Life is a journey, gak heran banyak gronjalan.
"Liat deh Cowoknya cool ceweknya hot, pasti anaknya dispenser." -theathoughtss
"Belajarlah hidup dari bulu ketek bang, walaupun selalu sesek karena kehimpit dia tetep tegar dan semangat buat tumbuh." -t...
"Jadi lo ngajak makan cuma buat bilang lo gak suka sama Tara? Ya lo ngapain bilangnya ke gue bejoo." Seunghyun menunjukkan raut wajah santai sebagai respon dari pernyataan Jiyong, sembari menyantap mie instan yang mereka beli di warung pinggir jalan dan dibawa ke taman atas ide dari Seunghyun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kebetulan di taman mereka duduk sekarang terdapat beberapa meja dengan banyak kursi sehingga Seunghyun sangat nyaman menikmati mienya dengan banyak posisi duduk.
"Gue bingung bilangnya mau kayak gimana, kalo adeklo nangis gimana, nanti lo ngatain gue bego trus leher gue lo gorok. Lo kan diem-diem nyeremin." Sebenarnya Jiyong ingin sekali mem-bego-begokan Seunghyun, hanya saja dia merasa tidak sopan memaki-maki lansia.
"Adek gue gak sealay mantan-mantan lo, ngeliat gue jatoh nyunsep sampai patah tulang gara-gara dia, dia masih ketawa ketiwi, padahal Donghae yang gak ngapa-ngapain nangis."
"Kalo gue sih juga pasti ketawa."
"Sini-sini lo gue colok pake garpu!" belum sempat Seunghyun melayangkan aksinya, seorang wanita cantik baik wajahnya maupun caranya berpakaiannya datang menghampiri mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Panggil saja dia Ellene, wanita yang sering kali menjadi topik pembicaraan antara Jiyong dan Doyoung. Tidak banyak orang yang dengan mudah bisa bertemu dengan sepupu Doyoung ini, karena sifatnya yang terlalu jual mahal.
"Oh hai.." sapa nya kepada Jiyong dan Seunghyun.
"Hai, sendiri?" tanya Jiyong basa-basi untuk membuka topik, sedangkan Seunghyun hanya acuh dan memilih menikmati Mie nya.
Ini adalah pertemuan pertama mereka setelah Jiyong mati-matian untuk membuat Ellene mau bertemu dengan nya. Bahkan Jiyong sampai menawarkan diri untuk menjemputnya dan datang ke tempat yang Ellene inginkan, tapi Ellene menolaknya tegas. Dari sini terlihat bagaimana seorang Jiyong sangat tertarik dengan Ellene.
Pertanyaan Jiyong tadi hanya dijawab anggukan singkat oleh Ellene. Mereka berbincang-bincang cukup lama, tapi tidak ada yang menarik dari perbincangan mereka. Sementara itu Jiyong merasa bahwa hanya dia yang lelah mencari topik apa lagi dengan respon singkat dari Ellene.
