18 x 18

1.4K 176 15
                                    








"Sekali lagi saya mohon maafnya, Tuan Yang"

Jungwon menundukan kepalanya lesu.

Keluar bersama Jay dari dalam Ruangan pemilik Apartemetnya yang terbakar.

Niat Jungwon datang untuk meminta bantuan- menanyakan.

Apakah ada Unit yang bisa di tempatinya. Tetapi beliau menjawab tidak.

Semua sudah penuh, Dan meminta Jungwon sebaiknya mencari di tempat lain.
Uang Pembelian Apartement di kembalikan setengah, sebagai bentuk permintaan maaf.
Jungwon sih tidak masalah akan kerugian yang dia alamai. Toh itu merupakan kecelakaan .

Yang sekarang menjadi masalahnya-beban pikirannya ialah...

Dia harus mencari Apartment yang baru- diaman?

Jungwon kebingungan, sama sekali tak mengerti akan hal-hal semacam ini.

Tidak tau caranya- terlalu ribet  , Bertele-tele.
Menguras emosi- di tambah lagi...... Yang Jungwon itu merupakan anak yang sedikit tak menyukai berinteraksi dengan orang asing.

Sifat dingin , muka datarnya yang tak bersahabat akan secara alamiah menguar tanpa bisa di sadari nya.

Hah-!




"Jungwon!''

Ini sudah yang ke tiga kalinya Jay memanggil Jungwon. Namun anak itu tak kunjung merespon. Sebab terlalau sibuk dengan pemikirannya yang kebingungan. Bercabang.

Keduanya sedang berada di sebuah kafe Coffie .Tadi didalam perjalan acara 'mencari Apartement' baru untuk Jungwon. Jay mengajaknya untuk mampir sebentar di Kafe Coffie langgaannya.

Seorang pria dewasa yang bernama kim Mingyu tadi menyapa mereka dengan ramah:Pemilik Kafe sekaligus Paman dari pihak Ibu Jay.

Jungwon berkenalan tadi ngomong-ngomong.

Tersentak, Jungwon mendongak" Y-ya? Kau memanggilku?'' Tanyanya dengan nada pelan. Di seberangnya.Jay Mengangguk.

"Dari tadi- kau sedang memikirkan apa? Sampai melamun seperti itu?"

Terdengar desahan frustasi Jungwon di seberang sana. Anak itu menyandarkan punggunya kesadaran kursi dan mantap Jay dengan tatapan lelahnya.

Seharian berkeling- mengunjungi bayak tempat:Mencari Apartment baru . Namun tak ada satu pun yang cocok untuk seorang Yang Jungwon tempati.

Alasannya sih sangat simple:

Kadang Letaknya terlalu jauhlah dari Kampus, Terlalau Mahal dengan Fasilitas yang minim:Pendapat Jay.

Terlalu kecil, Dan letaknya juga di kawasan yang rawan akan bahaya: Jay merasa sangat Khawatir. Hingga memutuskan dengan sepihak. Dan bodohnya Jungwon hanya menurut.

Berakhir duduk disini kebingungan. Hari sudah semakin sore dan besok mereka harus kembali ke SMA Nation Engene High School.

Dan sialnya sampai saat ini Mereka belum mendapatkan Apartement yang layak untuk di tempati oleh Jungwon.

"Sekarang bagaimana?" Jungwon dengan bibirnya yang melengkung kebawah bertanya pada Jay.

"Apakah aku Telpon Kakek saja ya? Supaya bisa membantuku mencari Apartement yang baru - yang layak dan juga aman?''

Kedua mata serupa kucing melas itu berkedip-kedip. Entah disadarinya atau tidak. Yang Jungwon kini tengah bertingkah layaknya bocah: Bocah yang lugu nan juga polos. Persis seperti bocah yang dahulu Jay kenal dimasa lalunya: Yang Juan kecil- Teman semasa kecilnya di Jepang.

Jay terdiam di tempatnya.  

" Jay...apa yang harus ku lakukan sekarang! ???"Jungwon merengek, dan mengusak surai coklatnya dengan kasar. Menunduk dengan dahi yang menyatu keatas meja.











Jay. Anak itu terdiam cukup lama. Merasakan Dejavu. Dadanya berdesir hangat.

Hingga berselang beberap detik kemudian, Jay tersadar. Pemuda Park itu menatap pada Jungwon yang masih menundukan kepalanya.





"Kau tau .. partementku cukup besar aku bisa membereskan gudang untuk dijadikan kamar tambahan, jika kau mau ...

Kau bisa tinggal-"

Jay tidak tau , mengapa pemikiran untuk mengajak Jungwon tinggal bersama dengannya bisa muncul di benaknya. Dan secara mulusnya terlontar dari mulutnya begitu saja.

Jay tak merasa menyesal, Pemuda Park itu bahkan kini tengah mengembangkan senyum yang meneduhkan. Membuat Jungwon melongo tak percaya menatapnya.

Benarkah Ini Jay Park yang sama?

Yang selalu bersikap dingin, cuek dan menyebalkan. Anti kaum Gay. Dan sekarang menawarinya untuk tinggal bersamanya yang Notabenya merupakan bagian dari Kaum yang di bencinya?!

(Menurut Jay)


"A-apa.. Kau baru saja menawariku untuk tinggal bersamamu? Jay?"

Anggukan kepala di berikan. Yang sukses membuat Jungwon semakin menganga tak percaya.

"Kau jangan bercanda.." Dahinya mengerut " Kau lupa ya? Aku kan ' Gay' Bagian orang yang kau benci.

Kau tidak takut " Jungwon mendengus kesal. Secara reflex. Ketika menyebut kata 'Gay' yang di rujukan untuk dirinya itu.

Huh ~

"Tidak. Aku tidak takut....karena......


aku mempercayaimu"

Perkataan Jay tadi, berhasil membuat Jungwon terdiam dengan bibir yang terkatup rapat.

Hatinya berdesir hangat, Matanya berkaca-kaca.

Jungwon merasa sangat terharu dengan kata- Yang baru saja Jay lontarkan.


Aku mempercayaimu-



Jungwon merasa Jay - Jongseong Hyung-nya seperti telah kembali kepadanya. 


Benarkah itu?


Dan bisakah Jungwon berharap ? Kalau sosok pemuda Tampan di depannya benar-benar Jongseong Hyungnya yang dulu?























Sampai jumpa di Next Chapter
😘

-ON TRACK- [JAYWON] Ver☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang