Chapter 10

2.2K 296 38
                                    

Vote & Comment 🗯️

.

.

.

Kyungsoo tertegun. Ulang tahunnya yang kedua puluh lima sebentar lagi. Kenapa Chanyeol bisa mengetahui detail hari ulang tahunnya? Kyungsoo tertarik, tetapi dia akan memuaskan Chanyeol kalau dia mengikuti Chanyeol untuk berbicara dengannya. Jangan-jangan memang itu tujuan Chanyeol, supaya dia tidak berhujan-hujanan dan mengikuti Chanyeol.

"Nanti aku akan menyusulmu kalau aku sudah puas disini." Api menyala di mata Chanyeol, dan tampak jelas lelaki itu mencoba menahan diri,

"Terserah, nanti temui aku di ruang kerjaku," suaranya lebih seperti geraman, kemudian membalikkan badan dengan marah.

.

.

.

Setelah puas menikmati hujan, Kyungsoo masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian dan makan malam. Dia sengaja tidak menemui Chanyeol, lagipula sepertinya lelaki tadi hanya asal bicara ketika bilang ingin berbicara tentang hari ulang tahunnya. Dan Kyungsoo tidak yakin kalau Chanyeol akan menunggunya. Lelaki itu sepertinya sangat sibuk dan punya banyak urusan.

"Kenapa kau tidak menemuiku di ruang kerjaku?", suara di kegelapan itu mengagetkan Kyungsoo. Dia menajamkan matanya dan melihat Chanyeol duduk di sana, di keremangan kamarnya.

"Kenapa kau masuk ke kamarku tanpa izin?," Kyungsoo berteriak kaget, tangannya meraba-raba saklar lampu di dinding, berusaha menghilangkan kegelapan yang menyelubungi Chanyeol, karena lelaki itu tampak lebih menyeramkan di antara cahaya yang remang-remang.

Kyungsoo berhasil menyalakan lampu dan cahaya itu langsung menyelubungi Chanyeol. Lelaki itu duduk di sofanya, dengan santai, hanya memakai piyama sutera warna hitam dan disebelah tangannya memegang gelas minuman. Kyungsoo melirik ke botol brendy yang entah berasal dari mana, yang sepertinya sudah dituang Chanyeol selama menunggunya. Apakah lelaki itu mabuk? Jantung Kyungsoo mulai berdegup. Dalam keadaan sadar saja emosi Chanyeol sangat tidak mudah ditebak, apalagi dalam kondisi mabuk.

"Apa yang kau lakukan disini Chanyeol?"

Chanyeol mendengus dan menatap Kyungsoo dengan tajam, "Kau pikir apa? Aku menunggumu di ruang kerjaku dan kemudian menyadari bahwa kau, dengan kepalamu yang keras kepala itu memutuskan untuk melawanku."

Kyungsoo mundur ke belakang, melirik pintu putih itu, dan berusaha sedekat mungkin di sana, sehingga ketika Chanyeol bertindak di luar batas dia bisa segera melarikan diri.

Chanyeol tersenyum melihat tingkah Kyungsoo,

"Kau seperti kelinci ketakutan lagi Kyungsoo, apakah kau takut aku akan melakukan sesuatu yang kejam? Seperti mencampurkan obat di minumanmu, atau... melemparkanmu dari balkon lagi?," Chanyeol menyeringai, meletakkan gelasnya dan berdiri, makin lama makin mendekati Kyungsoo.

"Apakah kau mabuk Chanyeol?," Kyungsoo melirik ke arah pintu, hanya butuh beberapa detik kalau Kyungsoo ingin melarikan diri dari Chanyeol. Dia pasti bisa melakukannya.

"Park Chanyeol tidak pernah mabuk," Chanyeol melangkah mendekat dengan tenang, seperti singa yang mengendap endap mengincar mangsanya. "Dan kau.... Seharusnya kau mendengarkan apa yang kuperintahkan, Kyungsoo."

Kyungsoo tahu di situlah titiknya. Di situlah titik Chanyeol kehilangan kesabarannya, karena itulah Kyungsoo langsung melompat dan mencoba melarikan diri ke pintu. Dia berhasil membuka pintu itu sedikit, sebelum dengan gerakan lebih cepat dan tanpa suara, Chanyeol sudah ada dibelakangnya, mendorong pintu itu menutup kembali sebelum sempat terbuka.

Sleep With The Devil - END [ Chansoo GS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang