Chapter 17

2.6K 328 47
                                    

Vote & Comment 🗯️

.

.

.

Entah berapa jam proses operasi yang menyiksa itu dan Chanyeol duduk di sana dengan seluruh tubuh menegang dan tersiksa. Sehun masih menungguinya di sana, sementara Irene sudah berpamitan, karena puteranya membutuhkannya. Irene bilang akan kembali besok pagi.

Lalu terdengar tangis bayi. Tangis bayi yang sangat kuat dan keras, seakan memompa seluruh udara yang ada ke dalam paru-parunya.

Chanyeol terkesiap dan saling berpandangan dengan Sehun, tubuhnya makin menegang. Apakah itu suara anaknya?

Tiba-tiba lampu menyala hijau, dan seorang perawat keluar, memanggilnya, "Tuan Park."

Chanyeol diajak masuk ke ruangan dalam di bagian ruang persiapan operasi, yang menjadi pembatas antara ruang tunggu dengan ruang operasi,

"Ini Putra anda Tuan Park, kami menunjukkannya sebelum dia dibawa ke kamar bayi."

Bayi itu menangis begitu keras, seolah-olah memprotes kenapa dia direnggut dari kehangatan yang nyaman di perut ibundanya ke dunia yang penuh marabahaya ini.

Chanyeol mengamati bayi itu dengan takjub, mahluk kecil tak berdaya itu, yang selama ini tumbuh di perut Kyungsoo, darah dagingnya, yang tumbuh dari percintaannya dengan Kyungsoo. Makhluk itu begitu tak berdaya, dan ingatan bahwa Chanyeol memusuhinya dulu terasa begitu konyol.

Anak laki-laki ini anaknya. Buah cintanya dengan Kyungsoo. Perawat itu menunjukkan alat kelamin bayi itu, anak laki-laki yang sehat. Dan wajahnya itu, yang bahkan sudah menunjukkan kemiripannya dengan seluruh keturunan Keluarga Park, lalu membawa sang bayi ke ruangan khusus.

Sejenak Chanyeol masih tertegun di sana, lalu teringat kepada Kyungsoo... Kyungsoo.. bagaimana istrinya?

"Suster," Chanyeol memanggil suster itu, berusaha agar tidak terdengar panik, "Bagaimana dengan istri saya?"

Suster itu melirik ke ruang operasi, "Masih belum sadar tuan, kondisinya cukup stabil meskipun kita tidak tahu apa yang akan terjadi waktu-waktu mendatang, Anda bisa menengoknya nanti ketika dia sudah dipindah dari ruangan operasi ke ruangan iccu." Lalu suster itu pergi meninggalkannya, memaksanya menunggu ke dalam ketidakpastian yang menyiksa lagi.

Kalau dulu, Chanyeol pasti akan membentak, memaksa, menggunakan cara kasar agar bisa dituruti kemauannya. Dia ingin melihat Kyungsoo segera! Kenapa para dokter tidak becus itu begitu lama menanganinya???

Tetapi Chanyeol menahan dirinya. Tidak. Mereka sedang menyelamatkan Kyungsoo. Dia tidak boleh mengganggu mereka, karena nyawa Kyungsoo taruhannya.

.

.

.

Ruangan iccu itu sepi, hanya ada Kyungsoo dan suara detak jantungnya yang dimonitor. Kyungsoo masih belum sadarkan diri, dan menurut penjelasan dokter tadi, kondisinya masih belum lepas dari kritis.

Chanyeol duduk di sana, di samping ranjang Kyungsoo, mengamati wajah Kyungsoo yang terbaring pucat pasi. Dia pernah mengalami ini sebelumnya dan ternyata Dyona tidak pernah terbangun lagi. Akankah Kyungsoo melakukan hal yang sama pada dirinya?

"Kau tidak boleh meninggalkanku Kyungsoo," Chanyeol menggeram parau, "Kau tidak boleh meninggalkanku sebelum aku mengizinkanmu, putra kita menunggu di sana, ingin disusui. Jadi kau harus bangun dan menyusuinya, membantunya tumbuh menjadi anak yang sehat.. yang..," suara Chanyeol tertelan, menyadari bahwa dia sudah berkata-kata terlalu banyak.

Sleep With The Devil - END [ Chansoo GS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang