0.3 Sebuah Korelasi Rasa

10 4 1
                                    

"𝑀𝓊𝓃𝑔𝓀𝒾𝓃 𝓉𝒶𝓃𝓅𝒶 𝓀𝒾𝓉𝒶 𝓈𝒶𝒹𝒶𝓇𝒾, 𝒶𝓀𝒶𝓃 𝓈𝑒𝓁𝒶𝓁𝓊 𝒶𝒹𝒶 𝓈𝒶𝓉𝓊 𝑜𝓇𝒶𝓃𝑔 𝓎𝒶𝓃𝑔 𝓈𝑒𝓃𝒶𝓃𝓉𝒾𝒶𝓈𝒶 𝓂𝑒𝓂𝓅𝑒𝓇𝒽𝒶𝓉𝒾𝓀𝒶𝓃 𝒹𝒶𝓃 𝓈𝑒𝓁𝒶𝓁𝓊 𝒷𝑒𝓇𝓊𝓈𝒶𝒽𝒶 𝓂𝑒𝓃𝒿𝒶𝑔𝒶 𝓀𝒾𝓉𝒶."

~~~

"Pagi guys," sapa gadis itu kepada Meira, Dhea, dan Arsa yang sedang sibuk memainkan ponsel masing-masing.

Meira yang mendengar sapaan itu seketika beranjak dari duduknya. "Kana!" Gadis itu berteriak dan langsung memeluk Kana.

"Lepasin bego! Gue kecekik!!" jerit Kana.

Meira langsung melepas pelukannya. "Hehe sorry, soalnya gue excited ngeliat lo."

"Excited-excited, udah kayak ngeliat hujan duit aja lo," sahut Arsa dengan matanya yang masih menatap layar ponsel.

"Dih! Asal lo tau aja, Kan ... waktu lo pingsan kemarin, yang paling heboh si Arsa," terang Meira yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Arsa.

"Ya pasti gue heboh lah! Kalo Kana pingsan otomatis traktiran ga jadi!" protes Arsa.

Kana mengelus dadanya dramatis. "Isi otak lo kayaknya cuman makanan doang ya, Sa."

"Oh jelas," jawab Arsa, kemudian mengalihkan pandangannya kembali kearah ponselnya.

Dhea meletakkan ponselnya diatas meja. "Eh Kan," panggil Dhea.

"Hm," sahut Kana, lalu menatap Dhea balik.

"Gue baru nyadar ... lo ga pake dasi?" tanya Dhea, karena sedari tadi, Kana memang tidak memakai dasi.

"Iya lah, kan hari Selasa jadwalnya emang ga pake dasi,"

"eh tapi ... kok tadi gue liat semua murid pada pake dasi?" lanjut Kana, dirinya merasa heran.

"Astaga Kana! Hari ini kan ada pengecekan kelengkapan atribut!" pekik Dhea.

Arsa meletakkan ponselnya keatas meja, kemudian menoleh kearah Kana. "Jangan bilang lo gatau pengumuman kemarin?"

"Pengumuman apaan? Kan kemarin gue pingsan bego!"

Meira menepuk jidatnya. "Astaga gue lupa ngasih tau lo ... sorry."

"Gapapa Mei, lagian ga dihukum juga kan?"

"Dihukum lah! Kan yang meriksa guru BK hahahaha." Arsa tertawa terbahak-bahak.

"LAH ANJIR TERUS GUE GIMANA DONG!?"

Arsa mengangkat bahunya acuh. "Gatau."

"Selamat menikmati hukuman," kekeh Arsa lagi, lalu ia menjulurkan lidahnya kearah Kana.

"Eh tol-"

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Kana dikejutkan dengan tubuh guru BK yang tahu-tahu sudah masuk ke dalam kelas.

"Selamat pagi anak-anak," sapa guru BK bernama Bu Rasni kepada murid kelas sepuluh MIPA dua.

"Pagi Bu," sahut anak kelas serempak.

"Kalian tidak lupa kan ... jika hari ini akan ada pemeriksaan kelengkapan atribut?"

"Tidak Bu," jawab anak kelas bersamaan.

Bu Rasni mengangguk. "Bagus."

"Apa kalian sudah tahu, hukuman yang akan diberikan kepada murid yang tidak memakai atribut lengkap?"

ALAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang