Siang ini udara sangat panas sekali,para murid semuanya berhamburan keluar kelas untuk membeli minuman dingin dan makanan. Maya keluar kelas dengan wajah cueknya berjalan santai tanpa menghiraukan bisikan-bisikan para siswa-siswi yang membicarakan nya.
Sebelum ke kantin ia terlebih dahulu masuk ke toilet. Setelah menyelesaikan hajatnya ia pun keluar mencuci tangan di wastafel. Namun,Aurel dan Dinda datang dengan selembar kertas ditangannya.
Aurel melempar kan kertas itu kepada Maya. Maya hanya diam menunggu penjelasan selanjutnya.
"Baca! Gue itu anak kandung dari kedua orang tua gue!" ucap Aurel menggebu-gebu.
"Oh,sorry ga peduli," balas Maya lalu pergi keluar toilet.
"Gilak tu anak songong banget sekarang," ucap Dinda.
"Ah,udah lah ayok keluar!" ucap Aurel masih emosi.
Lain dengan Aurel,Maya memasuki kantin dan memesan makanan. Ia duduk di bangku paling pojok yang katanya bangku itu milik sekelompok badboy di sekolah itu. Maya tidak peduli toh hanya meja itu saja yang kosong.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya makanan Maya pun datang. Ia memakannya dengan tenang. Namun,semua itu sirna saat gebrakan meja tepat di depan Maya.
Uhuk uhuk uhuk
Maya pun mengambil minumnya dan menatap 3 badboy ini dengan wajah datar.
"Berani-beraninya lo duduk di sini!" sentak salah lelaki di sebelah kanan yang name tag nya bernama 'Dimas'.
"Punya bapak,lo? Bukan kan? Jadi gausa ngelarang," balas Maya.
"Lo anak cupu yang sekarang menjelma jadi adiknya Satria,kan?" tanya lelaki di tengan yang bernama 'Galang'.
"Menjelma? Gue emang adiknya asal lo tau," balas Maya dengan tatapan meremehkan.
"Ku kira cupu, ternyata suhu," ucap lelaki disebelah kiri bernama 'Bagas'.
"Nilai orang kok dari cover?" tanya Maya lalu setelah itu ia pergi dari kantin itu.
Namun sebelum benar-benar pergi Maya sempat mengucapkan sesuatu, "Kalo kalian selalu menilai seseorang dari covernya maka kalian tidak akan menemukan kebenaran nya," setelahnya Maya benar benar pergi dari kantin itu.
Sebelumnya tidak ada yang pernah berani melawan 3 badboy itu. Baru kali ini ada yang berani menasehati dan menjawab pertanyaan badboy itu.
"Gila tuh cewe ternyata suhu," ucap Dimas.
"Kata-kata dia ada benernya juga," ucap Bagas.
"Mau makan atau tetep mau ngerumpi?" tanya Galang jengah.
"Makan,lah!" ucap Dimas sewot.
"Santai,Bego!" jawab Galang.
Akhirnya mereka pun memesan makanan.
•••
Setelah pulang sekolah Maya menyempatkan diri untuk mencari lowongan pekerjaan. Uangnya sudah menipis dan tidak mungkin juga jika ia meminta kepada kedua orangtuanya,pasti ia akan terkena amukan.
Saat menelusuri jalan ia menemukan cafe yang membuka lowongan pekerjaan. Ia pun segera masuk dan bertanya pada pekerja disana. Ia masih disuruh untuk menunggu bos pemilik cafe itu.
Setelah lama menunggu akhirnya si pemilik cafe datang. Ternyata pemilik nya adalah laki-laki sekitar umur 20 tahunan yang sukses di bidang usahanya ini. Laki-laki muda nan tampan yang sudah sukses di usia muda.
"Permisi,pak," sapa Maya.
"Iya? Ada apa,dek?" tanya bos tersebut.
Ternyata pemilik cafe ini sangat ramah dan dermawan. Patut saja usahanya selalu lancar.
"Saya ingin melamar pekerjaan. Apa masih ada lowongan,pak?" tanya Maya.
"Mari ikut ke ruangan saya," ajak pak bos itu.
Maya pun mengikuti laki-laki muda tersebut ke dalam ruangannya. Disana Maya menyerahkan apa yang seharusnya diserahkan saat melamar pekerjaan.
"Apa ini tidak akan mengganggu aktivitas belajar mu?" tanya laki-laki itu
"Tidak masalah,pak. Saya masih bisa membagi waktu saya," ucap Maya.
"Oh ya perkenalkan nama saya Bara. Panggil kak Bara saja saya masih muda." Bara terkekeh diikuti dengan senyum Maya.
"Iya,kak Bara," ucap Maya.
Hati Bara menghangat saat mendengar panggilan dari Maya. Seaakan teringat oleh sosok adiknya yang telah lama meninggal.
"Kamu boleh bekerja mulai besok dari puku tiga sore sampai jam sembilan malam," ucap Bara.
"Terima kasih,kak. Maya pamit dulu," pamit Maya.
Setelah nya Maya pun pamit keluar dengan wajah berseri-seri. Ia sangat senang akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan.
_______________________________________
Terima kasih
Jangan lupa vote

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Luka & Aku Bisa
Fiksi RemajaTantangan Menulis Bersama Anggara Reswara Literation Nama Peserta: AnggunFariyanti Tema: Bullying "Selalu mengerti tanpa dimengerti" Penggalan satu kalimat cocok untuk kehidupan Maya. Dimana ia hanya memiliki kakanya untuk bersandar,tak menutup kemu...