0.5 Jalanan kota Malang

11 4 0
                                        

Come on ... give me vote and comment, then I will give you love♡

Recommended song for part 0.5 :
•Blue Jeans - Gangga Kusuma•

~~~

Sudah hampir setengah jam Kana berdiri disini, namun laki-laki itu masih tidak menunjukkan batang hidungnya.

Kana berdecak sebal, lalu mengetikkan pesan kepada Alam.

Kanala:
Kak, lo di mana sih?

Kana terus menggerakkan kakinya, meminimalisir agar kaki gadis itu tidak akan kesemutan karena terlalu lama berdiri.

"Kalo sampe lima menit ga ngebalas, fiks gue pulang!" putus Kana.

Lima menit sudah berlalu, Kana sudah ancang-ancang akan pergi dari sana. Namun, Kana menghentikan langkahnya saat ponsel yang berada di genggamannya bergetar.

Tembok:
|Ruang jurnalistik

Kanala:
Ga usah bercanda deh|
Gue barusan di sana hampir setengah jam|


Tembok:
|Emang udah cek ke dalam?

Pupil matanya membesar, gadis itu mematikan ponsel, dan langsung membuka pintu ruang jurnalistik yang ternyata tidak di kunci.

Kana membuka pintu lebar, di sana terpampang dengan jelas seorang laki-laki yang memakai jaket hitam kulit, tengah duduk di depan layar laptop dengan beberapa tumpukan kertas di atas meja.

Laki-laki itu menatap tajam ke arah Kana yang masih berdiri di depan pintu. "Masuk."

Kana mengerjapkan matanya sesaat. Tersadar, kemudian ia menutup pintu dan berjalan masuk mendekat pada Alam yang sedang berkutat dengan laptopnya.

"Kakak sejak kapan di sini?" tanya Kana, dirinya masih keheranan.

"Satu jam yang lalu," sahut Alam, masih fokus pada layar laptopnya.

"Oh ya? Gue barusan berdiri di depan hampir setengah jam nungguin Kakak."

Tangan laki-laki itu bergerak mengambil lembaran kertas. "Gue tau."

Mata gadis itu melotot. "Loh, kenapa ga manggil gue?"

"Males," jawab Alam secara singkat, padat, dan dingin.

"Harusnya kakak manggil gue dong! Tau gini, tadi gue langsung masuk aja. Ga usah capek-capek berdiri di luar." Gadis itu terus mengomeli laki-laki di depannya yang menurutnya sangat menyebalkan. Sedangkan, yang diomeli tidak memberikan respon yang sesuai ataupun pembelaan.

"Udah?" Alam menatap gadis di depannya dengan tatapan datar.

"Lo mau sampai kapan berdiri di situ?"

Kana menatap Alam balik. "Ceritanya, nyuruh gue duduk nih?"

"Emang lo mau berdiri? Ya sudah, silahkan."

Mendengar ucapan laki-laki itu, Kana langsung duduk di kursi sebelahnya.

Kalau bukan karena kakinya yang sudah capek berdiri gara-gara tadi, pastinya Kana akan lebih memilih berdiri saja, dibandingkan duduk di sebelah laki-laki tembok ini.

Tanpa basa-basi, Alam langsung menggeser laptopnya ke depan Kana. "Tugas lo, masukin semua data di kertas ini ke dalam laptop."

Gadis itu membelakakan matanya. "Kak, ini banyak banget loh!"

ALAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang