Pagi ini Maya sudah siap dengan seragam yang rapi,rambut yang dikuncir satu,dan seperti biasa ia hanya berpenampilan sederhana. Ia turun ke bawah melihat kedua orang tuanya sedang sarapan dan bercanda tawa tanpa kehadiran anaknya.Satria pun mulai bergabung di dalam meja makan itu. Orang tuanya menyambut Satria dengan baik tapi tidak dengan Satria yang hanya menampilkan wajah datarnya.
Maya pun akhirnya mulai ikut bergabung. Yang menyambut nya hanyalah senyum Satria dan sikap dingin orang tuanya.
"Maya mau makan apa hm?" tanya Satria.
"Dasar anak manja,cih," ucap bundanya berdecih.
"Ngga usah,bang. Maya ambil sendiri aja," ucap Maya.
Setelah itu Maya mengambil sepotong roti dan selai coklat. Ia pun makan tanpa suara, begitu pula yang lainnya.
Selesai sarapan Maya dan Satria pamit ke sekolah.
"Bun,Maya berangkat,ya," ucapnya lalu menyalimi tangan bundanya.
"Ya,jangan bikin malu keluarga lagi," peringat budanya.
Setelah nya Maya keluar bersama dengan Satria yang telah menunggu di dalam mobil. Lalu Maya naik ke dalam mobil itu dan Satria pun melajukan mobilnya.
Sesampainya di sekolah mereka berdua menjadi pusat perhatian. Aidan dan Vero sudah menunggu di parkiran Vero dengan wajah genitnya dan Aidan dengan wajah datarnya. Maya mengikuti arah jalan Satria saja.
"Masuk duluan,dek. Nanti kamu telat," ucap Satria.
"Iya,bang. Maya masuk dulu,ya. Kak Maya pamit ya," pamitnya kepada Aidan dan Vero.
"Iya,cantik," balas Vero.
"Dan,bunuh Vero," perintah Satria.
Aidan hanya tertawa tipis.
•••
Di dalam kelas semua memandang kearah Maya. Mereka masih tidak percaya jika Maya lah adik dari Satria.
"Heh,lo beneran adik kandungnya kan?!" sentak Aurel,ia masih tidak percaya dengan kejadian kemarin.
"Terserah," jawab Maya datar.
Perubahan sikapnya membuat semua orang terkejut. Bagaimana bisa Maya yang penyabar bisa menjadi dingin seperti itu?.
"Lo jangan bohong!" sentak Aurel lagi.
"Lo kurang kerjaan nanyain gue? Ngaca lo sendirii aja masih diragukan anak keluarga lo apa bukan," ucapan Maya sontak membuat seisi kelas kaget.
Memang benar adanya jika yang dikatakan Maya itu seratus persen sangat benar. Aurel masih diragukan ia anak keluarganya atau bukan. Masalahnya sifat Aurel dan sopan santunnya tidak mencerminkan seperti dari keluarga berada. Wajah Aurel pun tidak mirip dengan kedua orangtuanya.
"Gilak lo!" setelahnya Aurel pergi keluar kelas diikuti oleh Dinda.
Banyak bisik-bisik tentang Maya. Ada yang membicarakan soal ia adalah adiknya Satria ada pula yang membicarakan soal sikapnya. Sebenarnya ia terlalu takut untuk mengucapkan kata-kata tadi. Namun,ia tak selamanya harus takut ada masanya ia akan mulai berani.
•••
Saat jam istirahat berbunyi Maya keluar kelas dengan gaya coolnya. Tidak ada lagi wajah cupunya. Yang ada hanya wajah cantik pucat namun alami dan wajah datar juga sikapnya yang mulai dingin.
Kaum Adam yang dulunya mencaci maki Maya sekarang malah terpukau akan kecantikan nya. Penampilan nya memang sama namun aura nya sudah berbeda.
Saat Maya berpapasan dengan Aurel ia melihat mata Aurel yang sembam sepertinya akibat menangis. Aurel memandang Maya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Maya berusaha bodo amat dan tetap melanjutkan jalannya.
Saat memasuki kantin pun semua memandang ke arahnya. Ia mencari meja abangnya,namun ia memesan makanan terlebih dahulu.
Setelah menemukan meja abangnya ia pun duduk bergabung bersama Satria,Vero,dan Aidan. Mereka berempat menjadi pusat perhatian.
"Jangan liatin kita!" sentak Maya dengan tatapan tajamnya.
Semua sangat terkejut, walaupun begitu mereka tetap mengikuti perintah Maya dan fokus melanjutkan makannya.
"Dek?" panggil Satria.
"Iya?"
"Kenapa berubah?" tanya Satria.
"Ga berubah kok,bang. Maya cuma ngerubah sikap Maya sama orang yang memang harus Maya cuekin," jelas Maya.
Lantas semua yang ada di meja itu mengangguk mantap mendengar penjelasan Maya.
Setelah Maya selesaii makan ia pun berpamitan kepada abangnya dan temannya untuk masuk ke kelas terlebih dahulu.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Luka & Aku Bisa
Teen FictionTantangan Menulis Bersama Anggara Reswara Literation Nama Peserta: AnggunFariyanti Tema: Bullying "Selalu mengerti tanpa dimengerti" Penggalan satu kalimat cocok untuk kehidupan Maya. Dimana ia hanya memiliki kakanya untuk bersandar,tak menutup kemu...