"Iya aneh banget,""Lo yang aneh, harusnya lo tuh bersyukur bego cafenya rame."
"Heh, asal lo tau aja ya, mau cafe rame, sepi bangkrut, Kak Jidong gabakalan miskin."
"Rame juga, gaji gue tetep sama (˘̩╭╮˘̩)" melas Tara.
Dari pagi tadi Tara dan Varel tidak henti-hentinya berdebat pasal cafe Jiyong yang tiba-tiba saja sangat ramai akhir-akhir ini. Memang harusnya sebagai pekerja disana Tara bersyukur karena cafe yang ramai, tapi menurut Tara cafe yang sudah ada sejak lama ini tidak pernah seramai setelah dia bekerja disana.
"Kayak mereka itu dibayar buat bikin gue capek kerja, trus resign."
"Kurang kerjaan banget,"
"Iya bener kan?" Tara merasa cukup bangga Varel setuju dengan perkataan tidak jelasnya.
"Bener, disaat ada orang yang lebih OKE dari lo, kenapa harus lo?"
"Sapi."
Tara mendesah pelan kemudian mendongakkan kepalanya menatap langit-langit kelasnya. Pikiran-pikiran tentang ramainya cafe itu terus memenuhi otaknya. Begitupun dengan Varel yang tampak acuh, tapi sebenarnya ia juga sedang berfikir.
tuing!
Satu pesan singkat dari Jiyong membuyarkan lamunannya.
Tara kemudian bergegas keluar dari kelasnya menuju kantin untuk menemui Jiyong, seperti perintah yang tertulis di pesan singkat itu.
"Ra!" Jiyong melambaikan tangan menyuruh Tara untuk segera duduk disampingnya. Pada salah satu meja di pojok kantin.
"Tumben banget gak sama kambing?" tanya Tara menyadari Jiyong tidak bersama Seunghyun.
"Lagi meet up sama si betina."
"Pantes.. Lui kayak orang kesetanan tadi." mereka akhirnya memesan makanan lalu mengobrol cukup lama.
Sejak Tara memberikan polaroid hari itu, hubungannya dengan Jiyong semakin erat saja. Jiyong menjadi lebih sering mengajaknya kemana-mana, mengajak makan, bahkan mengajak nya main catur walaupun keduanya sama-sama tak paham dengan konsep permainannya.
"Nanti temenin belanja bulanan, buat cafe"
"Kalimat ajakan apa kalimat perintah?"
"Dua-duanya."
"Gamaw"
"Gue pecat."
"Pecat aja."
"Oke. Pergi sana."
"Baso kemarin sekalian bayarin ya kak, thanks!"
Gatau diri.
~
"Cookies and cream milkshake nya dua."
"Ara– eh Tara kemana kak?" lanjut Varel setelah memesan dua minuman untuknya dan Jungkook di cafe Jiyong, tempat Tara bekerja.
"Kenapa pada nyariin Tara sih– IYA EMANG CUMAN TARA YANG KERJA DISINI GUE MAH RELAWAN DOANG!!" teriak Riri frustasi, membuat semua pandangan pelanggan cafe terfokus padanya. Tak terkecuali Jungkook yang segera menghampiri pacarnya karena khawatir.
"Emang siapa aja yang nyariin Tara?"
"Itu mak lampir yang bawa gayung," Riri menunjuk dengan dagunya ke arah Jua dan teman-temannya yang sedang melakukan prakarya dengan media gayung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey
Teen FictionLife is a journey, gak heran banyak gronjalan. "Liat deh Cowoknya cool ceweknya hot, pasti anaknya dispenser." -theathoughtss "Belajarlah hidup dari bulu ketek bang, walaupun selalu sesek karena kehimpit dia tetep tegar dan semangat buat tumbuh." -t...