baik aku tau dari sekarang, dari pada aku tau kamu diam-diam bersama dia di saat aku sudah sangat mencintainya...tolong hargai dia,..demi aku, sahabatmu"~amira

"Am, ajari gue untuk setegar lo" ~aira

"Hahaha,Apa'an sih ra minta ajarin segala" ~amira

"Maaf ya, am" ~aira

"Minta maaf buat apaan? Udahlah, aku udah nggak kenapa-kenapa, sekarang ke kamar yuk, aku laper, mau makan jajan" Ucap amira lalu berjalan ke kamarnya sambil menarik tangan Aira.

"Gue bingung harus ngapain, lo terlalu baik untuk gue, am,.sampai lo rela memberikan perasaan yang selama ini lo simpan pada gue." Batin Aira.












Dear Aira~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang