6.A

4 2 4
                                    

02:40

"Aira, ayo bangun,.sholat tahajud" ~amira

"Hmmmm" ~aira

"Ayo,..ntar dimarahin mbak kepribadatan lagi" ~amira

"iya, gue bangun" Ujar Aira tak bersemangat

"Tumben sih lo lemes kayak gini" ~amira

"Nggak, gue nggak kenapa-kenapa" ~aira
Amira yang merasa ada yang tidak beres pun menyentuh kening Aira kemudian pipi dan tangan.

"Badan kamu panas, ra" ~amira

"Apa sih, orang gue nggak papa,..gue siap-siap dulu, tungguin gue, awas kalau lo tinggal" ~aira

"iya,.tapi kamu serius masih kuat kan? Kalau kamu nggak kuat, bilang aja,.biar istirahat, nggak ikut kegiatan dulu" ~amira

"Gue nggak apa-apa am,." Ujar Aira kemudian menuju kamar mandi.

10 menit kemudian

"Yok berangkat" Ajak aira yang diangguki amira

Ketika sampai dimasjid, mereka berdua berpapasan dengan bu nyai dan sungkem pada beliau.

"Assalamu'alaikum ibu" Salam amira.

"Wa'alaikum salam wa rahmah" Jawab bu nyai.

Perlu kalian ketahui ya,. bahwa bu nyai disana berbeda dengan bu nyai pada umumnya..biasa.nya para santri dari pesantren lain memanggil dengan sebutan bu nyai atau umi, tapi di pesantren An-Najah, beliau tidak ingin dipanggil santrinya dengan sebutan seperti tadi, melainkan "ibu",.harapan beliau supaya semua santri lebih akrab dengannya.

Disaat Aira selesai sungkem sama bu nyai, bu nyai berbicara

" Lho, kok badanmu panas nduk? istirahat saja dikamar, sementara jangan ikut kegiatan dulu" ~bu nyai

"Mboten bu, selagi saya masih kuat, saya akan terus mengikuti kegiatan disini" ~aira

"Kamu yakin nduk? Ya sudah tidak apa-apa,.tapi kalau sudah tidak kuat matur dateng amira nggih" Pesan bu nyai sambil tersenyum ramah

"Nggih bu" ~aira

"Ya sudah, ayo masuk" Ajak bu nyai, Aira dan amira mengangguk dan mengikuti bu nyai dari belakang.
Semua santriwati yang melihat kehadiran bu nyai langsung memberikan salam pada beliau dan bersungkem padanya karena itu sudah menjadi tradisi semua santri.

👉👈👉👈👉👈👉👈👉👈👉👈👉👈👉👈

Dikelas

Kriiiiiingggg kriiiiiiingg kriiiiiiinnngggg

Bel istirahat pertama berbunyi

Amira menyentuh kembali kening aira, karena dirasa aira masih panas.

"Ra, panas kamu semakin tinggi" ~amira.

"Gue nggak kenapa-kenapa am, minggir ah tangan lo, gue mau ngisi jawaban" ~aira

"Istirahat aja ya ra,." ~amira

"No" ~aira

"Kalau gitu aku beli'in roti sama teh hangat"~amira

" Terserah lo" ~aira

Kemudian amira beranjak ke kantin untuk membelikan aira roti dan teh hangat. Memang sifat amira dan aira sangat bertolak belakang, aira sangat keras sedangkan amira sangat lembut,aira yang bandel ketika ia lemah berbeda dengan amira yang penurut ketika ia lemah.namun, dibalik sifat aira yang keras, ada air yang mengalir dari pelupuk matanya ketika ia dikecewakan oleh seseorang, apalagi seseorang yang sangat berarti untuknya.

Dear Aira~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang