Hai guys gimana kabarnya? Baik baik ajah dong. Ada yang penasaran gak nih sama cerita kelanjutannnya. Jangan lupa kritik dan saran
Oh yah vote sebanyak banyaknya.
"Pada akhirnya rencana hanyalah rencana takdir lah yang kembali membawa kita balik pada titik yang sebenarnya"
****
Hari itu, semua kesedihan Ceysa hilang. Ia melihat Xavier dari kejauhan tampa berpikir panjang ia berlari sembari merenggangkan tangan.
"Hey.. Jangan lari lari nanti kamu jatuh loh!!" ucap Xavier sembari memeluk erat tubuh Ceysa.
"Ssttt,, diam aku mau nangis di sini dulu. Ini tempat ternyaman aku" ucap Ceysa sembari menunjuk dada Xavier.
"Iya iya dada aku indah kan makanya kamu suka" ucap Xavier.
"Hemm.. Iya aku bisa denger detak jantung kamu itu artinya kamu masih sama aku" ucap Ceysa.
Mereka berpelukan cukup lama semua mata melihat kejadian epic itu. Abila dan pengawal hanya melihat sembari tersenyum.
"Maaf pak, ini sudah hampir 30 menit nanti bisa di lanjutin lagi sekarang kita masuk ke mobil dulu yah" ucap Abila membuat Xavier dan Ceysa kaget.
"Hemm masa sih udah 30 menit ajah yah! Ayo Ceysa cantik ku kita makan dulu yah" ucap Xavier sembari menggenggam tangan Ceysa dan berjalan menuju mobil.
***
Keesokan harinya, Xavier datang ke rumah Ceysa untuk membicarakan beberapa hal.
Tok..tokk..
"Assalamualaikum,, ini aku Xavier tante" ucap Xavier.
"Bibi tolong bukain pintu yah aku mau ganti baju bentar!" ucap Ceysa.
"Baik non" balas Bibi.
Bibi pun berjalan cepat menuju pintu masuk. Saat ia membuka pintu ia mendapati Xavier sedang berdiri dengan senyum lebar.
"Mari masuk den, den Xavier mukanya bahagia banget yah?" ucap Bibi.
"Hehhe iya bi. Tante sama Ceysa mana?" tanya Xavier.
"Non Ceysa sama ibuk masih di atas den saya panggilin yah?" ucap Bibi.
"Loh Xavier di sini toh" ucap Mamah.
"Heheh iya tante ada yang mau aku omongin" ucap Xavier.
"Oh yah tunggu bentar yah!. Ceysa masih di atas" Ucap Mamah.
"Hai,, Ceysa datang. Hehe lama yah" ucap Ceysa sembari menuruni tangga.
"Woww.... Kamu kok cantik banget sih" ujar Xavier.
"Apaan sih gombal deh kamu. Mamah lihatin nih si Xavier nakal" Ucap Ceysa.
"Lah emang bener kamu cantik banget. Hehhehe" ucap Mamah.
***
Setelah berjam berjam berbicara banyak hal termasuk perihal lamaran Xavier untuk Ceysa yang akan di adakan dalam beberapa waktu kedepan.
"Kamu serius mau nikahin aku?" tanya Ceysa.
"Yah seriuslah! emang tampang ganteng gini pernah nipu kamu" tanya Xavier.
"Hehhe biasa ajah dong aku kan nanya doang oppa" ucap Ceysa.
"Wah apa oppa?... Akhirnya aku bisa di panggil gitu. Ntar mas ojun mu cemburu loh" ucap Xavier sembari tersenyum.
"Heheh apaan sih kamu! Heheh mas ojun pasti sedih aku tinggal nikah" ucap Ceysa.
"Biarin ajah dia sedih lagian kamu milik aku okey. Atau gak ntar pas udah ada foto pernikahan kita kirim ajah di mas ojun mu itu" ucap Xavier.
Hari itu dan beberapa minggu kedepan mereka sibuk menyiapkan acara pernikahan.
***
Tringg...tringg..
"Hallo Ley, jangan lupa datang yah undangan buat kamu aku titip di pos satpam" ucap Ceysa.
"Hallo Cey, heheh iya selamat ya ntar aku ambil" ucap Leysa.
"Yaudah aku tutup dulu yah aku buru buru. See you Ley" ucapan Ceysa.
Tut...tut...tut...
"Ceeeyyyysaaaaa!!!" teriak Abila dan Gretha bersama.
"Hey,, jangan teriak teriak gak enak di lihat orang" ucap Ceysa.
