0.6 SBIPA vs REGAINS

22 4 0
                                        

To siders :

To siders :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hehe😋

~~~~


"Ayo cepetan!" ucap Kana tidak sabar.

"Sabar napa! Dikit lagi gue selesai." Meira masih mengoleskan liptint berwarna merah muda di bibirnya.

"Nah, udah cakep tuh. Ayo dong!" Tanpa aba-aba, gadis itu langsung menarik pergelangan tangan Meira untuk segera keluar dari kelas, menuju lapangan basket di sekolah mereka.

"Kana! Gue belum make bedak!" Meira berusaha melepaskan cekalan Kana dari pergelangan tangannya. Tapi sayang, temannya itu malah semakin memperkuat cekalannya.

Sekarang Meira sudah seperti kambing yang ditarik secara paksa oleh majikannya.

"Gitu aja, udah cantik banget." Kana meyakinkan temannya itu.

"Lo ga boong, kan?" Meira memastikan ucapan temannya itu. Mana mungkin ia mau terlihat kucel saat di lapangan nanti. Apalagi hari ini akan diadakan turnamen basket antar jurusan.

Makanya sedari tadi Kana, temannya itu, tidak sabaran untuk segera menuju lapangan.

Kata gadis itu sih, dia mau liat pujaan hatinya yang ikut bertanding hari ini.

Tidak lama, mereka berdua sudah sampai di area lapangan. Benar saja, di sana sudah banyak siswa yang memenuhi tribun. Untung saja masih tersisa empat kursi kosong.

Tanpa basa-basi, mereka berdua langsung mendaratkan pantatnya di sana, sebelum keduluan sama orang lain.

Suasana seketika langsung gaduh saat para pemain basket dari perwakilan tiap jurusan mulai memasuki lapangan.

Terdengar sorak sorai dari para siswa dan siswi yang terus menyorakkan nama SBIPA dan REGAINS.

Karena merasa tidak pernah mendengar nama tersebut, Kana memutuskan untuk bertanya kepada Meira yang sejak tadi sibuk merapikan rambutnya.

"Mei, SBIPA sama REGAINS tuh siapa sih? Kok anak-anak yang lain nyorakin nama mereka berdua?"

Meira langsung tercengang, bagaimana bisa temannya ini tidak mengetahui kedua nama itu?

"Lo serius ga tau?" tanya gadis yang memiliki poni itu.

Kana merotasikan bola matanya. "Kalo gue tau, gue ga bakal nanya," sahutnya ketus.

Meira berpikir. "Iya juga ya."

Kana mengusap wajahnya frustasi, salah apa dirinya dulu. Bisa-bisanya dapat teman modelan seperti Meira ini.

"Hadeh ... kasih tau gue cepet!" ucap gadis itu jengah.

Meira menghirup udara dalam-dalam, lalu mulai menjelaskan pada teman kudetnya ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang