***
"Bulan pulang!" teriaknya, membuat suaranya menggelegar dalam ruangan.
Plakk
Satu tangan menepuk bibirnya, membuat gadis itu tersenyum lebar seraya menggaruk kepalanya tak gatal.
"Kebiasaan! Anak gadis gak boleh teriak- teriak gitu! Ucapin salam kek, bukan teriak kayak orang utan!" tegur papa-nya pada anak gadisnya.
"Hehe, maaf pa," ucap Bulan dengan cengirannya.
"Lain kali jangan gitu. Gimana kalo nanti ada tamu, terus liat kamu teriak-teriak gitu?" ujar papa-nya.
"Iya, Bulan janji deh gak bakal gitu lagi. Maaf ya pa," kata Bulan dengan cemberut.
Gadis itu masuk ke dalam rumah, lalu naik anak tangga satu persatu.
Ia membuka knop pintu kamarnya, menutup kembali pintu kamarnya, lalu berjalan menuju kasurnya setelah meletakkan tasnya ke atas kursi.
"Huahh.. Mimpi apa gue bisa ketemu cogan. Wajahnya itu loh, arghh.., ganteng banget sih?!" teriaknya prustasi .
"Maa.. Bulan pengen punya pacar kayak dia!" teriaknya didalam kamar.
Ia melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi karena ia merasa tubuhnya lengket.
Lima belas menit berlalu. Kini, ia sudah memakai baju tidurnya yang bergambar beruang, padahal ini baru jam tiga sore.
"Seger nya mandi," ujarnya yang menyisir rambutnya menggunakan sisir rambut.
"Duh, laper," ucapnya seraya mengelus perutnya yang keroncongan.
"Eh iya!! Cilokku!" pekiknya yang langsung berlari keluar kamar dan menuruni anak tangga satu persatu dengan tergesa-gesa.
"Pa!"
"Pa!"
Teriaknya yang mencari sosok papa-nya.
"Ada apa sih Bulan? Kamu teriak-teriak gak jelas," tegur mama-nya yang baru saja keluar dari toilet dapur.
"Papa mana ma?" tanya Bulan
"Ngga tau," ucap mamanya.
"Cilok Bulan mana?" tanyanya.
"Oh.. Itu, ada di atas meja," ujar mama-nya.
Gadis itu langsung ngebecir menuju dapur. Ia melihat ciloknya ada diatas meja, ia langsung mengambil ciloknya dan memakannya sambil berjalan.
Ia menaikki tangga, naik ke lantai atas menuju kamarnya.
"Duh, enak banget sih ciloknya," ujarnya yang sedang menikmati cilok itu.
Gadis itu membuka pintunya, masuk ke dalam dan tak lupaa menutup kembali pintu kamarnya.
Ia duduk di kursi meja belajar nya yang masih menyantap cilok itu.
"Masih ada gak ya susunya," ucap Bulan, lalu melangkahkan kakinya menuju lemari pendingin di dalam kamarnya.
Lemari pendingin memang ada di dalam kamarnya, agar dia bisa menyimpan segala macam makanan seperti: snack, coklat dan susu.
Ia membuka lemari pendingin itu dan menampilkan berbagai macam isinya, gadis itu mendesah kecewa kalau susu tidak ada di dalam lemari pendinginnya itu. Terpaksa ia mengambil Sprite rasa lemon, lalu menutup kembali lemari pendingin mini nya itu.
Gadis itu melangkahkan kakinya menuju kursi belajarnya, duduk di kursi itu lalu membuka kaleng Sprite, meneguk minuman itu hingga setengah.
"Ahh.. Seger nya," ujarnya yang habis meminum Sprite itu.
Gadis itu kembali minum minuman kaleng itu hingga habis, lalu melemparnya ke kotak sampah. Tepat pada sasaran, kaleng tersebut masuk dalam kotak sampah itu.
"Oh iya, hape gue!" pekiknya.
Gadis itu melangkahkan kakinya menuju lantai bawah.
"Pa!" teriaknya yang masih berada di tangga.
"Papa!" teriaknya dengan menuruni anak tangga tergesa-gesa.
"Kenapa?" sahut papa-nya.
"Papa ada dimana?" gadis itu kembali berteriak mencari sosok papa-nya.
"Disini," sahut papa-nya lagi yang enggan memberitahu keberadaannya.
Akhirnya, gadis itu menemukan sosok papa-nya, ia menghampiri papa-nya yang sedang duduk sambil baca koran.
"Hape Bulan pa," ujar Bulan seraya menyodorkan telapak tangannya ke papa-nya.
"Cari aja di laci nakas kamar," ujar papa-nya yang masih fokus terhadap koran itu.
Gadis itu langsung berlari menuju kamar papa-nya, membuka pintu, lalu menghampiri laci nakas yang dimaksud papa-nya.
Ia mengambil ponselnya yang ada di laci nakas bagian atas itu, menekan tombol power, namun ponselnya tak menyala.
"Haduh, pasti ngga pernah di charger nih sama papa," ujarnya yang langsung menutup laci nakas tersebut, lalu keluar dari kamar orang-tuanya itu.
Ia kembali menaiki tangga itu dengan tergesa-gesa, membuka pintu kamarnya, lalu men-charger ponselnya itu.
Gadis itu bernafas lega ketika ponselnya hidup, dan meletakkan ponselnya di atas meja.
"Pasti banyak banget notifikasi nih," gumamnya.
Jangan lupa Vote 🌟
Jaga kesehatan kalian ya🌛
See you 👋🏻❤
Tertanda
🌙 Allisya Shaenette
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan (HIATUS)
Novela Juvenil(REVISI SETELAH END) ☺ ⚠ ADA SEDIKIT KATA-KATA KASAR ⚠ 🚫 DON'T PLAGIAT!! 🚫 Gadis Blasteran yang bernama Bulan yang sangat menyukai cowok yang bernama Bintang Melviano yang memiliki sifat dingin dan cuek. Bulan adalah gadis yang ceria, cerewet, m...