"Heheh iya iya tau nih sih Abila suaranya kek toa mesjid" ucap Gretha.
"Ihh apaan sih lu yang teriak duluan yah jangan aneh aneh" ucap Abila.
"Ada apa ini ribut ribut kalian mau berantem pas lagi kayak gini" ucap Xavier dari jauh sembari menghampiri mereka.
"Eh pak Xavier,, maaf pak oh yah semua pegawal untuk hari lamaran, akad nikah, sama resepsi sudah saya siapkan" ucap Abila.
"Heheh saya bercanda astaga. Kerja bagus. Saya ke sana dulu yah sayang" ucap Xavier.
"Hehhe iya Xav" ujar Ceysa.
***
Malam itu, Abila sedang menyiapkan beberapa gaun yang akan ia kenakan di pernikahan Ceysa. Tiba tiba handphonenya berbunyi.
"Hallo Bil, ini aku Miko" ucap Miko
"Hallo, iya Mik aku tau kok. Ada apa?" tanya Abila.
"Gini pas acara pernikahannya pak Xavier sama Buk Ceysa kamu datangkan?" ujar Miko.
"Yaiyalah masa enggak yang satu bos aku yang satu lagi sahabat aku" ucap Abila.
"Yaudah kamu mau gak kesana bareng aku?" ucap Miko.
"Serius! Tapi kenapa tiba tiba sih" ucap Abila dengan nada tinggi padahal di dalam hatinya bergejolak.
"Heheh gak mendadak kok kan acaranya kan masih minggu depan" ucap Miko.
Abila dan Miko meneruskan pembicaraan tampa sadar jam menunjukkan 23.35 artinya sudah tengah malam.
"Bil,, gimana menurut kamu cerita aku? bener kan?" tanya Miko.
"Hemmm" jawab Abila
"Udah ngantuk yah, heheh yaudah tidur ajah aku biarin yah sampai besok telpon nya. Bil, aku suka sama kamu dari zaman SMA dulu tapi kamu gak bisa ngelihat itu yah. Aku gak bakal sia siain kesempatan ini buat dekatin kamu. Good night jangan gampang di dapatin yah biar kamu lihat aku berjuang." ucap Miko.
Tampa di sadari saat Abila tertidur pipinya tidak sengaja menyentuh tombol rekam jadi semua perkataan Miko di rekam dengan jelas.
***
"Ini yang merah atau yang pink yah yang bagus sayang" ucap Gretha.
"Mana ajah bagus kalau baby yang pakai" ucap El.
"Ihh mulai deh gombal. Serius ini loh" ucap Gretha.
"Heheh aku serius lo semuanya bagus kalau kamu yang pakai" ucap El.
"Oh yah. Seneng yah Xavier sama Ceysa udah mau nikah ajah. Tapi.. Kita yang udah bertahun tahun pacaran belum nikah!" ucap Gretha dengan wajah sedih.
"Hey baby! masih ajah bahas itu tenang kita pasti nikah kok aku janji" ucap El sembari memeluk Gretha dari belakang.
Tringg....tringg....
"Sayang hp kamu bunyi" ucap El.
"Oh iya bentar.. Hah Mamah" ucap Gretha kaget.
"Ayo di angkat dulu siapa tau penting" ucap El. Gretha pun menjawab telpon itu.
"Hallo Mah,, apa kabar?" ucap Gretha.
"Hallo Gret,, cepatan ke rumah sakit Papah mu serangan jantung" ucap Mamah
Gretha dan El yang mendengar itu mereka pun berlari keluar butik dan menaikin motor dengan sangat terburu buru.
***
Sesampainya di rumah sakit, Gretha dan El berlari sangat cepat menuju meja resepsionis. Setelah bertanya kepada suster akhirnya mereka mendapati kamar Papahnya.
"Kamar nomor berapa sayang" ucap Gretha dengan nafas yang memburu.
"Kamar anggrek nomor 5" ucap El.
Mereka pun berlari mencari lorong demi lorong dimana letak kamar anggrek.
"Itu sayang anggrek nomor 5 paling ujung" ucap El.
Gretha pun berlari dan ketika ia membuka pintu ia melihat sesuatu yang hampir membuat lututnya tak bisa menopah tubuhnya lagi.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelabu Hati ( Tamat )
Teen Fiction"Kamu maukan nikah sama saya?" tanya Xavier "Tidak mau kamu jahat ninggalin saya sendirian" jawab Ceysa dengan muka cemberut "Uluh uluh jangan gitu dong. Kamu juga nakal" balas Xavier sembari memeluk pinggang Ceysa. Banyak yang di alami dalam hidup...
